6 Bocah Di Blitar Obati Kucing Terluka Ke Dokter Hewan, Bayarnya Patungan!

sumber: google


Kalau melihat bagaimana kondisi lingkungan di sekitar kita yang "cukup memprihatinkan" tentu 6 anak kecil di Blitar adalah "oase" bagi lingkungan nya


Sejak tenar sebutan generasi micin buat bocah-bocah yang kelakuan nya di luar batas "wajar" menurut para orang dewasa, bocah-bocah ini gak jarang jadi bahan nyinyiran warganet.

Padahal mah gak perlu seperti itu, kan? Bocah, entah itu generasi micin, generasi 90,80,70-an, sampai generasi tik tok yang terbaru, tetap saja hanyalah anak kecil yang hobinya main. Beda nya adalah apa yang jadi permainan buat mereka.

Misalnya anak kecil generasi 90-an dulu pada suka main layangan, gundu, pecle, karet, tembak-tembakan, petak umpet, alasannya karena pergaulan dan kondisi lingkungan masih mendukung. Coba kita lihat sekarang, buat main layangan aja susah karena cuaca gak bisa ditebak. Dulu enak, musim hujan sama kemarau masih bisa diperkirakan, lah sekarang bisa sehari panas sehari hujan.

Lalu perkembangan zaman pun mulai menggerus permainan tradisional, bukan mereka gak mau tapi karena media permainan nya yang sulit ditemukan atau bahkan gak ada. Agan dulu suka main pletokan? itu yang tembakan dari bambu kecil, pelurunya pake kertas basah. Ane yakin bocah zaman now pun suka mainan seperti itu, tapi karena gak ada yang jual pletokan akhirnya mereka gak bisa main. Yang jual pun bingung, mau maksain bikin juga sekarang bahan baku nya dapet dari mana? Di daerah ane aja yang kota kecil udah jarang bambu buat pletokan, padahal dulu banyak banget. Apalagi di kota-kota gede, iya gak?

Jadi yah harap maklum kalau bocah zaman now mainan nya mungkin agak aneh buat kita-kita. Inget, orang dewasa memaklumi sikap dan perilaku anak kecil itu biasa tapi kalau anak kecil memaklumi sikap dan perilaku orang dewasa itu luar biasa. Masa harus anak kecil yang memaklumi kita para orang dewasa? Gak malu emang?

Kayaknya kepanjangan cuap-cuap pembukanya deh wkwkwk maaf ya agan sista :D

Di balik heboh kelakuan bocah zaman now, alhamdulillah masih ada anak kecil yang gak ikut terbawa arus pergaulan nya.

Di Blitar, Jawa Timur ada 6 orang anak kecil-kelas 4 SD dan kelas 2 SMP- yang membawa seekor kucing ke dokter hewan buat diobatin. Katanya si kucing ini jatuh ke sungai dan terluka cukup parah, karena kasihan mereka membawa si kucing ke dokter hewan.

Spoiler for :


Biaya perawatan nya Rp. 90 ribu. 6 anak kecil ini patungan dari celengan dan uang lebaran mereka buat bayar namun Sekar Yudhya, dokter hewan yang menangani pengobatan kucing tersebut, mengatakan dia gak menerima bayaran dari mereka.

Naas, kucing yang mereka bawa ke tempat Sekar gak bisa tertolong dan meninggal. Uang hasil patungan pun akhirnya mereka belikan bahan bancakan (kenduri).

Spoiler for :


Apa yang mereka lakukan tentu sudah biasa buat kita yang menamakan diri generasi 90-an, tapi kalau melihat bagaimana kondisi lingkungan di sekitar kita yang "cukup memprihatinkan" tentu 6 anak kecil di Blitar adalah "oase" bagi lingkungan nya.

Saat anak kecil lain nya sibuk main tik tok dan nyari ketenaran sampai ada bocah yang merekam jenazah almarhum kakeknya pake tik tok dengan lagu see you again sebagai soundtracknya, 6 anak kecil ini masih peduli sama sesama makhluk Tuhan. Mereka membawa kucing yang sakit ke klinik, bukan ngambil foto si kucing atau direkam terus diunggah ke tik tok.

Jangan sampai salah pergaulan ya, dek-adek.

see you~


sumber: ini ini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel