#SundulDunia Adakah Politik di Piala Dunia 2018?
Wednesday, July 11, 2018
Halo selamat malam agan dan sistaa pengemar Club sepak bola dunia..
monggo baca dulu baru komentar :D
Piala dunia tentu selalu ditunggu oleh semua negara setiap empat tahun sekali. Nation anthem pun dilantunkan dengan khidmatnya dan penuh kebanggan oleh setiap negara.
Kita semua tahu, dari dulu sepak bola sangat berkaitan erat dengan politik, baik itu di negara kita sendiri maupun dunia. Kini, FIFA nggak segan-segan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang membawa pesan politik ke dalam stadion. Meskipun begitu, bagi ane sangatlah tidak mungkin politik disingkirkan dari sepak bola, karena kepopuleran sepak bola sudah dari dulu dan mengakar di dunia . Sehingga tentu sudah menjadi bagian dari identitas politik untuk setiap negara.
Menilik kebelakang masih tahun 2018, Aksi selebrasi Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri, merayakan gol kemenangan Swiss atas Serbia. Mereka menyilangkan tangan didepan dada dengan dua jempol saling mengnci seperti membentuk simbol elang pada bendera Albania. FIFA pun menjatuhkan sanksi kepada mereka berupa denda. Karena mereka dianggap melakuka aksi provokasi politik.
Mundur lagi ke belakang, ke piala dunia tahun 86. Tentunya kita semua tahu tentang legenda Tangan Tuhan di tahun tersebut. Bagi rakyat Argentina Handball gol Maradona merupakan suatu pembalasan yang pantas buat mereka karena inggris sudah mengambil kepualaun Malvinas dari Argentina. Selain itu saat piala dunia sebelumnya digelar (tahun 1978), Presiden Jorge Videla menjadikan ajang piala dunia itu alat utuk menggampanyekan keberhasilan pemerintahan militer. Jadi, gimanapun caranya saat itu Argentina haruslah menang.
Kita mundur lagi ke Piala Dunia 1978. Sesuatu terjadi ketika Johan Cruyff pemain Belanda rela meninggalkan piala dunia 1978 tapa alasan yang jelas. Sampai tahun 2008 lalu dia membuka rahasianya. Bahwa saat dia lagi naik daun sebagai bintang piala dunia, dia dan keluarganya di todong dan disekap. Meski belum diketahui apa motif penculikannya, hal itu membuat dia parno dan memilih untuk meniggalkan clubnya demi keamanan keluarganya.
Masih di tahun yang sama, ada juga isu tentang adanya campur tangan politik atas kemenangan Argentina vs Peru. Junta militer mengirim jutaan ton gandum ke Peru, kemudian menggantinya dengan kebobolan 6 gol.
Bukan hanya itu Piala dunia juga menjadi suatu wadah untuk membangkitkan semangat dan kenangan pada masalah-masalah dimasa lalu pada beberapa negara. Seperti saat orang Inggris dan Belanda masih saja sering menghubungkan pertandingan dengan kepahitan mereka di masa Perang Dunia II. Bahkan suporter Inggris punya lagu khusus yang judulnya "Two World Wars and One World Cup". Dengan tujuan untuk membakar semangat para pemain. Lagu itu diadopsi dari lagu lain yang isinya tentang kemenangan Inggris atas Jerman pada Perang Dunia. Mereka berharap Lagu itu membuat semangat pemain semakin menggebu-gebu. Padahal lagu itu sudah dilarang oleh FIFA tapi tetap saja terkadang masih terdengar di berbagai laga diantara mereka.
Panasnya piala dunia juga tentunya dicampur tangani oleh Pers dan Media (sama aja ya .. wkwkw :D) contoh nya seperti artikel pada Daily Mirror ketika Piala Eropa 1996 yang judulnya "Achtung Surrender, Football War on Germany". Meski pada ujungnya Pihak Tabloid meminta maaf.
Meski begitu di Piala Dunia 2018 ini masih aja ditemukan artikel yang bersifat Provokatif dengan judul "FIFA World Cup 2018: Can Germany's Joachim Loew succeed where Adolf Hitler failed?"(Bisakah Joachim Loew Jerman Berhasil Di Mana Adolf Hitler Gagal?)
Campur tangan politik bisa hadir dalam bentuk apa aja, seperti upaya para diktator, Politikus pemilik Club yang membeli hati para suporter untuk mengumpulkan suara, Artikel dari media sampai lagu-lagu yang dinyanyikan. Bahkan Lembaga tertinggi sepak bola juga nggak pernah lepas dari campuran politik. Seperti saat terbongkarnya pembelian suara tuan rumah piala dunia 2010 kemarin.
Kalo kata kolumnis terkemuka Tom Utley, "sepak bola hanyalah permainan belaka merupakan omong kosong yang paling memalukan. Sepak bola adalah sains dan seni. Ia adalah perang, drama, teror, sekaligus kegembiraan yang menjadi satu kesatuan."
Bagi ane sendiri persepakbolaan tanpa politik masih menjadi sebuah tugas besar untuk FIFA di tahun-tahun mendatang. Agar tercipta olah raga kelas dunia yang sportif, murni, bersih dan suci.
Sekian aja thread dari ane .. mudah-mudahan bisa bermanfaat. terima kasih sampe jumpa lagi :hai
jangan lupa
:cendolgan :rate5
kalo gansis suka sama thread ane.