Bunuh diri mungkin adalah pilihan terburuk yang dipilih manusia. Bisa dibilang fikiran untuk bunuh diri adalah titik terendah kehidupan seseorang. Bunuh diri biasanya disebabkan oleh stress, banyak hutang, putus cinta, sampai ditinggal meninggal orang tersayang. Tapi ente tau gak gan? Ternyata cuaca panas ekstrem yang kerap terjadi akhir-akhir ini termasuk salah satu penyebab orang bisa bunuh diri lho
:takutHiii ngeri dah:takut
Quote:
Ilustrasi bunuh diri. | Dragon Images /Shutterstock Bunuh diri adalah persoalan kompleks. Umumnya tidak hanya dipicu oleh satu, melainkan beberapa faktor. Para ilmuwan telah menemukan faktor pemicu bunuh diri yang mungkin tidak Anda duga, yakni perubahan iklim.
Laporan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Climate Change itu menyebutkan, cuaca yang memanas akibat perubahan iklim mungkin berkorelasi dengan meningkatnya kasus bunuh diri. Sama halnya dengan peningkatan kasus bunuh diri karena depresi ekonomi.
Diterbitkan (23/7), hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap peningkatan suhu 1 derajat Celsius dalam suhu rata-rata bulanan, tingkat bunuh diri naik 0,7 persen di Amerika Serikat dan 2,1 persen di Meksiko. Peningkatan itu berlaku sama di daerah yang lebih panas dan daerah yang lebih sejuk, kondisi ini tidak juga berkurang dari waktu ke waktu.
Para peneliti di balik penelitian ini menyimpulkan, jika perubahan iklim tidak dicegah dan suhu terus meningkat, bisa mengakibatkan antara 9.000 hingga 40.000 kasus bunuh diri tambahan di seantero AS dan Meksiko pada 2050," tulis mereka dalam laporan penelitian.
Solomon Hsiang, seorang profesor di California-Berkeley dan rekan penulis studi tersebut mengatakan kepada USA Today, kesimpulan penelitian mendukung teori lain bahwa konflik, kekerasan, dan cuaca yang lebih panas seling bertautan.
"Sekarang kita melihat bahwa selain membuat orang menyakiti orang lain, beberapa orang melukai diri sendiri," kata Hsiang. Tambah Hsiang, "Tampaknya panas sangat memengaruhi pikiran manusia dan bagaimana kita memutuskan untuk mencelakai orang lain."
Selain mempelajari rekam data suhu dan data bunuh diri selama beberapa dekade, para peneliti juga mengamati 600 juta unggahan di media sosial.
Dengan menganalisis bahasa depresif yang digunakan dalam unggahan tersebut mereka menemukan bahwa kesejahteraan mental memburuk selama periode dengan cuaca lebih panas. Seiring perubahan iklam yang membuat suhu global terus meningkat, periode cuaca panas pun semakin memanas dan berlangsung lebih lama.
"Ini mungkin merupakan bukti pertama yang memperlihatkan bahwa perubahan iklim berefek besar pada kesehatan mental di AS dan Meksiko, dengan manusia sebagai korbannya," tukas Hsiang.
Marshall Burke Ph.D., profesor di Stanford University dan penulis utama studi tersebut menambahkan, potensi 9.000 hingga 40 ribu kasus bunuh diri bukan hanya angka, tapi mewakili kehilangan tragis bagi keluarga di seluruh negeri.
Pemikiran bahwa cuaca panas berhubungan dengan emosi negatif memang bukan hal baru. Dr. Burke dan timnya mencatat penelitian-penelitian sebelumnya.
Termasuk studi terdahulu yang menunjukkan tingkat bunuh diri melonjak pada musim semi dan musim panas. Ada juga penelitian yang menghubungkan cuaca panas dengan tindak kekerasan dan agresi. "Kami benar-benar berpikir hasil riset kami bisa dikaitkan dengan temuan lain yang menghubungkan cuaca panas dengan kekerasan dan agresi," kata Dr. Burke.
Ia memaparkan, "Bunuh diri sering kali merupakan tindakan kekerasan, dan seperti jenis kekerasan lain, juga impulsif. Bisa jadi, cuaca panas menyebabkan orang bertindak lebih impulsif, ini kemudian menyebabkan peningkatan berbagai jenis tindak kekerasan manusia, mulai dari penyerangan, pembunuhan, sampai bunuh diri."
Bunuh diri adalah salah satu penyebab utama kematian global, dan tingkat bunuh diri di AS telah meningkat secara dramatis selama 15 tahun terakhir. "Jadi, memahami penyebab bunuh diri adalah prioritas kesehatan masyarakat," imbuh Burke.
Menurut data WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) hampir 800 ribu orang bunuh diri setiap tahun. Angka dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan tingkat bunuh diri di AS naik sekitar 30 persen sejak tahun 1999.
Bagaimanapun Daniel Reidenberg, direktur eksekutif Suicide Awareness Voices of Education mengingatkan, hasil penelitian ini tidak menunjukkan hubungan konkret antara bunuh diri dan perubahan iklim. Ada faktor-faktor lain yang terlibat, seperti biaya resep dan ekonomi.
Burke mengatakan kepada CNN cuaca yang memanas hanyalah salah satu dari banyak faktor risiko. "Bunuh diri adalah fenomena yang sangat kompleks. Ini masih belum dipahami dengan baik, dan ada banyak faktor risiko lain di luar iklim yang penting untuk mengenali risiko bunuh diri," ujar Burke.
Peneliti merekomendasikan agar para pembuat kebijakan fokus pada menerapkan kebijakan untuk mengurangi kenaikan suhu di masa depan. Tapi tentu saja, apakah perubahan iklim dan risiko bunuh diri benar-benar berkaitan, penting untuk jadi fokus agar dapat membantu orang yang bergumul dengan kesehatan mental mereka, bukan hanya selama cuaca memanas, tetapi sepanjang tahun.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal terpikir untuk bunuh diri, hubungi layanan bantuan berikut.
Bunuh diri bukanlah suatu solusi ketika ente banyak masalah gan, masih ada Tuhan, berdoa dan berusaha. Insha Allah, semua masalah dimudahkan. Lindungin temen kita yang punya masalah mental, diajak bicara baik-baik, jangan di judge dan diberikan ceramah, cukup jadi pendengar yang baik dan berikan perhatian lebih.:2thumbup
Kita harus mensyukuri apa yang kita punya saat ini, karena mungkin orang lain belum tentu mempunyainya - Kayaba Akihiko (Sword Art Online) Quote:
:hn Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini :cystg
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR : Beritagar.id
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan:thumbup:thumbup:excited
Quote: