Karena Rasanya Enak, Biskuit Indonesia Ini Jadi Favorit Terlaris di Mancanegara
Meningkatnya pangsa pasar produk kemasan asal Indonesia seperti biskuit semakin menguasai market internasional. Dari data Euromonitor Internasional terjadi peningkatan drastis untuk permintaan jenis makanan kue kue kecil seperti snack bars, biskuit manis, serta makanan ringan lainnya semenjak periode 2013 hingga 2017. Tidak tanggung-tanggung, tingkat konsumsi produk kemasan asal Indonesia ini di negara Brasil saja mencapai US$ 6,1 Miliar.
Meningkatnya permintaan ini berasal dari cocoknya selera masyarakat di negara tersebut dengan produk makanan kue kemasan yang di produksi oleh pabrik-pabrik asal Indonesia. Sebagai contoh yaitu masyarakat Amerika yang umumnya gemar makanan enak dengan rasa gurih seperti keju, serta makanan manis dan juga susu kental.
Selain itu, peningkatan permintaan asal Timur Tengah merupakan satu pendorong penting guna meningkatkan kierja ekspor industri biskuit atau produk-produk yang termasuk turunan tepung terigu lainnya. Sribugo Suratmo yang merupakan Ketua Asosiasi Roti, Biskuit, dan Mi Instan (Arobim) juga pernah mengatakan bahwa Timur Tengah menjadi pendorong utama tumbuhnya ekspor produk turunan tepung terigu seperti biskuit dan lainnya dengan peningkatan di kisaran 15% hingga 25%.
Data Aptindo menyatakan nilai ekspor produk turunan tepung terigu Indonesia pada 2015 mencapai US$608,12 juta. Nilai ekspor produk sampingan tepung terigu tercatat senilai US$92,98 juta, sedangkan nilai ekspor tepung terigu senilai US$35,29 juta.
Produk tepung terigu Indonesia (contohnya biskuit) bernilai ekspor terbesar adalah produk wafer, mi instan, dan biskuit. Nilai ekspor produk wafer pada 2015 mencapai US$178,45 miliar, mi instan senilai US$167,15 juta, sedangkan biskuit melebihi US$153,35 juta.
Adanya peluang besar ini sudah tentu tidak akan disia-siakan oleh para produsen jajanan kemasan di negeri kita Indonesia. Sebut saja produsen biskuit dan wafer halal yaitu Kokola yang semakin memperkuat strategi di pasar Internasional dengan berbagai langkah.
Usaha Kokola biskuit untuk semakin eksis di mancanegara ini rupanya membuahkan hasil. Tingkat ekspor biskuit halal Kokola ini mencapai angka hingga 50% yang mampu di serap pasar mancanegara. Hal ini tidak lepas dari berbagai sertifikat yang telah diperoleh Kokola biskuit sehingga menjadi biskuit paling aman dan biskuit enak untuk di konsumsi. Contohnya seperti lisensi HALAL dari MUI dimana membuat produk biskuit dan wafer Kokola menjadi jajanan biskuit yang 100% halal serta aman untuk di konsumsi.
Selain itu ada juga sertifikasi FSSC ISO 22000:2005 yang diterima Kokola dimana merupakan sertifikasi keamanan pangan. Sertifikasi FSSC ISO 22000:2005 yang diperoleh Kokola Group tersebut mewakili seluruh pendekatan terhadap manajemen resiko keamanan produk pangan di seluruh rantai pasokan. Atau bisa dikatakan bahwa Kokola telah memiliki standar sistem manajemen keamanan pangan global dan telah diakui penuh oleh GFSI (Global Food Safety Initiative).
Ada juga sertifikat BRC telah di kantongi Kokola. BRC sendiri merupakan standar global makanan atau dikenal dengan British Retail Consortium guna menetapkan sebuah standar umum tunggal yang dapat mengevaluasi pemasok makanan-makanan bermerk seperti biskuit. Pengembangan BRC ini difokuskan untuk membantu peritel dalam memenuhi kewajiban hukum serta memastikan perlindungan terhadap klien pada tingkatan yang paling tinggi. Standarisasi ini walaupun dikembangkan oleh Inggris namun telah diakui secara Internasional.
Standarisasi tersebut membuat produk biskuit & wafer produksi Kokola semakin diterima oleh konsumen mancanegara. Kelezatan biskuit serta enak -nya wafer Kokola saat ini telah di terima di berbagai negara seperti Australia, Arab Saudi, Asia, China, Eropa, bahkan hingga supermarket-supermarket yang ada di Amerika Serikat.
Dengan tujuan untuk menyajikan makanan yang sehat serta aman bagi para konsumennya baik di mancanegara maupun di Indonesia, membuat Kokola Group ikut berkontribusi pada negara dengan menghadirkan wafer maupun biskuit halal dengan keamanan pangan yang sudah di akui ke tangan konsumen.