Miris, Takjil Pun Ditempeli Label #2019GantiPresiden Nodai Kesucian Ramadhan



Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat dan berkah, dibulan ini tiap ibadah yang dilakukan dan dikerjakan akan memperoleh ganjaran pahala yang sangat besar, oleh sebab itu dibulan yang penuh rahmat ini kita semua berlomba-lomba dalam beribadah dan berbuat kebajikan. Tak hanya ibadah puasa yang dijalani dibulan suci ini, kebaikan demi kebaikanpun nampak terlihat dibanyak tempat, baik itu tempat ibadah seperti musholla dan masjid maupun ditempat-tempat lain seperti dipinggir jalan Ibu Kota saat ini banyak sekali kita jumpai pembagian Ta'jil atau makanan pembuka atau pembatal puasa secara gratis.

Ta'jil yang dibagikan biasanya berupa makanan kecil atau ringan dan juga air mineral atau air kemasan gelas, semua dibagikan secara cuma-cuma dijalan secara gratis hanya mengejar rahmat dan perkenanan Tuhan supaya ibadah yang dijalankan dan dikerjakan peroleh pahala besar dan berlipat. Namun ada saja oknum atau kelompok yang suka sekali mencari kesempatan dalam kesempitan, mereka mencari-cari kesempatan dan berusaha mengambil keuntungan dalam sempitnya keadaan. Kelompok ini memanfaatkam segala situasi untuk sampaikan pendapat supaya banyak orang bakal terpengaruh dan dipengaruhi oleh ajakan atau hasutan isu yang mereka buat. Halalkan segala cara dengan berbagai cara untuk mencapai maksud dan tujuan mereka, mereka tak peduli soal ibadah yang benar, mereka tak juga peduli pada aturan dan etika yang ada sehingga mau etis atau gak etis mereka tetap akan melakukan apa yang menurut mereka benar.

Baru-baru ini, Komunitas Relawan Sadar Indonesia (Korsa) membagikan takjil yang ditempeli stiker #2019GantiPresiden. Takjil ini pun menjadi pro-kontra. Dalam takjil yang dibagikan itu, ada juga tulisan #2019GantiPresiden. Ada dua banner yang juga terpampang di lokasi bertulisan 'Takjil Gratis Buka Puasa #2019GantiPresiden. Takjil politik #2019GantiPresiden terlihat cenderung berlebihan terkesan lebay. Karena yang awalnya merupakan kegiatan sosial bahkan merupakan kegiatan amal ibadah karena bersedekah dengan membagikan takjil. Tapi berubah menjadi kegiatan politik yang akan menggerus maksud awal sebagai kegiatan ibadah. Tentu saja hal ini tidak baik bagi citra penyelenggara membagi takjil kepada orang yang berpuasa khususnya para musafir memang dianjurkan. Hanya saja, mempolitisiasinya untuk kepentingan praktis sangat tidak etis dan tidak elok.

Bagi-bagi rezeki di bulan Ramadan haruslah dengan niat ikhlas. Takjil yang diselipkan #2019GantiPresiden sangat tak etis. Segala sesuatu dinilai dari niat. Jika niatnya ikhlas berbagi takjil maka akan mendapat pahala besar. Tapi sebaliknya, ketika sudah dilabeli #2019GantiPresiden, maka tentu niat awalnya yakni untuk politik praktis. Apakah tidak malu, sampai-sampai menggunakan bulan suci ini untuk kepentingan politik tertentu? Apakah sebegitunya mempolitisasi bulan suci Ramadhan? Kita menjadi heran, kenapa pihak-pihak yang ingin mengganti Presiden menggunakan segala cara untuk menaikkan elektablitasnya? Bahkan bulan suci ini pun digunakan untuk tujuan politis? Apakah sudah tidak ada cara lain untuk menaikkan elektabilitas selain memanfaatkan bulan Ramadhan ini? Apakah kesucian bulan Ramadhan ini akan kalian nodai untuk tujuan politik kalian? Apa tidak malu? Hanya karena ingin berkuasa, kalian tak segan-segan mempolitisasi bulan Ramadhan ini? Naudzubillahimindzalik Kita pun hanya bisa mengelus dada.


Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel