5 Senjata Tidak Mematikan Ini Sukses Merenggut Nyawa Orang
Wednesday, July 4, 2018
Quote:
Senjata yang diklasifikasikan tidak mematikan seharusnya memang tidak merenggut nyawa orang lain sesuai dengan label mereka. Definisi Merriam Webster untuk kata "tidak mematikan" mangacu pada "tidak mampu menyebabkan kematian." Senjata tidak mematikan dimaksudkan untuk melumpuhkan target tanpa melenyapkan nyawa mereka, senjata-senjata ini berfungsi untuk menetralkan ancaman saja.
Akan tetapi kenyataannya senjata tidak mematikan ini bisa sama mematikannya seperti senjata pembunuh lainnya. Beberapa insiden mengerikan yang disebabkan senjata tidak mematikan rupanya sering terjadi, sebagian merupakan kelalaian operator dan ada kondisi tertentu yang menyebabkan senjata ini mematikan saat digunakan.
5 Meriam air
Meriam air adalah senjata anti huru hara paling banyak digunakan oleh polisi. Senjata ini menyemburkan air bertekanan tinggi yang akan menjatuhkan seseorang ke tanah.
Senjata ini seharusnya tidak mematikan, tetapi kenyataannya telah tercatat kematian seseorang yang disebabkan senjata ini.
Pada tahun 2010, Dietrich Wagner, 65 tahun pada saat itu, wajahnya tertembak oleh meriam air selama protes di Stuttgart, Jerman. Tembakan meriam air itu memecahkan soket matanya, menyebabkan bola matanya lepas sehingga ia buta permanen.
Dalam insiden lain yang lebih fatal, Baek Nam Ki, seorang petani berusia 69 tahun dari Korea Selatan, kehilangan nyawanya setelah ia ditargetkan dengan meriam air selama protes di Seoul pada November 2015.
Meriam itu memiliki pengatur arus air yang rusak sehingga meriam akan melepaskan tekanan air yang lebih tinggi dari kondisi normal. Petugas juga tidak mengikuti peraturan dan terus menyeburkan air ke Baek walau ia sudah jatuh ke tanah dan tak sadarkan diri.
Investigasi mengungkapkan petugas yang mengoperasikan kendaraan meriam air tidak memiliki pengalaman dalam operasinya.
4 Gas air mata
Gas air mata sebenarnya dilarang oleh Konvensi Jenewa untuk digunakan dalam peperangan. Namun, tidak ada larangan menggunakannya untuk menetralisir kerusuhan warga sipil.
Meskipun disebut sebagai gas, sebenarnya asap itu adalah kristal kimia padat dalam bentuk aerosol. Zat kimia bereaksi dengan organ basah tubuh, seperti mata, kulit, dan hidung. Mata dan hidung akan mengeluarkan air mata dan lendir untuk membersihkan organ-organ kimia asing, tetapi reaksi dari zat kimia gas air mata memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan organ tubuh.
Tergantung pada keadaan, gas air mata dapat menyebabkan kebutaan sementara atau permanen, kelumpuhan, kematian janin, dan keguguran pada wanita, dan kematian. Pada 2013, 37 orang mati lemas di Mesir setelah tabung gas air mata ditembakkan ke kendaraan mereka.
3 Taser
Menurut penelitian oleh Amnesty International, lembaga penegak hukum di Amerika Serikat telah menewaskan sedikitnya 500 orang dengan Tasers sejak 2001. Informasi ini cukup menakutkan mengingat Tasers seharusnya menjadi senjata yang tidak mematikan.
Amnesty International juga mengungkapkan bahwa petugas penegak hukum telah menggunakan Tasers tanpa pandang bulu. Faktanya, 90 persen dari orang-orang yang di setrum hingga mati ternyata tidak bersenjata. Beberapa bahkan di setrum dengan taser hingga mati di penjara.
Allen Kephart, salah satu korban malang dari serangan Taser petugas, Kephart mengalami syok sampai mati di San Bernardino County, California, karena melakukan pelanggaran lalu lintas pada tahun 2011.
Dia disetrum 16 kali oleh tiga petugas, yang semuanya kemudian ketiga petugas ini dibebaskan dari kesalahan apa pun. Untuk mengurangi kematian karena Taser, Amnesty International mengusulkan agar panduan yang lebih ketat diberikan pada petugas menggunakan Tasers, yaitu hanya memperbolehkan menggunakan Taser ketika tersangka harus di tembak atau di sengat taser.
2 Semprotan cabai
Semprotan cabai adalah senjata pertahanan diri yang digunakan oleh warga sipil dan beberapa petugas polisi. Meskipun semprotan cabai dikategorisasi sebagai senjata non-mematikan, tapi itu kadang-kadang berubah menjadi mematikan. Sulit untuk menentukan jumlah orang yang dibunuh oleh semprotan cabai, karena banyak korban yang diduga mati karena semprotan cabai dipengaruhi oleh obat-obatan atau alkohol pada saat kematian.
Fakta mengerikan tentang kematian terkait semprotan cabai adalah bahwa tidak ada yang peduli untuk meneliti seberapa besar bahaya semprotan cabai digunakan.
Semprotan cabai mengandung capsaicin atau oleoresin capsicum yang dicampur dengan bahan kimia lain seperti alkohol, hidrokarbon terhalogenasi, atau propelan untuk meningkatkan efek pedas.
Menghirup zat kimia tambahan ini telah diketahui mempengaruhi organ dalam seperti jantung, paru-paru, dan saraf, menyebabkan detak jantung tidak stabil atau kematian.
1 Flashbang
Atau dikenal juga dengan geranat kejut, flashbang memiliki reputasi yang baik dalam mengirimkan korban-korbannya ke rumah sakit dan makam. Flashbang sebenarnya adalah senjata kelas militer dan pada awalnya dikembangkan untuk membantu penyelamatan sandera.
Ketika flashbang meledak, mereka menciptakan cahaya yang sangat terang dan bunyi yang menggelegar yang membuat orang buta dan tuli di dalam area efeknya. Ledakan flashbang ternyata sangat berbahaya ketika mereka bersentuhan dengan kulit. Bahkan ledakan yang dihasilkan "lebih panas dari lava" dan dapat menyebabkan luka bakar tingkat kedua dan ketiga atau bahkan kematian.
Sejak tahun 2000, setidaknya 50 orang Amerika, termasuk petugas polisi, telah terluka atau terbunuh oleh flashbang. Menurut penelitian, petugas polisi AS menggunakan flashbang tanpa pandang bulu, bahkan mereka menggunakannya walau tanpa tujuan tertentu.
Penggunaan sembarangan ini telah membunuh hewan peliharaan, menyebabkan serangan jantung, menyebabkan hilangnya bagian tubuh, dan bahkan membakar rumah. Pada tahun 2000, Pengadilan Banding AS secara khusus melarang departemen kepolisian untuk melemparkan bom, termasuk flashbang, ke rumah-rumah para pengedar narkoba. Namun demikian, flashbang masih sering digunakan dalam penggerebekan pengedar narkoba di AS.
Bonus : Tongkat polisi
Tidak lengkap daftar ini tanpa memasukan tongkat polisi yang legendaris itu. Tongkat polisi memenuhi syarat sebagai senjata pemukul, dan dengan demikian, tongkat polisi dapat digunakan untuk menyebabkan luka serius atau bahkan membunuh seseorang, tergantung di mana bagian memukulnya. Sebuah pukulan di bagian-bagian tertentu seperti kepala, leher, atau selangkangan dapat menyebabkan cedera serius atau kematian.
Pada akhir 1990-an, departemen kepolisian di Inggris mengalami peningkatan pengaduan publik setelah tongkat polisi gaya AS diberikan untuk petugas polisi Inggris. Tongkat polisi AS itu lebih berbahaya daripada tongkat polisi yang biasa digunakan oleh polisi Inggris. Lebih buruk lagi, petugas lebih cenderung menggunakan tongkat polisi AS karena mereka "lebih efektif" mencederai lawan.
Korban pertama dari tongkat polisi Amerika Serikat adalah promotor tinju Brian Douglas, yang tewas setelah seorang petugas memukulnya dengan tongkatnya karena pelanggaran lalu lintas di London Selatan.
Dia menderita kerusakan otak besar dan tidak bisa ditangani, yang menyebabkan kematiannya lima hari kemudian. Petugas, Polisi Constable Mark Tuffey, mengklaim memukul tongkatnya dan mengincar lengan Douglas tetapi keliru memukul lehernya sebagai gantinya. Namun, saksi mengklaim mereka melihat Tuffey menyerang kepala Douglas.
