[Trending 2019]Huawei Siapkan Ponsel Layar Lipat Pertama di Dunia!! [Video
Monday, June 4, 2018

Quote:
Demi menjadikan perangkat gawai lebih modern, perkembangan berbagai macam inovasi pun mengiringi. Jika saat ini tengah marak layar kekinian dan layar berponi, maka pada 2019 besar kemungkinannya akan beralih ke ponsel berlayar lipat.
April 2018, Huawei pernah mengatakan ingin mengalahkan Samsung dengan menghadirkan ponsel berlayar lipat pertama di dunia pada November mendatang. Namun, saat itu perusahaan elektronik asal Tiongkok itu belum mengungkapkan detail rencananya.
Kini seperti dilansir Phone Arena, Selasa (29/5/2018), sebuah laporan dari media Korea mengklaim bahwa Huawei telah bekerja sama dengan BOE Technology untuk memproduksi ponsel berlayar lipat pertama.
BOE Technology adalah perusahaan pertama asal Tiongkok yang khusus mengembangkan panel datar dan mulai memproduksi layar OLED fleksibel pada 2017.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa BOE akan memproduksi panel fleksibel OLED berukuran 8 inci yang dapat dilipat untuk digunakan dalam ponsel Huawei. Perangkat ini nantinya disebut-sebut akan menjadi pesaing Samsung Galaxy Note 9 yang rencananya akan diluncurkan pada akhir 2018.
Dalam Weekly Expo di pameran SID Display Week di Los Angeles, Amerika Serikat, pada 20-25 Mei lalu, BOE juga memperlihatkan dua layar lipatnya yang berukuran 5,99 inci dan 27 inci.
Ini videonya :
Selain itu, BOE juga memperlihatkan layar AMOLED WQHD yang dapat dilipat. Layar yang bisa digunakan di ponsel, sabak, dan monitor tersebut dilaporkan bisa menekuk lebih dari 100 ribu kali.
Di sisi lain, BOE disebut telah menerima pesanan untuk mengembangkan empat panel purwarupa lipat dari dua vendor ponsel yang berbeda.
Menurut ET News (h/t India Today), Samsung bisa saja menjadi salah satu klien tersebut. Namun, karena perusahaan Korea akan memproduksi panel sendiri kemungkinan besar Xiaomi atau Oppo adalah klien kedua tersebut.
Kebetulan Xiaomi dan Oppo telah mengajukan paten untuk perangkat berlayar lipat. Sementara Xiaomi juga mengembangkan ponsel layar lipat mulai 2016.
Sesuai laporan itu, Samsung dikabarkan tengah mempersiapkan dua buah model ponsel yang akan diluncurkan pada kuartal pertama 2019 dengan satu desain layar yang dapat dilipat--yakni Galaxy X. Mereka akan memproduksi layar lipatnya secara massal pada November 2018.
Galaxy X kemungkinan akan menampilkan tiga panel OLED berukuran 3,5 inci, dua di antaranya dapat membentuk layar 7 inci ketika dilipat. Selain itu, Samsung nampaknya sedang mencoba layar tanpa bingkai dan sensor pemindai sidik jari di bawah layar. Namun, kabar tersebut belum dikonfirmasi secara resmi.
Huawei ingin lebih dulu merilis ponsel layar lipatnya sebelum Samsung sehingga bisa memegang predikat ponsel berlayar lipat pertama di dunia dan juga menciptakan citra perusahaan yang terdepan di pasar.
Seperti dinukil Android Central (29/5), Huawei berhasil meraih predikat "Most Valuable Brands" selama dua tahun berturut-turut dan hanya satu-satunya perusahaan Tiongkok yang ada di dalam daftar. Dua ponsel besutan Huawei, Mate 10 dan P20 Pro, telah membayar kerja keras selama setahun silam.
Pada 2017, Huawei menduduki peringkat 88 dari 100 perusahaan. Namun tahun ini, Huawei naik ke urutan 79. Nilai jenama Huawei juga meningkat 15 persen dari tahun ke tahun--7,3 miliar dolar AS (Rp102 triliun) menjadi 8,4 miliar dolar AS (Rp117 triliun).
Nilai jenama bukanlah satu-satunya peningkatan Huawei yang dilihat dari 2017 hingga 2018. Menurut penelitian IDC, pangsa pasarnya pun meningkat sebanyak 13,8 persen.
Huawei juga telah menghabiskan RMB89,7 miliar (Rp193 triliun) untuk penelitian dan pengembangan pada 2017 dan lebih dari RMB394 miliar (Rp857 triliun) selama sepuluh tahun terakhir.
BOE Technology adalah perusahaan pertama asal Tiongkok yang khusus mengembangkan panel datar dan mulai memproduksi layar OLED fleksibel pada 2017.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa BOE akan memproduksi panel fleksibel OLED berukuran 8 inci yang dapat dilipat untuk digunakan dalam ponsel Huawei. Perangkat ini nantinya disebut-sebut akan menjadi pesaing Samsung Galaxy Note 9 yang rencananya akan diluncurkan pada akhir 2018.
Dalam Weekly Expo di pameran SID Display Week di Los Angeles, Amerika Serikat, pada 20-25 Mei lalu, BOE juga memperlihatkan dua layar lipatnya yang berukuran 5,99 inci dan 27 inci.
Spoiler for BOE Flexible OLED:

Selain itu, BOE juga memperlihatkan layar AMOLED WQHD yang dapat dilipat. Layar yang bisa digunakan di ponsel, sabak, dan monitor tersebut dilaporkan bisa menekuk lebih dari 100 ribu kali.
Di sisi lain, BOE disebut telah menerima pesanan untuk mengembangkan empat panel purwarupa lipat dari dua vendor ponsel yang berbeda.
Menurut ET News (h/t India Today), Samsung bisa saja menjadi salah satu klien tersebut. Namun, karena perusahaan Korea akan memproduksi panel sendiri kemungkinan besar Xiaomi atau Oppo adalah klien kedua tersebut.
Kebetulan Xiaomi dan Oppo telah mengajukan paten untuk perangkat berlayar lipat. Sementara Xiaomi juga mengembangkan ponsel layar lipat mulai 2016.
Sesuai laporan itu, Samsung dikabarkan tengah mempersiapkan dua buah model ponsel yang akan diluncurkan pada kuartal pertama 2019 dengan satu desain layar yang dapat dilipat--yakni Galaxy X. Mereka akan memproduksi layar lipatnya secara massal pada November 2018.
Galaxy X kemungkinan akan menampilkan tiga panel OLED berukuran 3,5 inci, dua di antaranya dapat membentuk layar 7 inci ketika dilipat. Selain itu, Samsung nampaknya sedang mencoba layar tanpa bingkai dan sensor pemindai sidik jari di bawah layar. Namun, kabar tersebut belum dikonfirmasi secara resmi.
Huawei ingin lebih dulu merilis ponsel layar lipatnya sebelum Samsung sehingga bisa memegang predikat ponsel berlayar lipat pertama di dunia dan juga menciptakan citra perusahaan yang terdepan di pasar.
Seperti dinukil Android Central (29/5), Huawei berhasil meraih predikat "Most Valuable Brands" selama dua tahun berturut-turut dan hanya satu-satunya perusahaan Tiongkok yang ada di dalam daftar. Dua ponsel besutan Huawei, Mate 10 dan P20 Pro, telah membayar kerja keras selama setahun silam.
Pada 2017, Huawei menduduki peringkat 88 dari 100 perusahaan. Namun tahun ini, Huawei naik ke urutan 79. Nilai jenama Huawei juga meningkat 15 persen dari tahun ke tahun--7,3 miliar dolar AS (Rp102 triliun) menjadi 8,4 miliar dolar AS (Rp117 triliun).
Nilai jenama bukanlah satu-satunya peningkatan Huawei yang dilihat dari 2017 hingga 2018. Menurut penelitian IDC, pangsa pasarnya pun meningkat sebanyak 13,8 persen.
Huawei juga telah menghabiskan RMB89,7 miliar (Rp193 triliun) untuk penelitian dan pengembangan pada 2017 dan lebih dari RMB394 miliar (Rp857 triliun) selama sepuluh tahun terakhir.
Refrensi beritagar.id

Jangan lupa :rate5:rate5:toast:toast Thankyou
