8 Ibu Yang Dimiliki Orang Indonesia
Friday, July 6, 2018
Quote:
Kasih ibu sepanjang jalan NOT Quotez dari seorang Lembu gantengz
Halo agan sista kembali lagi ke thread ane,LEMBU GANTENG'S THREAD HEHEHEHE :2thumbupCEKIBROOTZZZ
Quote:
Halo gan :). Selamat hari ibu yaa. Kita nyanyi dulu yuk untuk ibu kita
Kasih ibu, kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia
Ibu itu ibarat sang surya, membakar dirinya sendiri untuk alam semesta dan keseimbangannya.
Okee, langsung saja yaa biar ga lama. Ini dia sifat keibuan di dalam peradaban nusantara.
CEKIBROOOUTUTTZZZ!!!!
Spoiler for katanya sih gini:
Quote:
1. Ibu kota bukan bapak kota
Apa itu ibu kota?
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ibu kota merupakan kota yang digunakan sebagai kedudukan pusat pemerintahan suatu negara, tempat dihimpunnya unsur administratif, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Jadi definisi ini bersifat agak politis dan kekuasaan kalau dirangkum menjadi kepemimpinan.
Menurut om lembu yang ganteng, ini bukan sesuatu tanpa tujuan alias kebetulan gan/sis. Ini menandakan adanya sifat keibuan di dalam sistem kepemimpinan kita secara filosofis. Apa yang dimaksud dengan sifat keibuan? Keibuan ini berarti sifat yang meniru ibu, jika dikenai variabel kepemimpinan ya berarti pengayoman, kasih sayang. Bukan kekuasaan atau kekuatan (Sifat kelaki-lakian).
Tahukah anda penyebaran Islam sudah ada sejak abad ke -7. Namun untuk pemeluknya masih sedikit. Namun pada abad-14 terjadi penyebaran Islam yang luar biasa di Nusantara khususnya di Pulau Jawa. Mengapa penyebaran Islam lebih diterima di abad ke-14 dari pada abad ke-7 ? Dugaan om lembu adalah pada abad ke-7 penyebaran Islam lebih kepada lewat saudagar (pedagang), sedangkan pada waktu abad-14 disebarkan oleh Kanjeng Sunan. Khususnya Kanjeng Sunan Kalijaga.
Kalau agan membaca referensi, selain kanjeng Sunan Kalijaga sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa, kanjeng sunan pada waktu itu juga sebagai pemecah masalah bangsa pada saat itu. Ranahnya luas dari yang kecil hingga yang besar dari politik, budaya, agama hingga sosial. Tokoh Punakawan adalah bukti ijtihad Kanjeng Sunan Kalijaga yang masih ada hingga sekarang dalam hal sosial, budaya dan kemasyarakatan. Jangan dikira punokawan itu badut yaaa hehehehe
Jadi menurut om lembu nih, pendekatan yang dilakukan Kanjeng sunan kalijaga adalah pendekatan keibuan (kasih sayang, pengayoman), bukan kekuasaan (perdagangan, tahta dll).
Quote:
2. Ibu pertiwi bukan bapak pertiwi
Tanah air kita bukan bapak pertiwi namun lebih dipilih ibu pertiwi.
Siapa ibu pertiwi?
Menurut om wikipedia Ibu Pertiwi merupakan personifikasi nasional Indonesia, sebuah perwujudan tanah air Indonesia. Sejak masa prasejarah, berbagai suku bangsa di kepulauan Nusantara sudah menghormati roh alam dan kekuatan bumi, mereka mengibaratkannya sebagai ibu yang memberikan kehidupan, sebagai dewi alam dan lingkungan hidup. Setelah diserapnya pengaruh Hindu sejak awal millenia pertama di nusantara, dia dikenal sebagai Dewi Pertiwi, dewi bumi.
Nyanyi bentar yuk :')
Ku lihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matanya berlinang, bak intan yang terkenang
hutan, gunung, sawah, lautan
simpanan kekayaan
Kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa
sedang bersusah hati
air matanya berlinang, bak intan yang terkenang
hutan, gunung, sawah, lautan
simpanan kekayaan
Kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa
Lagunya sedih ya gan, penggambaran becana kemanusiaan di negeri ini yang tiada henti :'(
Quote:
3. Empu Gandring bukan Lakik Gandring
Perempuan itu jika dieja adalah pe-rem-pu-an. Dengan bagian utama rempu yang dikasih awal dan akhiran ,ke-an, yang mana dari kata dasar empu yang berarti adalah ahli keris. Loh kok bisa? Masak cewek disuruh bikin keris, om lembu?
Okeey aku jelasin aja yaa,
Jadi ada tiga tingkatan orang Jawa memandang cewek atau wanita, yaitu wadon, wanita dan perempuan. (*Semoga bahasanya ga ndangkik-ndangkik yaa :3)
Quote:
1. Wadon
Wadon, wanita dan perempuan adalah tingkatan derajat martabat seorang makhluk hawa. Wadon dalam bahasa Jawa berasal dari kata 'adu', sama persis menjadi kata serapan Bahasa Indonesia 'adu-an'. Wadon adalah derajat terendah dari kaum hawa, di mana kaum hawa hanya digunakan sebagai tempat adu yang bisa berarti suruhan, tempat membuang emosi, dan lain sebagianya. Di situ kaum hawa hanya digunakan sebagai obyek oleh kaum adam, baik hanya untuk dimaki-maki, disuruh atau hanya digunakan sebagai boneka pemuas syahwat.
2. Wanita
Yang ke dua adalah 'wanita', yang merupakan akronim dari 'wani ditata' yang berarti berani diatur. Di sini lah kaum hawa mulai diakui keberadaanya, tidak hanya digunakan sebagai obyek oleh kaum adam. Pada tataran ini, kaum hawa diperlakukan lebih dari hanya sekadar obyek, namun juga memperoleh pengakuan ketika kaum hawa tersebut bisa untuk diatur, tidak sekadar diperintah.
Saya masih inget dulu mainan bahasa ama temen-temen dengan pertanyaan, "KOE WANI TOOO? (kamu berani ya)", jika dia menjawab ya berarti om lembu bilang "Ooh cewek koe berarti, cemen!" hehehe.
3. Perempuan
Yang terakhir adalah perempuan, yang berasal dari kata empu. Empu adalah seorang pemimpin sepiritual dalam agama Hindu, namun dalam perkembangannya sebutan Empu digunakan untuk menyebut orang yang ahli dalam bidang tertentu seperti pengobatan, sastra, seni, filsafat , dan lebih sempitnya lagi empu adalah sebutan untuk seseorang yang ahli membuat senjata (keris).
Kenapa kaum hawa disebut Empu sebagai penghormatan tertinggi atas dirinya? Karena kaum hawa adalah satu-satunya makhluk yang mempunyai tempat untuk membikin kehidupan, yaitu rahim. Betapa cantiknya waria-waria Thailand setelah melakukan operasi plastik dan suntik silikon untuk menumbuhkan payudara hingga hampir persis menyerupai kaum hawa, tetapi dengan cara apapun mereka tidak bisa membikin rahim, rahim hanyalah diciptakan dan dititipkan kepada kaum hawa. Itulah makna perempuan, yang berarti makhluk hawa diciptakan sebagai tempat penciptaan kehidupan.
Wadon, wanita dan perempuan adalah tingkatan derajat martabat seorang makhluk hawa. Wadon dalam bahasa Jawa berasal dari kata 'adu', sama persis menjadi kata serapan Bahasa Indonesia 'adu-an'. Wadon adalah derajat terendah dari kaum hawa, di mana kaum hawa hanya digunakan sebagai tempat adu yang bisa berarti suruhan, tempat membuang emosi, dan lain sebagianya. Di situ kaum hawa hanya digunakan sebagai obyek oleh kaum adam, baik hanya untuk dimaki-maki, disuruh atau hanya digunakan sebagai boneka pemuas syahwat.
2. Wanita
Yang ke dua adalah 'wanita', yang merupakan akronim dari 'wani ditata' yang berarti berani diatur. Di sini lah kaum hawa mulai diakui keberadaanya, tidak hanya digunakan sebagai obyek oleh kaum adam. Pada tataran ini, kaum hawa diperlakukan lebih dari hanya sekadar obyek, namun juga memperoleh pengakuan ketika kaum hawa tersebut bisa untuk diatur, tidak sekadar diperintah.
Saya masih inget dulu mainan bahasa ama temen-temen dengan pertanyaan, "KOE WANI TOOO? (kamu berani ya)", jika dia menjawab ya berarti om lembu bilang "Ooh cewek koe berarti, cemen!" hehehe.
3. Perempuan
Yang terakhir adalah perempuan, yang berasal dari kata empu. Empu adalah seorang pemimpin sepiritual dalam agama Hindu, namun dalam perkembangannya sebutan Empu digunakan untuk menyebut orang yang ahli dalam bidang tertentu seperti pengobatan, sastra, seni, filsafat , dan lebih sempitnya lagi empu adalah sebutan untuk seseorang yang ahli membuat senjata (keris).
Kenapa kaum hawa disebut Empu sebagai penghormatan tertinggi atas dirinya? Karena kaum hawa adalah satu-satunya makhluk yang mempunyai tempat untuk membikin kehidupan, yaitu rahim. Betapa cantiknya waria-waria Thailand setelah melakukan operasi plastik dan suntik silikon untuk menumbuhkan payudara hingga hampir persis menyerupai kaum hawa, tetapi dengan cara apapun mereka tidak bisa membikin rahim, rahim hanyalah diciptakan dan dititipkan kepada kaum hawa. Itulah makna perempuan, yang berarti makhluk hawa diciptakan sebagai tempat penciptaan kehidupan.
Jadi gimana Wis ngerti gimana ibukmu bisa bikin keris? hehehe
Quote:
4. Almamater bukan alma"father"
Okeey, lanjut coy.
Apakah agan sekarang kuliah? Atau kalau ga apakah agan udah pernah sekolah. Kalau udah berarti agan sudah memiliki yang namanya almamater.
Tahukah gan, almamater itu berasal dari kata apa? Almamater atau alma"mother" (baca almamader) berasal dari bahasa latin yaitu "alma" yang berarti "nourishing/kind" (baik hati, lemah lembu, penyayang" dan "mater/mother" yang berarti ibu.
Kalau menurut om wikipedia begini stilah dalam bahasa Latin yang secara arti harfiah bermakna "ibu susuan". Penggunaan istilah ini populer di kalangan akademik/pendidikan untuk menyebut perguruan tempat seseorang menyelesaikan suatu jenjang pendidikan.
Jadi diibaratkan sekolah yang anda jalani adalah seorang ibu yang nantinya melahirkan seseorang yang baru. Seseorang dengan kesadaran baru, ilmu baru, batin baru dan raga yang baru. Dari gelap terbitlah terang, itulah almamater sebagai ibu. Sungguh filosofi yang indah bukan? Alma"mother" not alma"father" hehehe...
Quote:
5. BUmi bukan PAKmi (Kalau yang ini agak maksa dan COCOK LOGI aja si kwkwkwwkkw
Bagi om lembu bumi bukan hanya tanah, atau planet ke tiga setelah Mars. Namun lebih dari, bumi adalah tempat seorang ibu manusia yang diciptakan oleh Tuhan untuk menjaga manusia, melahirkan manusia sampai manusia mati.
Bumi setiap hari diinjak-injak manusia, dikencingi manusia, di"eekin", diludahi manusia, dipisuhi manusia, dicangkuli manusia, dilubangi buat diambil minyak dan batubaranya namun masih bisa memberi ruang dan pangan untuk manusia. Masih bisa ditumbuhin padi di sawah, bumi tidak dendam bumi tidak sakit hati.
Masih bilang bumi bukan seorang ibu?
Quote:
6. IBU jari bukan BAPAK jari
Tahukah gan, kenapa kalau orang Jawa kalau mempersilahkan tamunya untuk makan memakai jempol alias ibu jari.
Om lembu akan dongeng sedikit deh (dongen dari orang Jowo bukan om lembu yaa)
Ada sebuah cerita dari jari-jari tangan yang kita miliki, tetapi akan lebih baik jika kita mengetahui tokoh-tokoh pada cerita ini, yaitu yang pertama jari kelingking yang dalam bahasa jawa dinamakan jentik, yang kedua jari manis atau jentik manis, yang ketiga jari tengah atau penunggul, yang ke empat jari jari telunjuk atau jari wong dan yang terakhir ibu jari atau jempol. Pada dasarnya orang atau wong (bahasa jawa) itu sifatnya jelek (sebagaimana yang dikatakan sunan kalijaga). Lalu konon ceritanya jari wong merasa iri terhadap penunggul karena dia yang paling tinggi di antara kelima jari tangan, maka :
Jari wong (memerintah jentik karena dia jari yang paling kecil): ten entik, sipenunggul patenono! (wahai jentik, bunuhlah si penunggul itu!)
Jari jentik manis (berkata pada adiknya si jentik ): ojo di ojo di, dulur tuwo amalati. (wahai adikku, jangan lakukan itu karena kakakmu (penunggul) itu ucapannya di ijabah (jangan lakukan itu nanti kamu kualat atau terkutuk) )
Jempol: yo bener, yo bener( betul, betul (sambil mengacungkan jempol))
Aku sering didongengin kayak gitu pas sebelum tidur biasanya ama bapak hahaha.
Okeey, jadi sekali lagi ibu jari bagi orang jawa adalah bagian paling istimewa, paling bagus. Mangkanya kalau menunjukan kebagusan itu pakai ibu jari, bukan jari tengah, BAHAYA!
Quote:
8. Ada HARI IBU,walaupun juga ada hari bapak heuheuheu
Nah ini, sebenarnya nulis buat hari ibu si.
Selamat hari ibu yaa semuanya, share cerita ini jika menarik kepada kerabat, pacar, temen, atau mungkin ibu kalian, siapa tahu terharu memiliki anak yang luar biasa seperti kalian.
Sekali lagi selamat hari ibu, oke sekian coy, bye :)
Quote:
Oke, sekian yaah gan, terima kasih. Dan semoga thread ini bermanfaat walaupun sebenarnya enggak bgt :nohope:
Jangan lupa ya gan : :rate5 dan :cendolbig dan :sup: asal jangan :batabig
Spoiler for sumber: