Apa Itu Embun Upas ?





Untuk juragan yang tinggal di pegunungan pastinya tahu embun pagi yang membekukan ladang-ladang petani, biasanya hal ini terjadi di musim kemarau namun tidak menutup kemungkinan di musim penghujan pun ada biasanya disertai dengan dingin hampir 5°celcius. Sebenarnya hal tersebut memang langka terjadi tidak di setiap daerah pegunungan yang mengalami embun upas alias embun yang membeku di pagi hari, penamaan embun upas sendiri bila di daerah lain sering disebut sebagai lodoh, ngulun atau trotol, di kalangan akademisi disebut dengan downy mildew.



Nah sebab tejadinya embun upas sendiri memang unik, biasanya suhu ketika siang 22-24° celcius kemudian ketika malam hari turun drastis ke 5°celcius, nah kabut yang datang dari arah atas pegunungan biasanya akan berubah menjadi embun, tetesan air yang membuat basah dedaunan dan juga benda-benda yang dilewatinya tetapi bila suhu udara dingin embun ini terkondensi menjadi beku menempel pada dedaunan menjadi es.



Embun upas sendiri merupakan pemandangan yang sangat indah layaknya di eropa dengan bulir-bulir saljunya, tapi hal itu membuat para petani merugi dan embun upas tak disuka oleh mereka. Karena embun upas tanaman yang terkena embun tadi gagal berfotosintesis bila ini terjadi dalam waktu yang lama, dapat dipastikan tanaman akan layu dan mati hingga pak petanipun gagal panen.



Disarankan petani menghangatkan tanamannya dengan berbagai sistem, biasanya dengan alat dry heating di suhu 40° celcius dan di kontrol ladangnya agar tak merugi, alat pemanas buatan ini biasanya di pakai di rumput sepakbola eropa dengan tambahan sinar yang menyerupai mentari.

Tak hanya petani embun upas berbahaya bagi para pendaki, hipotermia menghantui maklum saja embun ini datang secara tiba-tiba tidak peduli sang pendaki fisiknya kuat atau tidak, bila ia datang segeralah bakar api unggun untuk menghangatkan suhu tubuh walau terkadang sulit untuk memantik api bila ranting-ranting semuanya basah akibat embun upas.



Embun ini pun datang di pegunungan mana saja biasanya di dataran tinggi Dieng atau di Semeru untuk wilayah pulau jawa, namun di wilayah pegunungan Jawa Barat belum pernah terlihat untuk itu sesuatu yang indah belum tentu itu baik bisa jadi itu merugikan bahkan berbahaya.

Bagaimana juragan semoga info ini berguna monggo serupuutt dolo..



c4punk@2018

Referensi tulisan

https://www.viva.co.id/berita/nasion...s-lima-derajat

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel