Mengenal Perjalanan Hidup Bapak THR Indonesia







Hari ini, Senin 4 Juni 2018 PNS, TNI, Polri dan pensiunan menerima gaji dan THR yang sudah ditunggu-tunggu. Kebijakan ini baru ditetapkan di tahun 2018 dan menjadi yang pertama kalinya dalam sejarah.

Menjelang Hari Raya Idul Fitri THR merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh para pekerja, baik swasta maupun negeri. Dalam rangka menyambut cairnya THR ini, ane ingin mengajak agan sista untuk mengenal seseorang yang mencetuskan THR pertama kali atau bisa disebut bapak THR Indonesia. Tulisan ini juga bertujuan untuk mengucapkan terima kasih kepada beliau :iloveindonesias

Perkenalkan Soekiman Wirjosandjojo, beliau adalah seorang insan kelahiran Solo tahun 1898 silam. Saat kecil dulu beliau menempuh pendidikan dasar di Eupereesche Lagere School atau ELS. Kemudian setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, beliau melanjutkan ke Sekolah Dokter di Jakarta yang waktu itu bernama STOVIA (School tot Opleiding Van Indische Artsen).

Sebelum usianya genap memasuki usia 30 tahun, beliau telah menjadi seorang lulusan Jurusan Kesehatan, Universitas Amsterdam, Belanda. Lika-liku kehidupannya dimulai sejak beliau berada di Belanda; beliau berhasil mendapatkan kepercayaan untuk menjadi pemimpin Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia Belanda (PHB).

Di masa kepemimpinan beliau Indische Vereeniging (PHB) berubah menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia (PI). Kedua hal ini terjadi tiga tahun sebelum Sumpah Pemuda, tepatnya di tahun 1925.

Dalam rangka membantu kemerdekaan Indonesia, Soekiman Wirjosandjojo ikut ambil bagian dengan menjadi salah satu anggota BPUPKI. Seusai proklamasi pun beliau masih terus ikut membantu pembangunan Indonesia dengan melahirkan Partai Masyumi, beliau terpilih sebagai Ketua Umum dari partai ini.

Sebelum Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil Pemilu tahun 1955, Soekiman menjabat sebagai Perdana Menteri dari tahun 1951 sampai 1952. Setelah membentuk DPR GR (Gotong Royong) Presiden Soekarno meminta Soekiman untuk ikut bergabung namun permintaan itu ditolak karena beliau menentang keputusan Presiden Soekarno (membubarkan DPR hasil pemilu 1955) dianggapnya sebagai tindakan yang menyalahi Undang-undang. Juga karena kawan nya seperti Mohamad Roem dan Mohammad Natsir dipenjarakan oleh Presiden Soekarno.

Last but not least, terima kasih untuk beliau karena telah ikut dalam membangun negeri dan pencetusan THR yang membantu rakyat :heart:

Sekian thread ane kali ini, semoga bermanfaat :kiss

Quote:


sumber: ini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel