Cantik dan Membanggakan, Ini 3 Perempuan Peraih Emas di Asian Games 2018
Friday, August 24, 2018
Lindswell Kwok, atlet Indonesia peraih medali emas Asian Games 2018 dari cabang olahraga wushu. (INASGOC/Ismar Patrizki/nak/18.)
Asian Games 2018 tidak sekadar dinantikan para atlet saja, tapi juga masyarakat di negara yang menjadi peserta, termasuk Indonesia. Satu per satu medali emas dipersembahkan oleh atlet Indonesia, 3 di antaranya datang dari srikandi cantik. Menjadi topik hangat di dunia maya maupun nyata, berikut sekilas profil 3 atlet perempuan peraih medali emas di Asian Games 2018.
Defia Rosmaniar, Taekwondo
Emas pertama untuk Indonesia datang dari Defia Rosmaniar. Raihan medali emas ini menjadi yang pertama dari atlet Indonesia cabang olahraga taekwondo di sepanjang sejarah Asian Games.
Foto: Instagram/ @defiarosmaniar.
Atlet kelahiran Bogor tahun 1995 itu patut berbangga karena telah tampil apik pada nomor poomsae perorangan putri yang berlangsung di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu (19/8) lalu. Defia memperoleh poin sebesar8.760.
Namun, di balik kemenangannya yang menjadi gong penyemangat bagi seluruh masyarakat Indonesia, Defia harus melewatkan pemakaman sang ayah yang meninggal Maret lalu lantaran ia sedang mengikuti pemusatan pelatihan di Korea Selatan.
Duka tersebut berbalas manis.
Kemenangan Defia dan hadiah yang ia dapatkan akan diberikan untuk orang tuanya, salah satunya dengan memberangkatkan sang ibu ke Tanah Suci. Meraih medali emas, namun siapa sangka jika awalnya, Defia tidak menyukai taekwondo.
"Saya agak malas-malasan waktu pertama kali main taekwondo. Tapi, karena terus menerus dilakoni, lama-lama saya menyukainya juga," kata Defia dilansir dari BolaSport.com.
Selain berlatih dan bertanding taekwondo, perempuan yang pernah meraih beberapa medali emas di ajang PON 2016 dan kejuaraan di Korea ini hobi menulis.
"Saya menulis karena berpikir jika hal itu lebih bermanfaat dari main gawai," ujar mahasiswi semester lima, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Jakarta itu.
Bagaimanapun, medali emas Defia di Asian Games 2018 telah memenuhi target satu emas taekwondo, yang sekaligus menciptakan sejarah baru taekwondo Indonesia di Asian Games. Sepanjang keikutsertaan Indonesia di Asian Games, cabang olahraga taekwondo memberikan sumbangan enam perak dan delapan perunggu.
Lindswell Kwok, Wushu
Keberhasilan Lindswell Kwok meraih emas di cabang olahraga wushu Asian Games 2018 membuatnya dikenal dengan julukan Ratu Wushu Asia. Itulah kenapa, ia menjadi perbincangan di dunia maya. Lindswell Kwok meraih medali emas nomor Taijiquan-Taijijian yang digelar di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Senin (20/8).
Sebelumnya, atlet asal Medan ini pernah meraih medali perak di tingkat Kejurnas Junior pada 2005. Ia memperbaiki prestasinya dengan meraih medali emas pada kejuaraan yang sama di tahun berikutnya. Di ajang nasional, Lindswell meraih medali perak di ajang PON XVII di Kalimantan Timur, 2008.
Di ajang World Junior Wushu Championships II [WJWC] yang diselenggarakan di Bali pada 2008, Lindswell berhasil meraih medali emas. Pada tahun 2009, perempuan pencinta kucing ini kembali mewakili Indonesia di ajang World Wushu Championships (WWC) di Ontario, Kanada dan meraih medali emas satu-satunya bagi Indonesia.
Di ajang regional, SEA Games Laos 2009 dan Asian Games 2010 China, Lindswell yang mengenal wushu dari sang kakak saat berumur 9 tahun ini berhasil meraih medali perak di nomor Taijiquan.
Tak hanya cantik dan berbakat, rupanya Lindswell juga sering memamerkan hobi kuliner di akun Instagramnya. Gadis berusia 26 tahun ini senang mencicipi beragam makanan, baik khas nusantara, maupun dari negeri tetangga.
Namun sayang, Asian Games 2018 ini tampaknya akan menjadi kejuaraan terakhir yang akan diikutinya karena Lindswell berniat pensiun sebagai atlet wushu. Diakui Lindswell, dirinya memang sudah akan berniat pensiun sejak 2015 karena cedera lutut kanan dan kiri. Namun, begitu tahu Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018, Lindswell pun mengurungkan niatnya.
Well, semoga saja Lindswell akan tetap berkiprah di dunia wushu dan bisa tetap menjadi kebanggaan Indonesia, ya. Finger cross.
Tiara Andini Prastika, Balap Sepeda Gunung
Medali emas ketiga untuk Indonesia dipersembahkan oleh Tiara Andini Prastika dari cabang olahraga balap sepeda gunung nomor downhill putri. Diperlombakan di Khe Bun Hill Subang, Senin (20/8), Tiara berhasil menjadi yang tercepat dengan membukukan waktu dua menit 33,056 detik.
Tiara mengalahkan Vipavee Deekaballes yang berada di posisi dua dengan selisih waktu 9,598 detik. Atlet Thailand itu berhak dapat medali perak, disusul Nining Purwaningsih yang merebut perunggu dengan catatan waktu 9,608 detik lebih lambat dari Tiara.
Tiara pun menorehkan sejarah. Pasalnya, ini menjadi emas pertama Indonesia sepanjang sejarah keikutsertaannya dalam pesta olahraga multievent antarnegara Asia. Hebat!
Perempuan kelahiran Semarang, 22 Maret 1996 ini mulai menggeluti olahraga balap sepeda sejak akhir 2012. Meski terbilang baru, dia mampu merebut gelar juara nasional pada 2017. Saat berlaga dalam Kejuaraan Asia 2017, Tiara sempat mengalami cedera jari telunjuk tangan kanan. Meski kondisi tidak sepenuhnya maksimal, dia sanggup mengalahkan lawannya di Asian Games 2018.
Sebelum bertanding, Tiara mengatakan tetap menjaga kondisi dirinya. Selain itu, ia mengaku lebih mudah menguasai medan karena Indonesia menjadi tuan rumah.
"Kondisi cedera masih sama, cuma sekarang lebih menjaga. Setiap latihan, saya enggak bisa push, tergantung kondisi tangan. Untuk penguasaan trek, kita sebagai tuan rumah lebih diuntungkan karena sudah hafal treknya," ungkapnya, dikutip dari Kompas.
Dengan perolehan emas ini, Tiara berhasil masuk ke peringkat 14 dunia cabang olahraga downhill putri. Semoga, semangatnya bisa membawa nama Indonesia ke posisi 3 besar dunia. Selamat!
sumber : trubus.id
Asian Games 2018 tidak sekadar dinantikan para atlet saja, tapi juga masyarakat di negara yang menjadi peserta, termasuk Indonesia. Satu per satu medali emas dipersembahkan oleh atlet Indonesia, 3 di antaranya datang dari srikandi cantik. Menjadi topik hangat di dunia maya maupun nyata, berikut sekilas profil 3 atlet perempuan peraih medali emas di Asian Games 2018.
Defia Rosmaniar, Taekwondo
Emas pertama untuk Indonesia datang dari Defia Rosmaniar. Raihan medali emas ini menjadi yang pertama dari atlet Indonesia cabang olahraga taekwondo di sepanjang sejarah Asian Games.
Foto: Instagram/ @defiarosmaniar.
Atlet kelahiran Bogor tahun 1995 itu patut berbangga karena telah tampil apik pada nomor poomsae perorangan putri yang berlangsung di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu (19/8) lalu. Defia memperoleh poin sebesar8.760.
Namun, di balik kemenangannya yang menjadi gong penyemangat bagi seluruh masyarakat Indonesia, Defia harus melewatkan pemakaman sang ayah yang meninggal Maret lalu lantaran ia sedang mengikuti pemusatan pelatihan di Korea Selatan.
Duka tersebut berbalas manis.
Kemenangan Defia dan hadiah yang ia dapatkan akan diberikan untuk orang tuanya, salah satunya dengan memberangkatkan sang ibu ke Tanah Suci. Meraih medali emas, namun siapa sangka jika awalnya, Defia tidak menyukai taekwondo.
"Saya agak malas-malasan waktu pertama kali main taekwondo. Tapi, karena terus menerus dilakoni, lama-lama saya menyukainya juga," kata Defia dilansir dari BolaSport.com.
Selain berlatih dan bertanding taekwondo, perempuan yang pernah meraih beberapa medali emas di ajang PON 2016 dan kejuaraan di Korea ini hobi menulis.
"Saya menulis karena berpikir jika hal itu lebih bermanfaat dari main gawai," ujar mahasiswi semester lima, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Jakarta itu.
Bagaimanapun, medali emas Defia di Asian Games 2018 telah memenuhi target satu emas taekwondo, yang sekaligus menciptakan sejarah baru taekwondo Indonesia di Asian Games. Sepanjang keikutsertaan Indonesia di Asian Games, cabang olahraga taekwondo memberikan sumbangan enam perak dan delapan perunggu.
Lindswell Kwok, Wushu
Keberhasilan Lindswell Kwok meraih emas di cabang olahraga wushu Asian Games 2018 membuatnya dikenal dengan julukan Ratu Wushu Asia. Itulah kenapa, ia menjadi perbincangan di dunia maya. Lindswell Kwok meraih medali emas nomor Taijiquan-Taijijian yang digelar di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Senin (20/8).
Sebelumnya, atlet asal Medan ini pernah meraih medali perak di tingkat Kejurnas Junior pada 2005. Ia memperbaiki prestasinya dengan meraih medali emas pada kejuaraan yang sama di tahun berikutnya. Di ajang nasional, Lindswell meraih medali perak di ajang PON XVII di Kalimantan Timur, 2008.
Di ajang World Junior Wushu Championships II [WJWC] yang diselenggarakan di Bali pada 2008, Lindswell berhasil meraih medali emas. Pada tahun 2009, perempuan pencinta kucing ini kembali mewakili Indonesia di ajang World Wushu Championships (WWC) di Ontario, Kanada dan meraih medali emas satu-satunya bagi Indonesia.
Di ajang regional, SEA Games Laos 2009 dan Asian Games 2010 China, Lindswell yang mengenal wushu dari sang kakak saat berumur 9 tahun ini berhasil meraih medali perak di nomor Taijiquan.
Tak hanya cantik dan berbakat, rupanya Lindswell juga sering memamerkan hobi kuliner di akun Instagramnya. Gadis berusia 26 tahun ini senang mencicipi beragam makanan, baik khas nusantara, maupun dari negeri tetangga.
Namun sayang, Asian Games 2018 ini tampaknya akan menjadi kejuaraan terakhir yang akan diikutinya karena Lindswell berniat pensiun sebagai atlet wushu. Diakui Lindswell, dirinya memang sudah akan berniat pensiun sejak 2015 karena cedera lutut kanan dan kiri. Namun, begitu tahu Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018, Lindswell pun mengurungkan niatnya.
Well, semoga saja Lindswell akan tetap berkiprah di dunia wushu dan bisa tetap menjadi kebanggaan Indonesia, ya. Finger cross.
Tiara Andini Prastika, Balap Sepeda Gunung
Medali emas ketiga untuk Indonesia dipersembahkan oleh Tiara Andini Prastika dari cabang olahraga balap sepeda gunung nomor downhill putri. Diperlombakan di Khe Bun Hill Subang, Senin (20/8), Tiara berhasil menjadi yang tercepat dengan membukukan waktu dua menit 33,056 detik.
Tiara mengalahkan Vipavee Deekaballes yang berada di posisi dua dengan selisih waktu 9,598 detik. Atlet Thailand itu berhak dapat medali perak, disusul Nining Purwaningsih yang merebut perunggu dengan catatan waktu 9,608 detik lebih lambat dari Tiara.
Tiara pun menorehkan sejarah. Pasalnya, ini menjadi emas pertama Indonesia sepanjang sejarah keikutsertaannya dalam pesta olahraga multievent antarnegara Asia. Hebat!
Perempuan kelahiran Semarang, 22 Maret 1996 ini mulai menggeluti olahraga balap sepeda sejak akhir 2012. Meski terbilang baru, dia mampu merebut gelar juara nasional pada 2017. Saat berlaga dalam Kejuaraan Asia 2017, Tiara sempat mengalami cedera jari telunjuk tangan kanan. Meski kondisi tidak sepenuhnya maksimal, dia sanggup mengalahkan lawannya di Asian Games 2018.
Sebelum bertanding, Tiara mengatakan tetap menjaga kondisi dirinya. Selain itu, ia mengaku lebih mudah menguasai medan karena Indonesia menjadi tuan rumah.
"Kondisi cedera masih sama, cuma sekarang lebih menjaga. Setiap latihan, saya enggak bisa push, tergantung kondisi tangan. Untuk penguasaan trek, kita sebagai tuan rumah lebih diuntungkan karena sudah hafal treknya," ungkapnya, dikutip dari Kompas.
Dengan perolehan emas ini, Tiara berhasil masuk ke peringkat 14 dunia cabang olahraga downhill putri. Semoga, semangatnya bisa membawa nama Indonesia ke posisi 3 besar dunia. Selamat!
sumber : trubus.id