Cara Mengelola THR
Memasuki bulan Ramadan hari ke 10 saat mamih mengetik tulisan ini, memang mamih sudah menyisikan pendapatan yang mamih miliki dari hasil ngeblog dan ngevlog, kalau untuk kebutuhan mamih sudah bisa menutupi keperluan hari raya nanti, karena mamih gak terlalu riweh memikirkan ketimpringan baju, tas, sepatu, hordeng baru, yang terpenting ada dana untuk orang tua juga ponakan.
1. Tentukan prioritas kebutuhan hari raya Saat menentukan prioritas ini mamih biasanya mengurung diri di kamar, kadang ditemani Babam juga yang asik membongkar motor listriknya. Selanjutnya mamih ambil sebuah note atau buku catatan dan dituliskan semuanya. Penentu utama adalah mamih mudik atau enggak ?? ini sih yang akan mengambil mungkin sebagian dana THR. Kalau mudik langsung saja tuliskan keperluan akomodasi, mulai dari cek kendaraan kalau pakai kendaraan pribadi, cek harga tiket, bensin, tol, makanan, dan pengeluaran penting saat perjalanan mudik juga selama liburan di kampung halaman.
Kalau enggak mudik, karena saudara juga banyak tersebar di Jabodetabek jadi jangan takut pasti mamih keluar rumah juga untuk silahturahmi, intinya hampir sama sperti cek kendaraan, harga angkutan umum, serta akomodasi selama keliling silahturahmi di Jabodetabek.
Setelah prioritas akomodasi, tentukan lagi untuk dana yang akan dibagikan kepada orang tua juga ponakan tersayang. Biasanya mamih pisah-pisahkan di amplop agar tidak tercecer, selanjutnya adalah mempersiapkan makanan, mulai dari kue dan makanan berat. Kalau kue mamih beli seperlunya saja tidak berlebihan karena di semua rumah rata-rata menyediakan kue juga, ditambah makanan berat yang diperkirakan seberapa banyak tamu yang akan datang.
Akomodasi, salam tempel, dan makanan sudah aman baru mamih bisa memikirkan apakah perlu membeli pakaian, sepatu dan hal perintilan lainnya.
2. Tabung dan Investasi Kebutuhan setiap keluarga atau setiap orang memang sangat berbeda-beda terlebih dengan lapisan gaya hidup yang bisa dibilang gak bisa disamaratakan. Jadi berapapun THR atau seberapa besar kebutuhan akan habis aja kalau tidak dikelola. Kaya misalnya mamih nih, biasanya beli coklat telor yang isi mainan tiap kali ke mini market, sekarang sudah berangsur berkurang dan bukan menjadi kebutuhan lagi uangnya ntas bisa disisipkan untuk di tabung perharinya. Setelah sebulan baru mamih alokasikan untung tabungan yang resmi dan terdaftar.
Mungkin 10ribu rupiah atau 20ribu rupiah perhari belajar menghemat dan memangkas yang hanya memanjakan mata saja, padahal kalau di beli pun juga gak perlu-pelu banget. Tiba-tiba mendapatkan THR langsung deh sekian untuk ditabung dan sekian untuk menyisihkan investasi, karena investasi yang dikepala mamih bayangkan sebuah modal usaha yang dimulai dari usia produktif, walaupun udah lewat kepala 3 niat untuk menjadi wirausaha tetap berakar. Tinggal nanti aplikasinya saja kira-kira usaha appa yang berjangka lama dan bermanfaat.
Kumpulkan uang dulu yang penting nanti akan terlintas ide-ide baru dan segar bila dana investasinya sudah mulai menjadi kaki bukit dan membukit, yap walaupun belum menggunung karena menjadi wirausaha juga perlu ilmu dari ninja hattori, mendaki gunung lewati lembah, hahah. Jadi tidak hanya kesiapan investasi modal tetapai juga ilmu, dan mental. Sejumlah investasi juga tidak hanya berbentuk materi tetapi juga ilmu-ilmu pelatihan atau formal yang ingin ditambahkan.
3. Dana Darurat Cara mengelola THR bila tidak ada kebutuhan yang mendesak diluar kebutuhan hari raya dan tabungan, boleh juga disimpan untuk dana darurat. Agar tidak terpakai langsung ubah bentuk uang yang dimiliki menjadi emas atau logam mulai yang bisa dijual kembali dengan taksiran yang tidak menyusut.
Kalau orang tua mamih, atau Ibu biasanya membeli logam emas langsung untuk kepentingan mendesak, contohnya membantu biaya rumah sakit saudara pada waktu itu, agar langsung di tangani Ibu memberikan jaminan agar pasien langsung cepat ditindak lanjuti. Mamih sih memang belum bisa cus membeli logam mulai dengan berat yang besar tapi sekarang juga bisa dialokasikan dengan biaya yang sedikit demi sedikit Membantu banget bagi masyarakat atau orang-orang yang ingin menabung untuk keperluan mendesak.
4. Bersedekah Rejeki yang diterima semata-mata bukan milik pribadi karena tentu saja semua datangnya dari Allah yang memberikan umatnya rejeki dan telah diatur oleh-Nya. Dengan begitu mamih menyisihkan juga untuk bersedekah, selain uang bisa juga mengumpulkan barang-barang yang masih layak pakai. Mamih juga beberapa kali melihat intagram blogger juga selebgram yang mengadakan bazar murah pakaian prelovednya dengan harga murah dan dananya disumbangkan. Ide kreatif tersebut juga bisa loh ditiru, positif dan bermanfaat juga untuk orang banyak.
Sebagai Ibu apalagi yang harus peka pada perintilan keuangan dan menjaga stabilitas rumah tangga, justru merupakan tempat haring bersama dengan pasangan dalam mengelol keuangan. Ide-ide dalam perencanaan keuangan bisa didiskusikan, palagi sebagai seorang blogger yang sering mengikuti talkshow dalam merencanakan keuangan sebaiknya juga bisa melakukan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Mamih sering sekali diskusi dan biasanya papih bilang terserah, yang menurut mamih bagus ya jalani. Tapi itu jadinya kaya bukan sharing yak, hahaha minimal pasangan juga tahu apa yang dilakukan ketika ada yang sedikit boros bisa sama-sama mengerem tanpa terjadi persinggungan satu sama lain.
Berhemat ini juga upaya menyederhanakan gaya hidup, dan bukan berarti pelit kaya contohnya kaos Babam yang udah terlihat udelnya yah dibelikan lagi yang lebih besar, mejaga pakaian agar tidak cepat rusak agar pada saat tidak muat lagi masih layak untuk diberikan kepada orang lain. Mamih juga menjaga agar tidak latah ikut-ikutan beli skin care ABCD-Z yang belum tentu cocok, atau beli makanan ABCD-Z yang hanya bikin makin tambah ngemil dan berlemak wakakaka.
Sumber