Foto aerial Wisma Atlet Kemayoran yang berada di tepi Kali Item di Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/7/2018). Pemerintah Pusat akhirnya ikut turun tangan mengurusi kali itu agar tidak mengganggu kontingen Asian Games saat berada di wisma atlet. | Hafidz Mubarak A /Antara Foto Pemerintah pusat akhirnya turun tangan mengurusi Kali Item alias Kali Sentiong di Kemayoran, Jakarta Pusat. Kali yang mengalir di dekat Wisma Atlet yang akan dihuni kontingen Asian Games 2018 ini menjadi genting karena akan menjadi tempat tinggal para atlet dari negara-negara Asia yang akan berlaga.
Direktur Sungai dan Pantai Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko mengatakan pemerintah pusat harus turun tangan karena Kali Item tak kunjung jernih jelang penyelenggaraan Asian Games.
"Ini diatur mendekati Asian Games paling tidak mengurangilah (bau), karena ini musim kemarau aliran air kurang. Sementara sampah produk dari masyarakat banyak. Ini satu-satunya jalan," kata Jarot kepada
CNNIndonesia.com, saat dihubungi pada Rabu (25/7/2018).
Kementerian PUPR akan mengalirkan air dari Katulampa, Bogor, yang debitnya hanya 2 meter kubik per detik. Padahal, dengan lebar kali 15-20 meter, Kali Item harusnya digelontorkan air sebanyak 10-20 meter kubik per detik supaya air lebih jernih dan tidak menimbulkan bau.
"Kami alirkan 5 meter per kubik karena itu kemampuan maksimal kita. Tapi kalau terus menerus itu sudah lumayan bagus, sudah berkurang (baunya)," katanya seperti dikutip dari
Medcom.id.
Selain itu, Kementerian PUPR akan menempatkan 4 pompa
mobile dengan kapasitas 160 liter per detik. Air di Kali Item, dialirkan ke Kali Sunter.
Diharapkan, ada pengurangan bau dari kali tersebut. Menurut Jarot, sebenarnya Kementerian PUPR selama ini sudah turun tangan hampir sebulan.
"Koordinasi ini memang sudah sebulan lalu sejak zaman Pak Anies (Gubernur DKI Jakarta) meninjau wisma atlet. Kami langsung bergerak, bertemu Pak Teguh (Kepala Dinas Sumber Daya Air) lalu kita turunkan pompa juga," jelas Jarot kepada
Media Indonesia, Rabu (25/7/2018).
Selama ini, Pemerintah DKI Jakarta dinilai kurang tanggap mengurusi kali itu. Bau yang menyeruak dari kali itu, tak ditangani dengan baik. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan malah menutup kali itu dengan waring alias jaring hitam.
Kain berupa bahan jaring ini membentang sepanjang
689 meter dengan lebar 20 meter, mulai dari Jembatan Mato hingga Jembatan Jubilee School.
Selain itu, Pemerintah Jakarta juga sudah berusaha memakai aerator, alat yang biasa digunakan untuk memasukkan oksigen di udara ke dalam air, serta
nano bubble.
Tapi, dua alat ini baru digunakan menjelang tenggat. Aerator baru dipasang Juli ini. Sedangkan
nano bubble sebulan terakhir.
Keputusan Anies ini mengundang banyak tanya media nasional dan internasional. Pemerintah Jakarta dinilai tak tanggap dengan kondisi ini walau sudah dikeluhkan oleh Erick Thohir, Ketua INASGOC (panitia lokal penyelenggara Asian Games), pada
Februari 2018 lalu.
Publik mempertanyakan langkah-langkah Anies. Reaksi yang muncul justru menyalahkan banyak pihak.
Pertama, Anies menyalahkan pemerintah sebelumnya. Menurut Anies, jika pengelola Jakarta sebelumnya dulu memerhatikan kali ini, maka tak ada masalah Kali Item. "Ini karena (Kali Item) dulu enggak diperhatikan, jadi kita punya warisan Kali Item," ujar Anies, Selasa (24/7/2018), seperti dikutip dari
Tribunjambi.com.
Kedua, media justru pihak yang disalahkan Pemerintah Jakarta. Menurutnya, media internasional memberitakan sesuai dengan apa yang diberitakan media nasional.
"Bila teman-teman (media nasional) mengambil sisi suram, maka itulah yang akan diikuti diambil oleh media internasional juga. Bila media lokal ambil sisi cerah, itu pula yang akan diambil,"
tuturnya.
Ketiga, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menyalahkan warga yang memberi nama kali itu dengan nama Kali Item. "Kalau kasih nama jangan sembarangan, karena nama adalah doa. Disebut Kali Item ya makanya kalinya item," kata Sandi, Selasa (24/7/2018) seperti dinukil dari
Liputan6.com.