Selamat Tinggal Tayangan Anime.

Hallo ketemu lagi bareng Ts ...
:salamkenal:salamkenal:salamkenal


Dunia anime memang gak ada matinya, dunia yang penuh dengan fantasi dan imajinasi ini akan selalu melekat di hati para vvibu. Anime di mata vvibu bagaikan sungai yang mengalir dari hulu sampai hilir, terus memberi kehidupan sampai tiba waktunya negara api menyerang.

Ane menyukai anime mulai dari kecil. Pada waktu itu acara televisi minggu pagi sampai siang hari menyuguhkan tontonan anime. beda kalau sekarang, setiap kita lihat televisi di pojokan layar kaca judulnya "Kenapa wajahku mirip tetanggaku". Nasib anime di layar kaca sudah seperti Harimau Jawa, Semakin ke sini semakin entah kemana.

Jika kita flashback ke era 90an begitu banyak anime yang mewarnai layar televisi seperti Saint Saiya, Sailor Moon, Dragon Ball, Hamtaro, Doraemon, Crayon Sinchan, Inuyasha, Digimon, Pokemon dan Detektif Conan.



Ane merasa berterimakasih kepada tuhan yang telah memberi ane kesempatan bisa menikmati tontonan tersebut waktu ane kecil, dimana waktu itu ane masih penuh dengan rasa ingin tahu. Ane bersyukur waktu kecil ane terhindar dari tontonan "Akta kelahiranku keluar sebelum perkimpoian". Tuhan menyelamatkan generasi 90an ...

Waktu kecil setiap minggu pagi ane rutin mengikuti anime di layar televisi dan ane menikmati, ane suka dengan itu semua. Tontonan yang penuh dengan kisah bersahabatan dan semangat pantang menyerah. Bukannya tontonan yang penuh dengan intrik kehidupan.
:tai:tai:tai

Dan ketika dewasa jadilah ane seorang vvibu, vvibu bau bawang bombay. Kelasnya udah bombay bukan bawang biasa lagi. Lagian apa salahnya sih jadi wwibu? VVibu itu subkultur dan tentunya keren jika menjadi bagian dari subkultur tersebut.

Terus kemana tayangan yang penuh dengan kisah persahabatan dan pantang menyerah itu kini berada?

Kenapa anime sudah tidak tayang di layar kaca televisi?


Katanya Stasiun TV di Indonesia sudah enggan lagi menayangkan anime karena mereka ketakutan dengan kerasnya sanksi dari KPI terkait penayangan anime tersebut. Kita tahu bahwa KPI menganggap hampir semua anime itu berbahaya dan tidak mendidik serta mengandung unsur kekerasan dan alasan bla ... bla ... bla ... lainnya. Sensor ketat juga menjadi alasan, anime yang tayang di Indonesia tidak akan utuh lagi karena dibabat guntingan sensor serta blur yang sebenarnya gak perlu.



Menurut KPI orang ke pantai harus pakai jaket atau gamis, kalau pakai bikini orang tersebut dianggap pornografi meskipun itu karakter 2D.

Kalo menurut ane pribadi, anime dilarang karena tidak mendidik dan mengandung unsur kekerasan ? Bagaimana dengan tayangan geng motor yang setiap kali bertemu terus mereka berantem hanya karena masalah asmara. Sekumpulan orang yang rajin ibadah tapi suka berantem, kehidupan yang glamour tapi mereka rela membagi waktu mereka menyatu dengan masyarakat kelas bawah dan sejuta omong kosong kehidupan intrik lainnya.

Dimana bagian cut waktu mereka berkelahi? Dimana bagian sensor waktu adegan ciuman?

Sedangkan Naruto dan Sasuke waktu mereka adu Jurus andalan mereka yaitu Rasenggan dan Chidori yang ada tau-tau mereka sudah saling terkapar satu sama lain. Kilat kuning Konoha aja kalah cepet sama adegan cut KPI.

Saasskeehhh ... Narrrutttooo ....

Ada apa dengan KPI?

Terlepas dari alasan yang lain seperti lisensi hak siar yang mahal, kalau tidak ada cut dan sensor yang membuat anime justru semakin tidak menarik. Mungkin biaya yang mahal masih ada jalan keluarnya. Atau jangan-jangan selera anak jaman now udah berubah? Mereka lebih suka dengan acara yang katanya reality show, ngikutin seseorang dengan kamera tersembunyi dimana orang yang diikuti memiliki kegiatan yang penuh dengan kontroversi kemudian ujung-ujungnya ribut ...

Quote:




Anime movie juga tidak kalah keren, seperti Kimi No Nawa atau Koe No Katachi, jauh lebih layak ditonton daripada film horror tetek Indonesia.
:hai:hai:hai











Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel