Kontroler Game dari Masa ke Masa
Tuesday, June 5, 2018
Video Game telah berkembang drastis semenjak penemuannya pada saat Perang Dunia ke-2. Kontroler yang digunakan untuk menggerakan objek dalam videogame juga telah berubah, dari yang awalnya hanya sebuah joystik yang dapat digerakan kiri, kanan, atas, dan bawah hingga saat ini berkembang menjadi sebuah gamepad yang dilengkapi dengan segala macam tombol yang membantu pengalaman pemain. Tapi sebenarnya dari mana penggunaan kontroler game ini sebenarnya dimulai?
Quote:
Quote:
Generasi 0 - Tennis For Two
Quote:
Generasi ini juga dikenal sebagai "Pre-Home Video Game Era"
Videogame pada generasi ini masih sangat langka, lebih langka daripada kupu-kupu berwarna cerah di negara Inggris.
(iykwm :ngakaks)
Ukuran mesin pengolah videogamenya juga tidak tanggung-tanggung, ada yang bisa memenuhi satu ruangan, atau bahkan bisa seukuran lapangan kasti! :wow
Nah, di era inilah kontroler videogame lahir, bersamaan dengan game sports pertama didunia yaitu Tennis for Two.
Tennis for Two memang bukan videogame pertama didunia karena masih ada videogame yang dicetus sebelum tahun 1958 yaitu merupakan kapan Tennis for Two dicetuskan, namun Tennis for Two inilah merupakan game pertama yang menggunakan penggerak atau yang sekarang kita sering sebut sebagai kontroler yang terpisah dari unit mesin yang memproses game.
Game Tennis for Two ini juga merupakan game simulasi tennis pertama di dunia, bahkan jauh sebelum Pong yang kelak dicetus Atari pada tahun 1972.
Replika Kontroler "Tennis for Two"
Kontroler atau penggerak untuk game ini sederhana, bahkan sangat simpel jika dibandingkan dengan kontroler Atari 2600 yang sekarang kita anggap sebagai "simpel". Kontroler ini memiliki 4 sekrup di masing-masing sudutnya.
Terbuat dari besi aluminium, kontroler ini mempunyai semacam kenop yang bisa diputar-putar seperti pengatur volume dan digunakan untuk memindahkan posisi pemain. Selain itu kontroler ini juga dilengkapi dengan satu tombol berwarna merah untuk menyerang lawan atau membalas serangan lawan dan melakukan beberapa gerakan umum permainan bola tenis seperti servis, smash, dan passing.
Kontroler ini langsung dicolok kedalam mesin osiloskop. Awalnya, Higinbotham ingin menambahkan kenop kedua untuk mengatur kecepatan tembakan, tetapi itu hanya akan membuat kontrolernya menjadi terlalu rumit.
Kalo dibayangin, nih kontroler paling canggih dimasanya. "Xbox"nya sesepuh-sesepuh Perang Dunia kedua nih... :lehuga
Quote:
Quote:
Generasi 1 - Magnavox Odyssey
Quote:
Disinilah video game mulai menjamah kalangan awam, berkat Ralph H. Baer dan mesin ciptaannya yaitu Magnavox Odyssey
Magnavox Odyssey merupakan konsol video game rumahan pertama didunia, yang merupakan hasil dari kerja keras dan kejeniusan almarhum Ralph H. Baer. Magnavox Odyssey merupakan penyempurnaan dari prototipe yang berasal dari ide Ralph H. Baer pada tahun 1966 yaitu Brown Box, yang diselesaikan pada tahun 1969 dan sempat ditawari kepada perusahaan lain namun semua menolak kecuali Magnavox yang saat itu merupakan pemangsa pasar pertelevisian Amerika Serikat, pada tahun 1971.
Magnavox Odyssey ini dilengkapi dengan sebuah kontroler yang lumayan unik.. (bentuknya lumayan mirip roti tawar:ngakaks)
Kontroler Magnavox Odyssey
Dalam kontroler Odyssey ini, ada tiga kenop dan 1 tombol yaitu tombol reset. Satu kenopnya berada disisi kanan kontroler, dan dua kenop lainnya berada disisi kiri dengan yang satu memanjang dari yang satunya. Tombol reset tidak digunakan untuk mereset permainan, melainkan digunakan untuk mereset elemen individual, seperti membuat dot milik pemain tetap terlihat setelah dimatikan saat permainan berjalan.
Selain menggunakan kontroler roti tawar standar, Magnavox juga menawarkan light gun (tembakan cahaya) yang bentuknya sangat mirip dengan senapan angin asli dengan harga 25 dollar. (149 dolar kalau di tahun 2018 dan kalau diubah ke rupiah harganya 2 juta :eek)
Kontroler yang dimaksud adalah Magnavox Shooting Gallery.
Gak kebayang kalo ini yang dulu sering dimainin anak-anak tajir:ngakaks
Shooting Gallery ini cara fungsinya kurang lebih hampir sama seperti lampu sinyal arah yang digunakan dalam penerbangan dan perkapalan, ketika ada sumber cahaya dalam pantauan seperti dot dalam layar televisi, tembakan tersebut akan mencatat sebagai kena.
Walaupun terdengar begitu canggih, Shooting Gallery tidak terlalu sukses di pasar dengan hanya 20,000 unit terjual.
Iklan Cetak Shooting Gallery
Kegagalan Shooting Gallery mungkin juga karena kewaspadaan pelanggan saat itu yang mengkhawatirkan kalau tembakan ini hanya bisa bekerja di Televisi produksi Magnavox. Selain itu, ada juga "bug" dalam sistem light gunnya. Tembakan hanya akan mendeteksi cahaya itu sendiri dan tidak ada target khusus, artinya pemain bisa menembak pada sumber cahaya apa saja, seperti bola lampu, dan tembakan tersebut akan mencatatnya sebagai on target.
Harganya yang setinggi langit juga merupakan penghalang kesuksesan mainan ini.
Walaupun begitu kita harus bersyukur kakek Ralph H. Baer sudah menciptakan Odyssey dan Shooting Gallery karena berkat kedua benda tersebut, kita bisa memainkan game di rumah dan menikmati teknologi Virtual Reality yang saat sedang marak:nyantai
Magnavox Odyssey merupakan konsol video game rumahan pertama didunia, yang merupakan hasil dari kerja keras dan kejeniusan almarhum Ralph H. Baer. Magnavox Odyssey merupakan penyempurnaan dari prototipe yang berasal dari ide Ralph H. Baer pada tahun 1966 yaitu Brown Box, yang diselesaikan pada tahun 1969 dan sempat ditawari kepada perusahaan lain namun semua menolak kecuali Magnavox yang saat itu merupakan pemangsa pasar pertelevisian Amerika Serikat, pada tahun 1971.
Magnavox Odyssey ini dilengkapi dengan sebuah kontroler yang lumayan unik.. (bentuknya lumayan mirip roti tawar:ngakaks)
Kontroler Magnavox Odyssey
Dalam kontroler Odyssey ini, ada tiga kenop dan 1 tombol yaitu tombol reset. Satu kenopnya berada disisi kanan kontroler, dan dua kenop lainnya berada disisi kiri dengan yang satu memanjang dari yang satunya. Tombol reset tidak digunakan untuk mereset permainan, melainkan digunakan untuk mereset elemen individual, seperti membuat dot milik pemain tetap terlihat setelah dimatikan saat permainan berjalan.
Selain menggunakan kontroler roti tawar standar, Magnavox juga menawarkan light gun (tembakan cahaya) yang bentuknya sangat mirip dengan senapan angin asli dengan harga 25 dollar. (149 dolar kalau di tahun 2018 dan kalau diubah ke rupiah harganya 2 juta :eek)
Kontroler yang dimaksud adalah Magnavox Shooting Gallery.
Gak kebayang kalo ini yang dulu sering dimainin anak-anak tajir:ngakaks
Shooting Gallery ini cara fungsinya kurang lebih hampir sama seperti lampu sinyal arah yang digunakan dalam penerbangan dan perkapalan, ketika ada sumber cahaya dalam pantauan seperti dot dalam layar televisi, tembakan tersebut akan mencatat sebagai kena.
Walaupun terdengar begitu canggih, Shooting Gallery tidak terlalu sukses di pasar dengan hanya 20,000 unit terjual.
Iklan Cetak Shooting Gallery
Kegagalan Shooting Gallery mungkin juga karena kewaspadaan pelanggan saat itu yang mengkhawatirkan kalau tembakan ini hanya bisa bekerja di Televisi produksi Magnavox. Selain itu, ada juga "bug" dalam sistem light gunnya. Tembakan hanya akan mendeteksi cahaya itu sendiri dan tidak ada target khusus, artinya pemain bisa menembak pada sumber cahaya apa saja, seperti bola lampu, dan tembakan tersebut akan mencatatnya sebagai on target.
Harganya yang setinggi langit juga merupakan penghalang kesuksesan mainan ini.
Walaupun begitu kita harus bersyukur kakek Ralph H. Baer sudah menciptakan Odyssey dan Shooting Gallery karena berkat kedua benda tersebut, kita bisa memainkan game di rumah dan menikmati teknologi Virtual Reality yang saat sedang marak:nyantai
Quote:
Quote:
Generasi 2 - Atari CX10 dan CX40
Quote:
Sebelum mikroprosesor komersil skala besar seperti MOS 6502, Motorola 68000, dan sejenisnya diperkenalkan, konsol videogame tidak menggunakan mikroprosesor untuk memproses data dan instruksi game melainkan menggunakan gabungan-gabungan komponen elektronika resistor, kapasitor, dan semacamnya.
Semua itu berubah setelah pada tahun 1976, Fairchild Semiconductor, sebuah perusahaan semikonduktor di Amerika Serikat yang telah berdiri sejak PDII melakukan sebuah inovasi, yaitu konsol game dengan mikroprosesor dan data game yang terpisah dari unit konsol yaitu Fairchild Channel F.
Nah sebelum membahas tentang Atari dan kontroler-kontrolernya, ane akan membahas sedikit tentang Fairchild dan kontrolernya.
Fairchild Channel F ini dirilis pada bulan November 1976 diseluruh Amerika Utara dan Oktober di tahun berikutnya di Jepang. Harga jual awal konsol ini adalah 169.95 dolar (748 dolar di tahun 2018, diubah ke rupiah jadi 10,3 juta) lebih mahal dari Xbox ya gansis:ngakaks
Channel F ini ditenagai dengan CPU Fairchild F8 yang mampu beroperasi hingga 1.79 MHz, RAM 2KB untuk framebuffer plus 64 byte untuk memory scratchpad dan berjalan dalam resolusi 128x64.
Unit Channel F juga dilengkapi dengan kontroler yang lumayan unik dan inovatif.
Kontroler Fairchild Channel F
Kontrolernya adalah joystick tanpa basis; bagian utamanya adalah pegangan tangan besar dengan "benjolan" berbentuk segitiga di atasnya, bagian atas adalah bagian yang digunakan untuk bergerak kedelapan arah dalam kontrol yaitu atas, bawah, kiri, kanan, serong kiri atas, serong kanan atas, serong kiri bawah, dan serong kanan bawah.
Joystick Video Command
Kontrolernya bisa digunakan sebagai joystick seperti Atari atau paddle seperti konsol-konsol pendahulu, dan bagian atasnya tidak hanya bisa ditekan untuk beroperasi sebagai tombol menembak, melainkan bisa ditarik juga. Meskipun Channel F gagal dipasaran, desain joysticknya ternyata sangat populer sehingga Zircon juga merilis joystick yang kompatibel dengan Atari, yaitu Joystick Video Command, pertama kali dirilis tanpa tombol menembak tambahan.
Bibit-bibit kesuksesan Fairchild digagalkan oleh Atari dengan Atari 2600 yang dirilis satu tahun penuh setelah Channel F dirilis. Atari 2600 menjajikan kualitas grafis dan audio lebih tinggi dibandingkan Channel F.
Dan ternyata benar, Atari 2600 laku keras dipasaran dan bertahan hingga tiga generasi! :wow(1977-1992)
Walaupun begitu, Atari 2600 inilah juga yang merupakan pembunuh industri videogame saat itu.
Dimana pada akhir tahun 1982, terjadi kekecewaan massal yang menyebabkan depresi besar videogame di tahun berikutnya.
Joystick CX40, Ini adalah stick Xbox era 80an karena digunakan di banyak platform juga selain platform Atari.
Atari 2600 ini waktu pertama kali dirilis pada tahun 1977, disediakan dalam satu paket bersama dengan joystick CX10 dan game Combat. CX10 kemudian digantikan dengan CX40 yang lebih simpel dan lebih murah. CX40 ini sangat terkenal pada masanya bahkan menjadi seikonik logo fuji Atari, joystick ini tetap menjadi pokok umum dalam ikonografi video game hingga saat ini, dan sering disebut sebagai simbol desain sistem video game tahun 1980-an.
Dalam segi penampilan, antara CX10 dan CX40 tidak memiliki begitu banyak perbedaan. Kebanyakan Joystick CX10 mempunyai tulisan "ATARI" berwarna putih yang tercetak diatas stiknya sedangkan CX40 tidak memiliki tulisan apapun diatas stiknya.
Kedua Joystick ini juga beroperasi dengan stik yang bisa digerakan ke delapan arah dan 1 tombol aksi. Yang sangat membedakan adalah bagian dalam dari kedua joystick ini. CX-10 mempunyai piring plastik tipis ditempatkan langsung di atas PCB, dipisahkan hanya beberapa milimeter. Tonjolan berbentuk cangkir di permukaan atas memegang pegas berukuran kecil, yang memberikan gaya recentering.
Dua pasangan Joystick CX-10 dengan label "ATARI"
Operasi ini membutuhkan lebih banyak gerakan fisik untuk menekan switch daripada pada CX40, dan CX10 umumnya dianggap kurang cocok untuk bermain game.
Selain itu, joystick CX40 ini merupakan kontroler nirkabel pertama didunia.
Kontroler nirkabel Atari
Varian joystick CX40 yang bernama CX842 ini menggunakan teknologi inframerah layaknya pembuka pintu garasi pada masa itu jadi kalau dirumah agan punya pintu garasi pake inframerah jangan berani-berani maenin nih joystick:ngakaks
Semua itu berubah setelah pada tahun 1976, Fairchild Semiconductor, sebuah perusahaan semikonduktor di Amerika Serikat yang telah berdiri sejak PDII melakukan sebuah inovasi, yaitu konsol game dengan mikroprosesor dan data game yang terpisah dari unit konsol yaitu Fairchild Channel F.
Nah sebelum membahas tentang Atari dan kontroler-kontrolernya, ane akan membahas sedikit tentang Fairchild dan kontrolernya.
Fairchild Channel F ini dirilis pada bulan November 1976 diseluruh Amerika Utara dan Oktober di tahun berikutnya di Jepang. Harga jual awal konsol ini adalah 169.95 dolar (748 dolar di tahun 2018, diubah ke rupiah jadi 10,3 juta) lebih mahal dari Xbox ya gansis:ngakaks
Channel F ini ditenagai dengan CPU Fairchild F8 yang mampu beroperasi hingga 1.79 MHz, RAM 2KB untuk framebuffer plus 64 byte untuk memory scratchpad dan berjalan dalam resolusi 128x64.
Unit Channel F juga dilengkapi dengan kontroler yang lumayan unik dan inovatif.
Kontroler Fairchild Channel F
Kontrolernya adalah joystick tanpa basis; bagian utamanya adalah pegangan tangan besar dengan "benjolan" berbentuk segitiga di atasnya, bagian atas adalah bagian yang digunakan untuk bergerak kedelapan arah dalam kontrol yaitu atas, bawah, kiri, kanan, serong kiri atas, serong kanan atas, serong kiri bawah, dan serong kanan bawah.
Joystick Video Command
Kontrolernya bisa digunakan sebagai joystick seperti Atari atau paddle seperti konsol-konsol pendahulu, dan bagian atasnya tidak hanya bisa ditekan untuk beroperasi sebagai tombol menembak, melainkan bisa ditarik juga. Meskipun Channel F gagal dipasaran, desain joysticknya ternyata sangat populer sehingga Zircon juga merilis joystick yang kompatibel dengan Atari, yaitu Joystick Video Command, pertama kali dirilis tanpa tombol menembak tambahan.
Bibit-bibit kesuksesan Fairchild digagalkan oleh Atari dengan Atari 2600 yang dirilis satu tahun penuh setelah Channel F dirilis. Atari 2600 menjajikan kualitas grafis dan audio lebih tinggi dibandingkan Channel F.
Dan ternyata benar, Atari 2600 laku keras dipasaran dan bertahan hingga tiga generasi! :wow(1977-1992)
Walaupun begitu, Atari 2600 inilah juga yang merupakan pembunuh industri videogame saat itu.
Dimana pada akhir tahun 1982, terjadi kekecewaan massal yang menyebabkan depresi besar videogame di tahun berikutnya.
Joystick CX40, Ini adalah stick Xbox era 80an karena digunakan di banyak platform juga selain platform Atari.
Atari 2600 ini waktu pertama kali dirilis pada tahun 1977, disediakan dalam satu paket bersama dengan joystick CX10 dan game Combat. CX10 kemudian digantikan dengan CX40 yang lebih simpel dan lebih murah. CX40 ini sangat terkenal pada masanya bahkan menjadi seikonik logo fuji Atari, joystick ini tetap menjadi pokok umum dalam ikonografi video game hingga saat ini, dan sering disebut sebagai simbol desain sistem video game tahun 1980-an.
Dalam segi penampilan, antara CX10 dan CX40 tidak memiliki begitu banyak perbedaan. Kebanyakan Joystick CX10 mempunyai tulisan "ATARI" berwarna putih yang tercetak diatas stiknya sedangkan CX40 tidak memiliki tulisan apapun diatas stiknya.
Kedua Joystick ini juga beroperasi dengan stik yang bisa digerakan ke delapan arah dan 1 tombol aksi. Yang sangat membedakan adalah bagian dalam dari kedua joystick ini. CX-10 mempunyai piring plastik tipis ditempatkan langsung di atas PCB, dipisahkan hanya beberapa milimeter. Tonjolan berbentuk cangkir di permukaan atas memegang pegas berukuran kecil, yang memberikan gaya recentering.
Dua pasangan Joystick CX-10 dengan label "ATARI"
Operasi ini membutuhkan lebih banyak gerakan fisik untuk menekan switch daripada pada CX40, dan CX10 umumnya dianggap kurang cocok untuk bermain game.
Selain itu, joystick CX40 ini merupakan kontroler nirkabel pertama didunia.
Kontroler nirkabel Atari
Varian joystick CX40 yang bernama CX842 ini menggunakan teknologi inframerah layaknya pembuka pintu garasi pada masa itu jadi kalau dirumah agan punya pintu garasi pake inframerah jangan berani-berani maenin nih joystick:ngakaks
Quote:
Quote:
Generasi 3 - Nintendo Entertainment System 001
Quote:
Kalo berbicara tentang retrogaming, NES lah yang sering disebut sebagai klasik.
Unit NES Amerika & Eropa
Nintendo NES inilah merupakan salah satu konsol game pertama yang dinikmati oleh warga negara Indonesia setelah Atari 2600 Jr.
Nintendo ini memiliki kontroler yang sangat inovatif, yaitu kontroler pertama yang menggunakan D-Pad yang sampai saat ini masih digunakan.
Jumlah tombolnya ada 4, yaitu tombol Start, Select, tombol A, dan tombol B
Bentuknya kotak seperti bata dan berwarna krem keputihan dengan logo Nintendo berwarna merah dipojok kanan atas kontrolernya. Kontroler asli Nintendo ini di Jepang juga ada varian yang dilengkapi dengan mikrofon kecil namun tidak mempunyai tombol start dan select. Hanya sedikit game yang menggunakan fitur mikrofon ini.
Kiri = Kontroler NES. Kanan = Kontroler Famicom
Kontroler Mikrofon Famicom
Kontroler Nintendo baik NES yang di Amerika maupun Famicom mendapatkan desain ulang pada tahun 1993 bersamaan dengan desain ulang unit konsolnya. Kontroler yang sebelumnya berbentuk persegi panjang seperti batu bata berubah menjadi berbentuk tulang seperti kontroler Super Nintendo.
Unit NES Amerika & Eropa
Nintendo NES inilah merupakan salah satu konsol game pertama yang dinikmati oleh warga negara Indonesia setelah Atari 2600 Jr.
Nintendo ini memiliki kontroler yang sangat inovatif, yaitu kontroler pertama yang menggunakan D-Pad yang sampai saat ini masih digunakan.
Jumlah tombolnya ada 4, yaitu tombol Start, Select, tombol A, dan tombol B
Bentuknya kotak seperti bata dan berwarna krem keputihan dengan logo Nintendo berwarna merah dipojok kanan atas kontrolernya. Kontroler asli Nintendo ini di Jepang juga ada varian yang dilengkapi dengan mikrofon kecil namun tidak mempunyai tombol start dan select. Hanya sedikit game yang menggunakan fitur mikrofon ini.
Kiri = Kontroler NES. Kanan = Kontroler Famicom
Kontroler Mikrofon Famicom
Kontroler Nintendo baik NES yang di Amerika maupun Famicom mendapatkan desain ulang pada tahun 1993 bersamaan dengan desain ulang unit konsolnya. Kontroler yang sebelumnya berbentuk persegi panjang seperti batu bata berubah menjadi berbentuk tulang seperti kontroler Super Nintendo.
Quote:
Quote:
Generasi 4 - Nintendo & Sega
Quote:
Saat NEC dan Hudson-Soft meluncurkan PC Engine, Nintendo membalas balik dengan merilis Super Famicom 4 tahun berikutnya.
Unit Super Famicom (khusus Jepang dan Asia)
Super Famicom atau Super Nintendo adalah konsol 16-bit paling sukses baik di Amerika maupun Jepang (masih kalah dengan Sega Mega Drive di negara-negara Eropa dan Asia Tenggara)
Konsol ini dilengkapi dengan kontroler yang sangat inovatif. Kontroler ini merupakan kontroler pertama yang menggunakan tombol L dan R diujung kiri dan kanannya.
Kontroler ini juga yang pertama untuk menggunakan layout berbentuk palang untuk tombol-tombol aksinya (X,Y,A,Z)
Unit Super Famicom (khusus Jepang dan Asia)
Super Famicom atau Super Nintendo adalah konsol 16-bit paling sukses baik di Amerika maupun Jepang (masih kalah dengan Sega Mega Drive di negara-negara Eropa dan Asia Tenggara)
Konsol ini dilengkapi dengan kontroler yang sangat inovatif. Kontroler ini merupakan kontroler pertama yang menggunakan tombol L dan R diujung kiri dan kanannya.
Kontroler ini juga yang pertama untuk menggunakan layout berbentuk palang untuk tombol-tombol aksinya (X,Y,A,Z)
Quote:
SEGA VR
Quote:
Yap, VR. Virtual Reality. Sega sudah jauh-jauh bermain dengan teknologi Virtual Reality jauh sebelum HTC atau bahkan Nintendo. Sega VR adalah kontroler tambahan untuk Sega Mega Drive. Headset Sega VR didesain dengan teknologi virtual reality IDEO (HMD) dengan layar LCD dan headphone yang mampu mengeluarkan suara stereo. Sega VR ini diumumkan ke publik dalam event CES tahun 1993 dengan harga $200 (£130). Tadinya, headset ini akan dirilis pada bulan Desember 1993. Empat game dulunya dikembangkan untuk headset, masing-masing menggunakan kaset berukuran 16Mb yang akan dibundel dengan headset yaitu: Nuclear Rush, Iron Hammer, Matrix Runner dan Outlaw Racing.
Sayangnya, headset ini dihentikan projeknya oleh Sega karena mereka klaim teknologi VRnya terlalu "nyata", sehingga pengguna akan mencoba bergerak sambil mengenakan headset dan melukai diri sendiri, namun kekuatan pemrosesan yang terbatas dari Sega Mega Drive yang membuat klaim ini kurang mungkin.
Quote:
Quote:
Generasi 5 - Nintendo NUS-005
Quote:
Saat Sony merilis PlayStation 1 yang mampu memproses gambar 3D, ada satu kesalahan kecil yang tidak disadari. Yaitu tidak adanya keberadaan stik analog yang digunakan untuk menggerakan kamera. Nintendo mengambil kesempatan ini dengan merilis Nintendo 64 dan kontrolernya yang dilengkapi dengan stik analog.
Nintendo NUS-005
Diberi kode NUS-005, kontroler Nintendo 64 ini adalah kontroler pertama yang menggunakan stik analog. Kontroler ini mempunyai 4 tombol, satu stik analog, dan D-pad, semuanya membentuk huruf "M".
Super Mario 64
Banyak orang menggangap kalau stik Nintendo 64 dikembangkan khusus untuk game andalan Nintendo yaitu Super Mario 64, namun direktur teknis Jim Merrick yang saat itu bekerja di Nintendo menepis spekulasi tersebut dalam suatu wawancara dan menyatakan kalau stik Nintendo 64 tidak digunakan hanya untuk satu game saja.?¹?
"Saya pikir itu keliru untuk mengatakan bahwa kontroler N64 dirancang hanya untuk Super Mario 64. Ya, saya tau Tuan Miyamoto menginginkan kami untuk mengembangkan kontrol analog karena dia memiliki visi tentang bagaimana ia ingin game itu bekerja, tetapi kontrolernya tidak dirancang khusus untuk satu game saja. "
- Jim Merrick, Technical Director Nintendo
Nintendo NUS-005
Diberi kode NUS-005, kontroler Nintendo 64 ini adalah kontroler pertama yang menggunakan stik analog. Kontroler ini mempunyai 4 tombol, satu stik analog, dan D-pad, semuanya membentuk huruf "M".
Super Mario 64
Banyak orang menggangap kalau stik Nintendo 64 dikembangkan khusus untuk game andalan Nintendo yaitu Super Mario 64, namun direktur teknis Jim Merrick yang saat itu bekerja di Nintendo menepis spekulasi tersebut dalam suatu wawancara dan menyatakan kalau stik Nintendo 64 tidak digunakan hanya untuk satu game saja.?¹?
"Saya pikir itu keliru untuk mengatakan bahwa kontroler N64 dirancang hanya untuk Super Mario 64. Ya, saya tau Tuan Miyamoto menginginkan kami untuk mengembangkan kontrol analog karena dia memiliki visi tentang bagaimana ia ingin game itu bekerja, tetapi kontrolernya tidak dirancang khusus untuk satu game saja. "
- Jim Merrick, Technical Director Nintendo
Quote:
Quote:
Generasi 6 - Dualshock 2
Quote:
Sony mengikuti jejak Nintendo dengan merilis gamepad Dual Analog SCPH-1150 dan SCPH-1180 pada bulan April tahun 1997. Stik ini tidak diproduksi begitu lama sebelum tergantikan dengan Stik baru produksi Sony yang dilengkapi dengan fungsi getaran yaitu DualShock.
DualShock merupakan kontroler paling andalan Sony. Mulai digunakan pada tahun 1997 akhir, sampai saat ini DualShock berlanjut hingga ke generasi ke 4 dengan DualShock yang satu paket dengan PS4.
Atas: Dual Analog PS1, Bawah: Dualshock 2
DualShock 2 merupakan kontroler game terbaik di Generasi ke-6, dengan dilengkapi 2 stik analog dengan presisi 10-bit, 8 tombol yang sensitif akan tekanan (Segitiga, kotak, X, bulat, L1, R1, dan L2, R2.), D-Pad, dan 5 tombol digital (Start, Select, "Analog", L3, dan R3.) DualShock 2 terasa lebih nyaman dipegang oleh orang-orang dengan ukuran tangan kecil seperti penduduk ASEAN dan beberapa negara di Asia Timur dan Selatan.
DualShock merupakan kontroler paling andalan Sony. Mulai digunakan pada tahun 1997 akhir, sampai saat ini DualShock berlanjut hingga ke generasi ke 4 dengan DualShock yang satu paket dengan PS4.
Atas: Dual Analog PS1, Bawah: Dualshock 2
DualShock 2 merupakan kontroler game terbaik di Generasi ke-6, dengan dilengkapi 2 stik analog dengan presisi 10-bit, 8 tombol yang sensitif akan tekanan (Segitiga, kotak, X, bulat, L1, R1, dan L2, R2.), D-Pad, dan 5 tombol digital (Start, Select, "Analog", L3, dan R3.) DualShock 2 terasa lebih nyaman dipegang oleh orang-orang dengan ukuran tangan kecil seperti penduduk ASEAN dan beberapa negara di Asia Timur dan Selatan.
Generesi ke-6 sampe 7 lanjut dibawah gan