Memaknai arti "Home Sweet Home" bagi Pemudik
Saturday, June 9, 2018
Quote:
Alhamdulillah hari raya lebaran tinggal menghitung jari. Banyak dari kita yang sudah menyibukan diri seperti membuat kue lebaran, menukar uang, ataupun menghias kembali rumah :ngakaks .Tetapi bagi orang perantauan atau yang tinggal sementara (ngekost / ngontrak) di luar kota tentunya lebih memilih pulang ke kampung halaman bukan? Mengingat arus mudik yang sangat deras saat ini, takut tak kebagian tiket atau terjebak macet. Banyak dari mereka sudah mempersiapkan diri sejak awal hanya demi bisa bertemu dengan orang-orang yang ada di Kampung halaman.
Para Pemudik ini banyak mengekspresikan suka citanya dengan mengunggah status "Home Sweet Home" pada media sosialnya. Sebenarnya apa sih arti "Home Sweet Home" kenapa bukan "House Sweet House" ?
Mari kita belajar bahasa Inggris sedikit hehe. Kita menggunakan kata benda 'house' untuk membicarakan mengenai sebuah bangunan dimana orang tinggal. Jadi apa perbedaan antara kata 'Home' dan 'House'? Perbedaannya adalah 'House' adalah struktur atau bangunan fisik, sementara 'Home' adalah tempat dimana anda tinggal, kata ini lebih memiliki hubungan emosional. Jadi beda penggunaan kata beda maknanya juga.
Home sweet home merupakan ungkapan yang memiliki kedekatan arti dengan baitii jannatii atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan "rumahku surgaku". Kita sering mendengar ungkapan "rumahku surgaku" yang artinya tidak ada tempat yang paling nyaman selain rumahku. Dalam ungkapan tersebut bisa dipahami bahwa bentuk fisik rumah tidaklah begitu penting. Rumah besar–kecil, mewah–sederhana, berdinding kayu atau tembok, berpekarangan atau saling berhimpitan dengan dinding tetangga, semuanya tidak mengurangi makna surga atau istana yang identik dengan kesan indah nyaman, dan penuh kebahagiaan.
Rumah yang bernuansa surga adalah harapan bagi setiap manusia yang berusaha memilki jiwa-jiwa mulia laksana malaikat suci bukan setan yang terlaknat. Dari kumpulan jiwa-jiwa mulia yang selalu dekat dengan Tuhannya akhirnya terbentuklah rumah tangga yang penuh berkah. Namun, sebaliknya rumah tangga yang jauh dari keberkahan-Nya laksana neraka yang dikenal dengan "broken home".
Kembali lagi ke bahasan "Mudik". Tradisi mudik memiliki makna yang mendalam selain hanya pulang bertemu dengan keluarga lalu bersilaturahmi dan meminta maaf. Mudik biasa dilakukan setiap akhir bulan puasa ramadan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri, hal ini terjadi karena sudah tertanam di pikiran masyarakat Indonesia bahwa ketika merayakan hari raya Idul Fitri harus di tempat kelahiran bersama orang tua dan saudara, karena banyak orang Indonesia yang berpindah dari lingkungan pedesaan menuju perkotaan. Tapi apakah hanya sekedar itu makna yang bisa kita ambil dalam tradisi mudik? Berikut ini saya rangkum beberapa alasan kenapa kampung halaman menjadi tujuan utama untuk menghabiskan waktu saat libur lebaran :
1. Keluarga
Spoiler for :
Harta yang paling berharga adalah Keluarga. Itulah yang sering kita dengar dari orang-orang. Jika kita memiliki sesuatu yang dijamin dalam kehidupan ini, itu adalah keluarga. Rumah adalah tempat kamu dapat menemukan keluargamu. Pasti ada banyak cerita suka-duka yang kamu dapat dari keseharian di kota besar yang mau kamu bagikan ke keluarga. Rumah tidak selalu harus menjadi tempat asal kamu, tetapi tempat di mana kamu dapat menemukan keluargamu. Sayangilah keluargamu selagi masih ada
2. Teman
Spoiler for :
Rumah juga merupakan tempat di mana kamu dapat menemukan teman-teman lama kamu. Teman dapat memisahkan atau melakukan perjalanan ke perguruan tinggi yang berbeda atau pindah. Namun, teman-teman sering pulang ke rumah untuk melihat keluarga mereka selama liburan. Ini adalah kesempatan sempurna untuk mengunjungi orang-orang spesial itu.
3. Nyaman
Spoiler for :
Tidak ada yang lebih nyaman selain kenyamanan di rumah. Ini adalah sesuatu yang akrab, hangat, dan dekat dengan hati kamu.
Tradisi mudik ini pun sebenarnya jadi ajang buat sejenak ninggalin segala hiruk pikuk kota. Pergi ke kampung halaman bisa jadi kesempatan bagus buat meditasi atau menenangkan jiwa. Apalagi, kalau suasananya masih asri, Tak seperti kota-kota yang banyak polusi. Dari kiri kanan kamu bisa mendengar suara desiran air sungai, sejuknya udara, dan hijaunya pepohonan serta sawah-sawah. Rasanya, pikiran bisa fresh kembali!
4. Bernostalgia dengan Kenangan lama
Spoiler for :
Rumah adalah tempat kamu dapat mengunjungi kembali kenangan kamu. Kenangan dapat sejak kecil atau dari titik lain dalam hidup kamu. Rumah adalah tempat untuk mengenang masa lalu dan merenungkan mimpi indah. Momen-momen bernostalgia selalu berhasil bikin kita rela ninggalin sejenak keseharian yang bikin pikiran jenuh. Apalagi, kalau nostalgianya sama mantan gebetan :malus, ya. Pastinya, kamu sudah tak sabar dong, buat melihat perubahan kawan-kawan lama dan saling berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing? Eits, ingat buat nyaring obrolan, ya. Kalau kamu kebanyakan cerita soal keluh kesah, teman malah bisa kesel ketemu kamu, loh. Pastikan kalau kamu punya cerita menyenangkan yang bikin teman kamu tersenyum dan tahu kalau perantauan kamu tak sia-sia.
5. Makanan khas asli daerah
Spoiler for :
Mungkin di kota kita bisa merasakan kuliner khas daerah kita. Namun, tetap aja ada hal-hal yang tidak terwakili. Coba, di mana kamu bisa nemuin makanan khas daerah asalmu ? Kalaupun ada, pasti kamu ngerasain citarasanya beda, tak membuatmu ingat sama kampung halaman. Makanya, momen mudik juga jadi ajang berburu kuliner yang kamu rindukan. Bukan cuma makanan yang dijual di rumah-rumah makan, masakan nenekmu juga pasti jadi godaan berat! Wisata kuliner juga wajib hukumnya kalau lagi di perjalanan mudik.
Tradisi mudik, kembali ke tempat kelahiran, kembali mengingat asal kita lahir, kembali mengingat semua kenangan di awal kehidupan kita. Artinya, dengan mudik, seharusnya kita mengembalikan jati diri sebagai manusia, mengembalikan kondisi awal kita seperti saat dilahirkan, yaitu bersih dan fitrah. Tentu makna ini, berkaitan dengan ibadah puasa yang sebulan ini kita jalankan. Bahwa puasa adalah ajang training untuk menjadi manusia sejati. Nah, manusia sejati itu adalah ketika kita dilahirkan, bersih dari berbagai program-program pikiran yang melemahkan diri kita, bukankah ketika dilahirkan semua bayi itu menangis dengan suara yang sama? apakah kamu pernah mendengar tangis bayi yang baru lahir itu bernyayi lagu dangdut? Tidak ada ya haha..
Sekian trit tentang memaknai "Home sweet Home" dalam budaya mudik kita.
Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir batin dari saya dan sekeluarga, selamat mudik tetap berhati-hatilah di jalan dan taati peraturan lalu lintas yang ada. Rate, cendol, dan share sangat berarti bagi saya terimakasih :malus
Spoiler for Sumber:
Quote:
