Selamat Datang
:ilovekaskus:ilovekaskus:ilovekaskus
OUT!!
tulis salah satu Media terpercaya Jerman di akhir laga hidup dan mati di World Cup 2018. Sebuah kejutan besar kendati Jerman yang menjadi salah satu unggulan dan di isi segenap pemain top eropa harus kandas dengan hanya mengumpulkan 3 point dan juga menjadi pengisi juru kunci grup.
dari kejadian besar ini bisa di bilang Great Disaster bagi tim Der Panzer semenjak mereka melakukan kesalahan di Piala Dunia 1930-an lalu, di mana Jerman harus pulang lebih cepat dari pegelaran Piala Dunia.
Julukan Der Panzer sebernya bukan tanpa alasan, di karenakan di abad 20 dulu, jeran selalu menjadi Tim yang telat Panas, seperti mesin Diesel. Melempem di awal dan semakin berat tekanan dan beban semakin enteng untuk mengangukutnya, sama halnya kinerjanya dengan torsi pada mesin diesel.
Ternayat nama hanyalah nama, dan gelar hanyalah gelar, sama halnya sarjana S1 yang katanya lulusan infromatika tetapi (tak) bisa Ngoding. Tetap Menjadi hujatan di khalayak umum dunia persilatan sepak bola dunia. Penulis sudah merangkum hal-hal menarik tentang kenapa begitu terpurukan tim berjuluk Der Panzer yang 4 tahun lalu sempat menguasai dunia persilatan sepak bola dunia dengan mengalahkan tim dengan satu pemain yakni Argentina(Just Messi).
Quote:
Berkembangnya sepak bola, dari hiburan Menjadi Industri.
mengapa demikian?
karena sekarang sepak bola bukan hanya tentang bermain cantik ala Tiki Taka Spanyol, dribel-dribel indah di zaman Diego Maradona dan Ronaldinho, bukan tentang Tendangan Pisang Milik Roberto Carlos, yang kalau main WE di zaman PS batu, selalu di bann.
tetapi tentang sebuah Standar baru industri, di mana terkadang filosofi bukan lagi ruh dari sebuah tim sepak bola, tetapi efektifitas dan juga efisiensilah yang menjadi faktor utama sebuah Industri, sebagai mana di tolaknya Gelandang Serang Klasik dari eropa seperti juan Roman Riquelme adalah buktinya, permainan Riquelme yang lambat di tolak oleh eropa. Dan karena standarisasi jadi tak heran banyak tim kuda hitam di pergelaran Piala Dunia 2018 kali ini.
berkembangnya sepak bola moderen menjadi awal lahirnya industri sepak bola 4.0(ini biar mirip aja sama era sekarang) di mana semua orang tahu caranya mengoper, dimana semua orang tahu kesehatan fisik penting, dan di mana orang tak tahu malu harus parkir bus di saat melawan tim penting.
kerena ini bukan hiburan, tetapi Industri poin 3 harga mati, dan kemenangan adalah mutlak. Dan Imblance bukan lagi hal yang bisa di temui di era ini.
Quote:
Munchen yang melempem.
lha apa hubungannya gan?
yah jelas karena hampir mayoritas pemain Jerman dari klub berjuluk FC Hollywood. sebenernya pemistis Penulis Terhadap Jerman sudah ada dari sebelum perhelatan, bagaimana Munchen tak sementereng dahulu, sebelum jerman juara dunia, hancur oleh madrid adalah salah satu contohnya.
Quote:
Liga Jerman yang kurang Bergairah
penulis melihat bahwa liga jerman sedang seperti dak ada hasrat birahi dalam bergulir, dinasti kemenangan Munchen dan juga aksi bajak pemain klub merah dari kuning dll, menjadi alsan kenapa melesunya liga jerman belakangan ini. tak seprti di awal 2011-2012 dimana munchen mempunyai pesaing yang bisa menjegal mereka yakni Dortmund, dan juga hengkangnya Klopp menjadi salah satu pemicu hal ini.
Quote:
Tak ada Pembeda
Jerman harus sadar mereka bukanlah Argentina yang sanggup bermain dengan hanya satu dua pemain yakni sang juru selamat Messi, dan muridnya Marcos Rojo. dan juga bukan Brasil yang hanya punya 11 tempat untuk jutaan pemain berkualitas, baik individu dan secara tim di negara mereka.
pemain Jerman hadir dan tumbuh dari Industri sepak bola dewasa inni, di mana camp pelatihan mereka merupakan salah satu terbaik, tak seperti kedua negara sebelum yang dari kecil bermain bola dengan bola kulit bekas bau kencing, yang mana bagi negara tersebut Sepak bola adalah budaya, dan juga agama.
teralalu terstandar akhirnya tak ada yang mencolok, dan juga hilangnya pilar-pilar utama jerman yang telah mokash di telan usia seperti Lahm, lini tengah Schwensteiger dan juga Klose, yang masih menunjukan kejantanannya di depan lubang gawang.
Quote:
Kutukan?
kutukan pemenang piala dunia pun menjadi salah satu alasan berbagai pihak atas hancurnya jerman. Dikarenakan hanya Brasil yang sanggup hancurkan kutukan tetang pemenang 4 tahun sebelumnya akan tersisih di fase grup, hingga akhirnya di ketahui juara eropa akan kandas di fase grup. Ini terjadi takhanya pada Jerman, tetapi Prancis di 2010, Spanyol di 2014, dan sekarang Tim Panser 2018
terlepas dari hasil minor, sanagat di sayangkan rasisme mulai tercium denegan di tuduhnya pemain imigran bernomer 10 yang tak bergairah, seakan tak mewakili negaranya.
dan semoga no 10 tersebut tak mengalami nasib seperti Andres Escobar yang harus meregang nyawa karena gol bunuh diri.
sekian analisis amatir penulis terhadap kejutan besar 2018 tentang hancurnya Jerman.
:1thumbup:1thumbup:1thumbup
Quote:
sumber: Pengamatan Pribadi Terhadap timnas Jerman dari 2006-2010-2014-2018
Image: Google