Beberapa waktu yang lalu kita sempat dikejutkan dengan sebuah foto mirip mantan presiden Indonesia "Soeharto" yang viral di media massa. Foto seseorang yang mirip dengan artis, pejabat, atau publik figure terkenal ini bukan hal yang baru terdengar, melainkan telah menjadi bahan perbincangan yang lumayan heboh di dunia. Orang yang mempunyai wajah mirip dengan orang lain meskipun tidak ada ikatan darah, di dunia ini banyak ditemui. Bahkan TS sendiri pun pernah bertemu dengan kembaran TS saat masih duduk di bangku SMP haha..
Mitos ini kemudian menjadi pepatah yang banyak disebutkan orang-orang "7 kembaran" apakah benar jumlahnya ada 7? tentu saja tidak karena itu hanyalah sebuah pepatah saja haha.. mungkin bisa saja lebih atau kurang karena sejatinya tidak semua orang bisa dipertemukan oleh internet atau secara langsung.
Bagi kembaran yang hidup dalam satu era, sering disebut dengan nama Doppelganger yang merupakan kata serapan dari bahasa Jerman yang berarti "pelaku kedua". Awalnya terbukti kata tersebut dipakai untuk hal-hal supernatural tapi kini pemakaiannya menjadi lebih umum sebagai sebutan bagi orang-orang yang mempunyai keadaan fisik maupun sifat yang mencerminkan satu sama lain.
Semua orang mengatakan bahwa Doppelganger bukanlah apa-apa melainkan hanya sebuah kebetulan. Kita harus mengetahui ini bahwa setelah sekitar satu triliun kombinasi DNA yang dihasilkan, maka terjadi seluruh urutan DNA terulang. Ya, menurut matematika, kombinasi tidak mungkin tanpa pengulangan. Kita semua adalah kombinasi dari pola gen yang berbeda. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan hal ini. Dapat dikatakan benar-benar bahwa Anda tidak memiliki doppelganger 'HIDUP' tetapi seseorang yang sangat sangat seperti Anda atau bahkan Anda sepenuhnya, pernah berjalan di planet ini. Ini salah satu bab dalam pelajaran matematika sekolah menengah yang sederhana.
Ingin lebih banyak penjelasan? Nah, ini dia. Tetapi hanya berdasarkan fitur wajah. Mari kita lihat penelitian yang dilakukan oleh Teghan Lucas dan rekan-rekannya dari University of Adelaide.
Quote:
Mahasiswa PhD Universitas Kedokteran Adelaide, Teghan Lucas, menggunakan database yang berisi pengukuran antroposentris (wajah dan tubuh) hampir 4.000 individu untuk mencari duplikat wajah. Dia menemukan bahwa ketika tujuh ciri metric wajah digunakan (pengukuran kepala dan fitur wajah), dia tidak dapat menemukan dua wajah yang cocok.
Selanjutnya, melalui persamaan matematika, ia menemukan bahwa dengan menggunakan kombinasi dari delapan ciri-ciri metrik wajah, probabilitas menemukan dua wajah dengan ukuran yang sama dalam populasi umum kurang dari satu dalam satu triliun. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Forensic Science International.
Ms Lucas mengatakan penelitian ini telah memberikan bukti yang sangat dibutuhkan bahwa pengukuran antroposentrik wajah seakurat sidik jari dan DNA ketika datang untuk mengidentifikasi seorang penjahat.
"Penggunaan sistem pengawasan video untuk tujuan keamanan semakin meningkat dan sebagai akibatnya, semakin banyak kasus para penjahat meninggalkan 'wajah' mereka di TKP," kata Ms Lucas. "Pada saat yang sama, para penjahat semakin pintar dan menghindari meninggalkan jejak DNA atau sidik jari di TKP."
"Sampai sekarang, menggunakan pengukuran antroposentris wajah untuk menghukum tersangka kejahatan tidak berdiri di pengadilan karena tidak ada bukti bahwa tidak ada dua wajah yang sama.
"Studi ini telah memberikan banyak bukti bahwa pengukuran antroposentrik wajah adalah cara yang efektif untuk mengidentifikasi pelaku ketika video atau pengawasan fotografi telah menangkap kejahatan," katanya.
Profesor Maciej Henneberg, rekan penulis penelitian dan kepala Unit Penelitian Biologi dan Perbandingan Anatomi Universitas, mengatakan ada dua cara untuk menganalisis ciri-ciri wajah.
"Penggunaan 'deskriptif' melibatkan seperti sifat 'lebar' dan 'melengkung' untuk mengkategorikan fitur wajah seperti hidung, sementara 'metrik' ciri-ciri yang paling umum melibatkan mengukur jarak antara titik-titik tertentu pada wajah," kata Profesor Henneberg .
"Deskriptif tidak dianggap sebagai metode evaluasi yang dapat diandalkan karena sifat seperti warna mata seseorang bersifat subjektif.
"Dalam penelitian kami, kami hanya menggunakan metrik (pengukuran antroposentrik wajah) kepala, hidung, mata dan bibir individu, yang dikumpulkan oleh orang-orang yang memenuhi syarat dalam ilmu antroposentris.
"Dengan apa yang sekarang kita ketahui tentang pengukuran antroposentrik wajah, kita dapat mengukur wajah tersangka, membandingkannya dengan wajah yang ditangkap pada gambar pengintai video dan menentukan apakah itu adalah orang yang sama," katanya.
Unit penelitian sekarang melihat bagaimana mereka dapat menggunakan matematika untuk secara cepat dan akurat mengumpulkan pengukuran antroposentris wajah dari gambar pengawasan video. Mereka juga akan menggunakan temuan penelitian ini untuk membantu polisi dalam penyelidikan forensik.
Meskipun terlihat seakan kemungkinannya kecil, namun penelitian ini tidak menampik bahwa manusia memang punya kembaran yang memiliki ciri fisik mirip dengan dirinya.
Beberapa tokoh publik yang mempunyai kembaran :
Spoiler for 1:
Spoiler for 2:
Spoiler for 3:
Spoiler for 4:
Spoiler for 5:
Spoiler for 6:
Spoiler for 7:
Kalau ada yang mau nambahin silahkan :malus jadi apakah kamu sudah bertemu dengan kembaranmu? Sekian trit tentang kembaran, semoga bermanfaat bagi kita semua. Rate, share, cendol sangat berarti bagi saya. Terimakasih