Astagfirullah, Inilah Misteri Kemunculan Suku Alan "Ya’juj wa Ma’juj"!!
Wednesday, July 11, 2018
Welcome to thread abi balqis
Quote:
Inskripsi Behistun (juga disebut Bisitun atau Bisutun, Persia Modern: ?????? ; Persia Kuno: Bhagasthana) adalah inskripsi multibahasa yang terletak di Gunung Behistun, provinsi Kermanshah, Iran.
Inskripsi ini berkisah mengenai otobiografi Darius yang Agung, antara pengangkatannya sebagai raja tahun 522 SM, hingga kematiannya pada 486 SM. Dalam inskripsi Behistun, Darius menyatakan dirinya berjaya dalam semua pertempuran selama periode pergolakan, dan menghubungkan keberhasilannya dengan "rahmat Ahura Mazda".
Ada hal menarik dari asal kata Darial Gorge, tempat Ya'juj wa Ma'juj pernah tertahan yang berasal dari kata Dar-e alan yang berarti Gerbang Alans (Alani) di Persia. Besar kemungkinan dinamakan demikian karena lewat celah inilah Bangsa Alan dulunya selalu lewat untuk menyerang Derbent dan sekitarnya. Namun bisa jadi juga bahwa nama Darial Gorge berasal dari nama Raja Darius Agung (Darius I) yang membuat ngarai tersebut menjadi tempat terkungkungnya bangsa Alan, karena bangsa tersebut hanya bisa melihat Derbent dari Darial, sebab mereka tidak mampu menembus benteng yang dibuat Darius.
Oleh sebab itu, nama Darial dan nama Darius memiliki kemiripan, sama-sama berkonsonan d-a-r-i. Bahkan jika kita memakai bahasa asli Darial dari Georgia, yaitu Darialis dengan bahasa Iran Kuno (Elamite) dari Darius, yakni Dariamauis, maka nyaris tidak ditemukan adanya perbedaan berarti dalam pengucapannya. Maka dari itu, boleh jadi kata "Darial" berarti tempat dikurungnya bangsa Alan oleh Darius.
Berdasarkan materi arkeologi, Alans adalah salah satu suku nomaden dari Iran yang mulai memasuki era Sarmatian antara pertengahan abad ke-1 dan abad ke-2. Nama "Alani" muncul pada waktu yang hampir bersamaan di geografi Yunani-Romawi dan sejarah Dinasti Cina.
Suku Alan pertama kali disebutkan dalam literatur Romawi pada abad ke-1 dan dijelaskan sebagai orang-orang kejam yang suka berperang. Mereka sering menyerang kerajaan Persia dan provinsi Kaukasia dari Kekaisaran Romawi.
Bangsa Alan dikenal sangat pandai berkuda, dimana dalam keadaan berkuda mampu memainkan berbagai senjata tajam dengan lihai, serta memiliki pergerakan yang sangat cepat dalam menyerang lawan-lawannya.
Di Persia, suku Alan disebut dengan nama Saka atau dalam dunia sejarah lebih dikenal dengan istilah suku Schytians/Scythia, namun terkadang juga disebut dengan nama Aorsi, Agathyrsi, Roxolani, Hun, Masguts, Massagetae, Iazygez, Yazygs, Maeotis, Dacians, Chionite, Xiongnu, Burtas, Cumans, Turks, Tatars, dan lain-lain.
Adanya penyebutan yang berbeda-beda ini disebabkan sebagai akibat dari perbedaan penyebutan lafadz atau dialek serta nama daerah asal atau kediaman yang berbeda-beda dari suku-suku itu. Secara umum suku-suku nomaden dan bar-bar tersebut disebut dengan istilah Sarmatian oleh para sejarawan.
Pada akhirnya suku-suku Sarmatian dari berbagai penjuru berkumpul dan bersatu, dan akhirnya lebih dikenal dengan nama Schythia atau Alan. Menurut saya, suku Alan atau Schytia inilah yang dimaksud sebagai Ya'juj wa Ma'juj.
Penjelajah terkenal Marco Polo pernah mengatakan bahwa suku Comanians terperangkap di belakang Dinding Besi Alexander. Suku ini pada akhirnya bersatu dengan suku Kipchak, sehingga sering disebut sebagai Cuman-Kipchak.
Yang mencengangkan adalah ciri-ciri bangsa ini sangat mirip dengan ciri-ciri Ya'juj Ma'juj, dimana rambut mereka berwarna terang; ada yang pirang dan ada yang merah, serta kulit kekuningan. Bahkan dari patung mereka yang ada di Luhansk – Ukraina menunjukkan bahwa mata mereka kecil dan memiliki wajah seperti perisai (lihat gambar bawah).
Demikian artikel kali ini, semoga memberikan infomasi yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi sobat, jangan lupa berikan komentar dengan sopan, No SARA dan rapi, terima kasih.
Sumber Artikel:
Review Pribadi
Inskripsi ini berkisah mengenai otobiografi Darius yang Agung, antara pengangkatannya sebagai raja tahun 522 SM, hingga kematiannya pada 486 SM. Dalam inskripsi Behistun, Darius menyatakan dirinya berjaya dalam semua pertempuran selama periode pergolakan, dan menghubungkan keberhasilannya dengan "rahmat Ahura Mazda".
Ada hal menarik dari asal kata Darial Gorge, tempat Ya'juj wa Ma'juj pernah tertahan yang berasal dari kata Dar-e alan yang berarti Gerbang Alans (Alani) di Persia. Besar kemungkinan dinamakan demikian karena lewat celah inilah Bangsa Alan dulunya selalu lewat untuk menyerang Derbent dan sekitarnya. Namun bisa jadi juga bahwa nama Darial Gorge berasal dari nama Raja Darius Agung (Darius I) yang membuat ngarai tersebut menjadi tempat terkungkungnya bangsa Alan, karena bangsa tersebut hanya bisa melihat Derbent dari Darial, sebab mereka tidak mampu menembus benteng yang dibuat Darius.
Oleh sebab itu, nama Darial dan nama Darius memiliki kemiripan, sama-sama berkonsonan d-a-r-i. Bahkan jika kita memakai bahasa asli Darial dari Georgia, yaitu Darialis dengan bahasa Iran Kuno (Elamite) dari Darius, yakni Dariamauis, maka nyaris tidak ditemukan adanya perbedaan berarti dalam pengucapannya. Maka dari itu, boleh jadi kata "Darial" berarti tempat dikurungnya bangsa Alan oleh Darius.
Berdasarkan materi arkeologi, Alans adalah salah satu suku nomaden dari Iran yang mulai memasuki era Sarmatian antara pertengahan abad ke-1 dan abad ke-2. Nama "Alani" muncul pada waktu yang hampir bersamaan di geografi Yunani-Romawi dan sejarah Dinasti Cina.
Suku Alan pertama kali disebutkan dalam literatur Romawi pada abad ke-1 dan dijelaskan sebagai orang-orang kejam yang suka berperang. Mereka sering menyerang kerajaan Persia dan provinsi Kaukasia dari Kekaisaran Romawi.
Bangsa Alan dikenal sangat pandai berkuda, dimana dalam keadaan berkuda mampu memainkan berbagai senjata tajam dengan lihai, serta memiliki pergerakan yang sangat cepat dalam menyerang lawan-lawannya.
Di Persia, suku Alan disebut dengan nama Saka atau dalam dunia sejarah lebih dikenal dengan istilah suku Schytians/Scythia, namun terkadang juga disebut dengan nama Aorsi, Agathyrsi, Roxolani, Hun, Masguts, Massagetae, Iazygez, Yazygs, Maeotis, Dacians, Chionite, Xiongnu, Burtas, Cumans, Turks, Tatars, dan lain-lain.
Adanya penyebutan yang berbeda-beda ini disebabkan sebagai akibat dari perbedaan penyebutan lafadz atau dialek serta nama daerah asal atau kediaman yang berbeda-beda dari suku-suku itu. Secara umum suku-suku nomaden dan bar-bar tersebut disebut dengan istilah Sarmatian oleh para sejarawan.
Pada akhirnya suku-suku Sarmatian dari berbagai penjuru berkumpul dan bersatu, dan akhirnya lebih dikenal dengan nama Schythia atau Alan. Menurut saya, suku Alan atau Schytia inilah yang dimaksud sebagai Ya'juj wa Ma'juj.
Penjelajah terkenal Marco Polo pernah mengatakan bahwa suku Comanians terperangkap di belakang Dinding Besi Alexander. Suku ini pada akhirnya bersatu dengan suku Kipchak, sehingga sering disebut sebagai Cuman-Kipchak.
Yang mencengangkan adalah ciri-ciri bangsa ini sangat mirip dengan ciri-ciri Ya'juj Ma'juj, dimana rambut mereka berwarna terang; ada yang pirang dan ada yang merah, serta kulit kekuningan. Bahkan dari patung mereka yang ada di Luhansk – Ukraina menunjukkan bahwa mata mereka kecil dan memiliki wajah seperti perisai (lihat gambar bawah).
Demikian artikel kali ini, semoga memberikan infomasi yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi sobat, jangan lupa berikan komentar dengan sopan, No SARA dan rapi, terima kasih.
Sumber Artikel:
Review Pribadi