PKS Resmi Dukung Jokowi Di 2019
Thursday, July 26, 2018
PKS dukung Jokowi, benarkah nastak dan nasbung akan duduk bersama sambil ngupi bareng. Banyak orang berharap demikian karena sudah lelah di permainkan para elite politik yang kerjanya selalu senang main domba untuk diadu, lalu diam sembunyi tangan.
Pastinya dengan judul diatas semua rakyat kaskus terdiam dan bingung, kok bisa sih PKS membelot dukung Jokowi ? Maaf berita ini benar adanya dan bukan hoax ya juragan karena Jokowi yang di maksud bukan Presiden Indonesia ke 7 tersebut.
Memang namanya sangat mirip, namun sosok yang satu ini adalah Jokowi yang akan bertarung bukan di kursi presiden namun memperebutkan suara di wilayah Kendal, Kabupaten Semarang, dan Salatiga. Dialah Joko Widodo yang berbeda, walau sama-sama berbadan kurus.
Bakal caleg dapil II wilayah jateng tersebut memanglah kader dari PKS, kini resmi di dukung partainya untuk merebut satu kursi di DPRD. Jadi tenang saja untuk kalian nasbung dan nastak tidak akan bersatu dan para buzzer pun masih bisa menikmati pertarungan bergengsi di tahun 2019 nanti untuk kursi Presiden.
Memang buzzerpun kalau mereka bersatu tidak ada lagi cercaan, kritikan, bahkan perang gambar di media maya bukan hanya itu dapat dipastikan suara pun lebih bulat bila PKS bergabung mendukung Jokowi menjadi Presiden lawannya pun hanya Gerindra dan Demokrat, terlalu mudah untuk dilemahkan karena koalisi PKS memang sangat vital untuk menjaring massa bahkan permainan PKS dinilai sangat lihai di media sosial dan media massa bila mendukung Jokowi sebagai Presiden, tak usah pilpres pun Jokowi dipastikan 2 periode.
Jadi tenang saja juragan 2019 tetap menjadi dagelan politik yang menarik, ketika TGB mundur dari Demokrat dan si partai biru itu merapat ke Prabowo dapat dipastikan akan semakin panasnya Pilpres nanti, bahkan PKS dan PAN pun merapat ke Prabowo. Yang perlu diawasi hanyalah ketika last minit terjadi hal yang menarik PKS dan Demokrat mendukung Jokowi menjadi pilpres 2019, dengan mendukung TGB menjadi cawapres walau kemungkinan ini kecil namun bisa saja terjadi karena sekali lagi tak ada kawan abadi dan tak ada lawan abadi, bila sebuah partai selalu berada di luar pemerintahan kebijakaannya pun tak bisa di dengar, untuk negara yang lebih baik memanv harus ada kadernya di dalam pemerintah yang berkuasa. Apa tanggapanmu monggo serupuutt dolo
c4punk@2018
Referensi tulisan
https://news.okezone.com/read/2018/0...di-pemilu-2019