Akan tetapi kenyataannya senjata tidak mematikan ini bisa sama mematikannya seperti senjata pembunuh lainnya. Beberapa insiden mengerikan yang disebabkan senjata tidak mematikan rupanya sering terjadi, sebagian merupakan kelalaian operator dan ada kondisi tertentu yang menyebabkan senjata ini mematikan saat digunakan.
5 Meriam air
Meriam air adalah senjata anti huru hara paling banyak digunakan oleh polisi. Senjata ini menyemburkan air bertekanan tinggi yang akan menjatuhkan seseorang ke tanah.
Senjata ini seharusnya tidak mematikan, tetapi kenyataannya telah tercatat kematian seseorang yang disebabkan senjata ini.
Pada tahun 2010, Dietrich Wagner, 65 tahun pada saat itu, wajahnya tertembak oleh meriam air selama protes di Stuttgart, Jerman. Tembakan meriam air itu memecahkan soket matanya, menyebabkan bola matanya lepas sehingga ia buta permanen.
Dalam insiden lain yang lebih fatal, Baek Nam Ki, seorang petani berusia 69 tahun dari Korea Selatan, kehilangan nyawanya setelah ia ditargetkan dengan meriam air selama protes di Seoul pada November 2015.
Meriam itu memiliki pengatur arus air yang rusak sehingga meriam akan melepaskan tekanan air yang lebih tinggi dari kondisi normal. Petugas juga tidak mengikuti peraturan dan terus menyeburkan air ke Baek walau ia sudah jatuh ke tanah dan tak sadarkan diri.
Investigasi mengungkapkan petugas yang mengoperasikan kendaraan meriam air tidak memiliki pengalaman dalam operasinya.
4 Gas air mata
Gas air mata sebenarnya dilarang oleh Konvensi Jenewa untuk digunakan dalam peperangan. Namun, tidak ada larangan menggunakannya untuk menetralisir kerusuhan warga sipil.
Meskipun disebut sebagai gas, sebenarnya asap itu adalah kristal kimia padat dalam bentuk aerosol. Zat kimia bereaksi dengan organ basah tubuh, seperti mata, kulit, dan hidung. Mata dan hidung akan mengeluarkan air mata dan lendir untuk membersihkan organ-organ kimia asing, tetapi reaksi dari zat kimia gas air mata memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan organ tubuh.
Tergantung pada keadaan, gas air mata dapat menyebabkan kebutaan sementara atau permanen, kelumpuhan, kematian janin, dan keguguran pada wanita, dan kematian. Pada 2013, 37 orang mati lemas di Mesir setelah tabung gas air mata ditembakkan ke kendaraan mereka.
3 Taser
Menurut penelitian oleh Amnesty International, lembaga penegak hukum di Amerika Serikat telah menewaskan sedikitnya 500 orang dengan Tasers sejak 2001. Informasi ini cukup menakutkan mengingat Tasers seharusnya menjadi senjata yang tidak mematikan.
Amnesty International juga mengungkapkan bahwa petugas penegak hukum telah menggunakan Tasers tanpa pandang bulu. Faktanya, 90 persen dari orang-orang yang di setrum hingga mati ternyata tidak bersenjata. Beberapa bahkan di setrum dengan taser hingga mati di penjara.
Allen Kephart, salah satu korban malang dari serangan Taser petugas, Kephart mengalami syok sampai mati di San Bernardino County, California, karena melakukan pelanggaran lalu lintas pada tahun 2011.
Dia disetrum 16 kali oleh tiga petugas, yang semuanya kemudian ketiga petugas ini dibebaskan dari kesalahan apa pun. Untuk mengurangi kematian karena Taser, Amnesty International mengusulkan agar panduan yang lebih ketat diberikan pada petugas menggunakan Tasers, yaitu hanya memperbolehkan menggunakan Taser ketika tersangka harus di tembak atau di sengat taser.
2 Semprotan cabai
Semprotan cabai adalah senjata pertahanan diri yang digunakan oleh warga sipil dan beberapa petugas polisi. Meskipun semprotan cabai dikategorisasi sebagai senjata non-mematikan, tapi itu kadang-kadang berubah menjadi mematikan. Sulit untuk menentukan jumlah orang yang dibunuh oleh semprotan cabai, karena banyak korban yang diduga mati karena semprotan cabai dipengaruhi oleh obat-obatan atau alkohol pada saat kematian.
Fakta mengerikan tentang kematian terkait semprotan cabai adalah bahwa tidak ada yang peduli untuk meneliti seberapa besar bahaya semprotan cabai digunakan.
Semprotan cabai mengandung capsaicin atau oleoresin capsicum yang dicampur dengan bahan kimia lain seperti alkohol, hidrokarbon terhalogenasi, atau propelan untuk meningkatkan efek pedas.
Menghirup zat kimia tambahan ini telah diketahui mempengaruhi organ dalam seperti jantung, paru-paru, dan saraf, menyebabkan detak jantung tidak stabil atau kematian.
1 Flashbang
Atau dikenal juga dengan geranat kejut, flashbang memiliki reputasi yang baik dalam mengirimkan korban-korbannya ke rumah sakit dan makam. Flashbang sebenarnya adalah senjata kelas militer dan pada awalnya dikembangkan untuk membantu penyelamatan sandera.
Ketika flashbang meledak, mereka menciptakan cahaya yang sangat terang dan bunyi yang menggelegar yang membuat orang buta dan tuli di dalam area efeknya. Ledakan flashbang ternyata sangat berbahaya ketika mereka bersentuhan dengan kulit. Bahkan ledakan yang dihasilkan "lebih panas dari lava" dan dapat menyebabkan luka bakar tingkat kedua dan ketiga atau bahkan kematian.
Sejak tahun 2000, setidaknya 50 orang Amerika, termasuk petugas polisi, telah terluka atau terbunuh oleh flashbang. Menurut penelitian, petugas polisi AS menggunakan flashbang tanpa pandang bulu, bahkan mereka menggunakannya walau tanpa tujuan tertentu.
Penggunaan sembarangan ini telah membunuh hewan peliharaan, menyebabkan serangan jantung, menyebabkan hilangnya bagian tubuh, dan bahkan membakar rumah. Pada tahun 2000, Pengadilan Banding AS secara khusus melarang departemen kepolisian untuk melemparkan bom, termasuk flashbang, ke rumah-rumah para pengedar narkoba. Namun demikian, flashbang masih sering digunakan dalam penggerebekan pengedar narkoba di AS.
Bonus : Tongkat polisi
Tidak lengkap daftar ini tanpa memasukan tongkat polisi yang legendaris itu. Tongkat polisi memenuhi syarat sebagai senjata pemukul, dan dengan demikian, tongkat polisi dapat digunakan untuk menyebabkan luka serius atau bahkan membunuh seseorang, tergantung di mana bagian memukulnya. Sebuah pukulan di bagian-bagian tertentu seperti kepala, leher, atau selangkangan dapat menyebabkan cedera serius atau kematian.
Pada akhir 1990-an, departemen kepolisian di Inggris mengalami peningkatan pengaduan publik setelah tongkat polisi gaya AS diberikan untuk petugas polisi Inggris. Tongkat polisi AS itu lebih berbahaya daripada tongkat polisi yang biasa digunakan oleh polisi Inggris. Lebih buruk lagi, petugas lebih cenderung menggunakan tongkat polisi AS karena mereka "lebih efektif" mencederai lawan.
Korban pertama dari tongkat polisi Amerika Serikat adalah promotor tinju Brian Douglas, yang tewas setelah seorang petugas memukulnya dengan tongkatnya karena pelanggaran lalu lintas di London Selatan.
Dia menderita kerusakan otak besar dan tidak bisa ditangani, yang menyebabkan kematiannya lima hari kemudian. Petugas, Polisi Constable Mark Tuffey, mengklaim memukul tongkatnya dan mengincar lengan Douglas tetapi keliru memukul lehernya sebagai gantinya. Namun, saksi mengklaim mereka melihat Tuffey menyerang kepala Douglas.
Sumber :
Independent.co.uk (23/06/18)
Propublica.org (17/04/09)
Forbes.com (16/03/16)
Dgrnnewsservice.org (12/10/14)
Gizmodo.com (29/07/14)
Hani.co.kr (02/11/13)