Indonesia Wajib Belajar Filosofi Jawa Yang Mening ini
Wednesday, July 4, 2018
Quote:
Tujuan Hidup Manusia itu Bukan menjadi Menang sehingga karenanya kita menjatuhkan yang lain (berkompetisi) tetapi tujuan manusia yang sejati adalah Selamat, syukur kalau saling menyelamatkan Bukan Quotez dari seorang Lembu gantengz
Halo agan sista kembali lagi ke thread ane,LEMBU GANTENG'S THREAD HEHEHEHE :2thumbupCEKIBROOTZZZ
Quote:
Halo gan, ketemu lagi ama om lEmboe yg GantenKZnya ngaudzubillahimindzalik.
Apa kabar gan? Kumaha damang atuhh? Damang kan? Okeey kali ini om lembu akan bercerita sedikit tentang filosofi jawa. Tahukah gan, Jawa adalah sebuah peradaban nyata manusia yang sangat menjujung budi luhur. Ijtihadnya bukan hanya memudahkan, memenangkan kita akan sesuatu tapi ijtihad akhirnya adalah kita menjadi orang yang selamat.
Penasaran?
Ini nihh
Spoiler for katanya sih gini:
Quote:
1. Alon-alon bakal kelakon
"Hidup itu proses kidz. Bagi orang tradisional bukan hanya yang menanam maka akan memanen (bukan hanya yang melakukan tok yang dapat hasilnya) . Tetapi siapa yang menanam,memupuk, sabar menunggu, mengurit, dan perawatan yang lainnya dialah yang akan memanen. Intinya ungkapan ini janganlah kamu menyembah pada yang hasil dan menyiakan pada yang proses. Pertanyaannya kidz, masihkah anda maem indom* pakai gofo*d? Kalau masih, sekali2 anda perlu memasaknya sendiri kidz, walaupun cuma mie indomi* yang maha instan, disitu terdapat fenomena proses yang luar biasa. Filosofi gawe mie dewek heuheuheuheu.)"
Quote:
2. Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman
"Hidup di zaman now sangat susah kita untuk tidak terkagum2 pada fenomena tertentu kidz, selain tuntutan zaman juga kalau tidak begitu (UPDATE TERKINI, HEBOH TERKINI) maka tantangannya adalah akan didapatkan stigma "kuper" jika tidak terkagum2 atau ngelet2 pada fenomena tertentu tetapi jangan salah kidz. Masih ada orang yang menjaga kesucian pada dalil di atas. Contohnya adalah orang yang selalu fokus dengan apa yang dia kerjakan dan tidak terlalu kagum dengan sebuah fenomena. Aku yakin pasti ada.
Bukti masyarakat kita terlalu terkagum suatu fenomena adalah gampang viralnya sesuatu yang ada di dunia maya sekarang ini. Masyarakat kita itu kalau memuji seseorang/sesuatu keterlaluan kalau menghujat seseorang/sesuatu itu juga keterlaluan.Sekali-kali perlu dicoba kidz, jangan menjadi orang yang yang gumumnan alias lebay, pls stay cool and keep calm like me. cihuuyi :D..
Oh ya untuk aleman itu artinya manja gan. Manja yang gimana, ya manja. Sebuah keinginan agan yang ingin dipenuhi dan harus terpenuhi itu salah contoh dari manja. Aleman ini biasanya dipangkas dengan sifat tirakat. HEHEHEHEEHEHEHE
"
Bukti masyarakat kita terlalu terkagum suatu fenomena adalah gampang viralnya sesuatu yang ada di dunia maya sekarang ini. Masyarakat kita itu kalau memuji seseorang/sesuatu keterlaluan kalau menghujat seseorang/sesuatu itu juga keterlaluan.Sekali-kali perlu dicoba kidz, jangan menjadi orang yang yang gumumnan alias lebay, pls stay cool and keep calm like me. cihuuyi :D..
Oh ya untuk aleman itu artinya manja gan. Manja yang gimana, ya manja. Sebuah keinginan agan yang ingin dipenuhi dan harus terpenuhi itu salah contoh dari manja. Aleman ini biasanya dipangkas dengan sifat tirakat. HEHEHEHEEHEHEHE
"
Quote:
3. Becik ketitik, ala ketara
"Mungkin secara singkat ini berarti siapa yang benar dia akan menjadi benar, siapa yang salah dia akan menjadi yang salah. Jadi saat agan/sista saat merasa benar tidak usah ditunjukan ke orang lain bahwa anda adalah orang yang benar. Ga usah tunjukan bahwa "ini gue, gue hebat dan jawaban ujian matematika gue benar semua" Ga usah gan. Karena siapa yang becik bakal ketitik. Tetep anteng akan membuat hidup agan menjadi nyaman. Terus bagaimana jika kita berbuat jelek, atau ala? Nah ini nih yang nyeremin gan/sis. Karena berbuat jelek pasti ada yang mengetahui perbuatan jelek agan/sista. Siapa dia? Dia adalah dirimu gan atau sis dan juga sejatinya dirimu. Mungkin agan/sista tidak merasa, tetapi diri agan/sista yang terguncang juga pasti ada yang menjerit dan menangis saat agan/sista melakukan perbuatan ala. Dalil ini sebenarnya lebih tepatnya bukan dalil kuratif, tapi ke preventif (pencegahan)."
Quote:
4. Nerima ing pandum
"Dalil di atas berisi tentang rasa syukur yang sejati. Untuk orang tradisional, ketika dia mendapat sesuatu dia tidak pernah protes dengan sesuatu itu. Semisal dia mendapat gaji 2 juta. Maka dia akan merasa cukup dan tidak akan ngoyo untuk mengejar angka yang lebih 2 juta. Dapat alhamdulillah ga dapat ya alhamdulillah dia tidak akan mengorbankan dirinya yang lain juga orang lain untuk mendapatkan sesuatu yang lebih. Anteng pokoke."
Quote:
5. Urip iku urup
"Secara singkat mengatakan bahwa sebaik-baiknya hidup adalah hidup yang bermanfaat bagi orang lain. Sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang bermanfaat bagi orang lain. Misal menjadi tetangga jadilah tetangga yang bermanfaat bagi orang lain, kalau ga bisa secara lahir secara batin saja sudah lebih dari cukup. Seperti matahari yang mana membakar dirinya sendiri untuk kehidupan semesta alam dan keseimbangannya. Jadi gan/sista misal agan hidup jadilah orang bermanfaat yaa yakinlah pasti nantinya akan bermanfaat juga untuk agan/sista sendiri.."
Quote:
6. Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha
"Kalau ini dalil untuk seorang yang bergelar pendekar gan/sis. Pendekar sejati itu tidak takut untuk sendiri berjalan di jalan sunyi dimana dia adalah seorang yang mengawal rakyatnya bukan malah dikawal rakyatnya (ngluruk tanpo bala) , ketika dia diposisi menang dia tidak akan pernah membunuh batin yang kalah (menghujatnya habis-habisan). Dia sakti bukan karena kekuatannya, namun ketahanan batinnya untuk menjalani apa yang diamanahkan pada dia (sakti tanpo aji2). Dan dia kaya bukan karena hartanya saja, namun dia kaya karena dia memang sadar akan kaya, "Bagaimana dirimu merasa miskin jika Tuhanmu adalah Maha Kaya". Khawatir besok ga bisa makan itu sudah menghina Tuhan, ya ga sih?. "
Contoh pendekar versi om lembu
Contoh pendekar versi om lembu
Spoiler for pedekar:
Quote:
7. Ajining diri saka lathi, ajining raga saka busana
"artinya bahwa berharganya diri kita, berasal dari ucapan ( lidah ) kita, sedangkan berharganya badan ( raga ) kita dari cara berpakaian kita. Gambar ungkapan Ajining diri soko lathi, ajining raga soko busono tersebut mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita pakai, penampilan kita, tutur kata kita, serta ucapan-ucapan kita akan menimbulkan reaksi timbal balik penghargaan / sikap hormat orang lain kepada kita"
Quote:
Oke, sekian yaah gan, terima kasih. Dan semoga thread ini bermanfaat walaupun sebenarnya enggak bgt :nohope:
Jangan lupa ya gan : :rate5 dan :cendolbig dan :sup: asal jangan :batabig
Spoiler for sumber:
Quote:
otak gue yang maha lembu hehhehehe