5 Penyebab Anak Jadi Sering Melawan ke Orang Tua
Tuesday, July 10, 2018


Quote:
Assalamuálaikum, Halo agan dan sista, apa kabar semuanya? Semoga semuanya baik yaa.
Enggak terasa aja nih udah bulan Juli dan untuk yang lahir di bulan Juli, selamat merayakan hari dirgahayu kalian yaa:selamat
Di thread kali ini, saya bakal membahas hal yang agak durhaka gansis, semoga saja saya enggak jadi batu.
:takut
Judul threadnya :
5 Penyebab Anak Jadi Sering Melawan ke Orang Tua
Hayo, sudah penasaran kan apa aja itu?
Yuk, mari meluncur ke tekape:ngacir:

Quote:
Sudah cukup penasaran belum nih? Kalo belum, pura-pura udah aja ya, capek saya nunggunya.
;)
Kalo kayak gitu, yuk langsung ke poin-poinnya:thumbup
;)
Kalo kayak gitu, yuk langsung ke poin-poinnya:thumbup
Quote:
1. Sedikit Apresiasi, Banyak Dicaci

Oke, poin pertama cukup menyentil lah ya.
Sebagai contoh, anaknya disuruh nyapu tapi si anak bilangnya "ntar bu", lalu berapi-apilah emosi sang ibu kemudian mencaci anaknya karena enggak nurut. Eh tapi, giliran anak itu mengerjakan apa yang yang kemarin ibunya suruh tanpa perlu disuruh, si anak malah enggak dapat apresiasi.
Saya sebagai anak, berterima kasih karena telah dilahirkan tapi saya juga sebagai anak butuh apresiasi sebagai pendorong/penyemangat agar lebih giat lagi.
2. Sering Dipukuli

Menurut saya, penyebab inilah yang lebih umum terjadi, karena terkadang anak tidak salah tapi malah kena pukul gitu aja sama orang tuanya. Kadang orang tua memberlakukan anaknya sebagai pelampiasan mereka karena emosi dengan seseorang atau sedang terbelit masalah.
Tapi, apa kalian(para orang tua), enggak berfikir bahwa bisa saja sewaktu-waktu anak dendam pada kalian dan balik memukuli kalian, atau bagian paling sadisnya yaitu membunuh?
3. Dituntut ini itu

Ini juga sering terjadi, anak selalu dituntut oleh orang tuanya untuk menjadi ini / itu berdasarkan mau orang tua, padahal bisa saja anak mempunyai cita-cita atau keinginan yang berbeda dengan orang tuanya. Dari sini juga biasanya timbul rasa dongkol si anak untuk melawan orang tuanya, dan gak jarang pula ada yang kabur dari rumah demi menggapai cita-cita yang sebenarnya mereka inginkan.
4. Dibanding-bandingkan

"Kamu tuh seharusnya kayak dia; rajin belajar, juara kelas, dan masuk sekolah favorit."
"Tuh lihat, sekarang temanmu udah jadi dokter, masa kamu belum jadi apa-apa juga?"
Blablabla, banyak deh bentuk perbandingannya.
Tiap kepribadian anak mungkin berbeda-beda, ada yang menganggap perbandingan di atas sebagai motivasi mereka, adapula anak yang menganggap itu sebagai cibiran ke mereka, bahwa mereka enggak bisa ngapa-ngapain.
5. Isi menurut pendapat agan / sista

Wah, kayaknya poin kelima ini saya mengalami stuck gansis, maka dari itu saya butuh bantuan dari agan dan sista untuk mengisi poin kelima yang kosong ini.
Hah? Kosong? Sssst.

Oke, poin pertama cukup menyentil lah ya.
Sebagai contoh, anaknya disuruh nyapu tapi si anak bilangnya "ntar bu", lalu berapi-apilah emosi sang ibu kemudian mencaci anaknya karena enggak nurut. Eh tapi, giliran anak itu mengerjakan apa yang yang kemarin ibunya suruh tanpa perlu disuruh, si anak malah enggak dapat apresiasi.
Saya sebagai anak, berterima kasih karena telah dilahirkan tapi saya juga sebagai anak butuh apresiasi sebagai pendorong/penyemangat agar lebih giat lagi.
2. Sering Dipukuli

Menurut saya, penyebab inilah yang lebih umum terjadi, karena terkadang anak tidak salah tapi malah kena pukul gitu aja sama orang tuanya. Kadang orang tua memberlakukan anaknya sebagai pelampiasan mereka karena emosi dengan seseorang atau sedang terbelit masalah.
Tapi, apa kalian(para orang tua), enggak berfikir bahwa bisa saja sewaktu-waktu anak dendam pada kalian dan balik memukuli kalian, atau bagian paling sadisnya yaitu membunuh?
3. Dituntut ini itu

Ini juga sering terjadi, anak selalu dituntut oleh orang tuanya untuk menjadi ini / itu berdasarkan mau orang tua, padahal bisa saja anak mempunyai cita-cita atau keinginan yang berbeda dengan orang tuanya. Dari sini juga biasanya timbul rasa dongkol si anak untuk melawan orang tuanya, dan gak jarang pula ada yang kabur dari rumah demi menggapai cita-cita yang sebenarnya mereka inginkan.
4. Dibanding-bandingkan

"Kamu tuh seharusnya kayak dia; rajin belajar, juara kelas, dan masuk sekolah favorit."
"Tuh lihat, sekarang temanmu udah jadi dokter, masa kamu belum jadi apa-apa juga?"
Blablabla, banyak deh bentuk perbandingannya.
Tiap kepribadian anak mungkin berbeda-beda, ada yang menganggap perbandingan di atas sebagai motivasi mereka, adapula anak yang menganggap itu sebagai cibiran ke mereka, bahwa mereka enggak bisa ngapa-ngapain.
5. Isi menurut pendapat agan / sista

Wah, kayaknya poin kelima ini saya mengalami stuck gansis, maka dari itu saya butuh bantuan dari agan dan sista untuk mengisi poin kelima yang kosong ini.
Hah? Kosong? Sssst.

Quote:
Jadi kesimpulannya gansis, ada baiknya untuk kita ambil hikmahnya.
Teruntuk para orang tua yang membaca thread ini, semoga bisa dijadikan pembelajaran agar tidak melakukan kelima poin di atas, dan teruntuk para anak(termasuk saya), jadilah anak yang patuh terhadap orang tua, hormati dan sayangi mereka.
Karena bagaimanapun juga mereka(orang tua), terutama Ibu yang telah melahirkan kita(anak) ke dunia dan mereka(Ayah dan Ibu) telah merawat kita sedari kecil sampai kita cukup umur untuk dibilang "dewasa".
Terima kasih sudah mampir ke thread saya yang sederhana ini. Kalau ada salah-salah kata mohon dimaafkan dan dikoreksi ya.
Ohiya gansis, jangan lupa untuk mampir ke thread saya yang lainnya :
7 Alasan Kenapa Harus Belajar Bahasa Indonesia
Hal-Hal yang Masih Sukar Dilakukan di Indonesia
Mengenal lebih dalam apa itu Pustakawan yang sering disebut "Tukang Beres-beres Buku"
Siapakah Orang Terpintar?
Teruntuk para orang tua yang membaca thread ini, semoga bisa dijadikan pembelajaran agar tidak melakukan kelima poin di atas, dan teruntuk para anak(termasuk saya), jadilah anak yang patuh terhadap orang tua, hormati dan sayangi mereka.
Karena bagaimanapun juga mereka(orang tua), terutama Ibu yang telah melahirkan kita(anak) ke dunia dan mereka(Ayah dan Ibu) telah merawat kita sedari kecil sampai kita cukup umur untuk dibilang "dewasa".
Terima kasih sudah mampir ke thread saya yang sederhana ini. Kalau ada salah-salah kata mohon dimaafkan dan dikoreksi ya.
Ohiya gansis, jangan lupa untuk mampir ke thread saya yang lainnya :
7 Alasan Kenapa Harus Belajar Bahasa Indonesia
Hal-Hal yang Masih Sukar Dilakukan di Indonesia
Mengenal lebih dalam apa itu Pustakawan yang sering disebut "Tukang Beres-beres Buku"
Siapakah Orang Terpintar?

Quote: