Jangan Lupa, Ini Alasan Kamu Tak Boleh Berlari Saat Gempa
Tuesday, August 7, 2018
Ilustrasi saat terjadi gempa. (GMA Record)
Quote:
Beragam panduan soal menyelamatkan diri sebelum, saat, dan pascagempa, pasti sudah banyak dibagikan. Kenyataannya, kepanikan yang melanda akan membuat banyak orang lupa akan pelatihan tersebut dan hal-hal yang harus dilakukan.
Jongkok, berlindung, dan bertahan adalah pelatihan dasar untuk melindungi diri saat gempa bumi. Namun, saat panik, seseorang akan lupa tentang tahap-tahap menyelamatkan diri dan mulai berlarian ke luar ruangan.
Sekalipun lupa tahap penyelamatan diri, satu hal yang harus diingat saat menghadapi musibah gempa adalah jangan berlari. Ya, berlari merupakan hal terlarang untuk dilakukan saat menghadapi musibah gempa ataupun bencana alam apapun. Jangan coba berlari keluar ruangan, walaupun ada pintu keluar di dekat kalian.
"Mencoba untuk melarikan diri atau bergerak cepat ke tempat lain bisa membahayakan diri sendiri. Saat gempa terjadi, Anda hanya perlu untuk berjongkok dan melindungi kepala di mana pun berada," kata Mark Benthien, juru bicara untuk Southern California Earthquake Center dikutip dari LA Times.
Mengapa berlari untuk menyelamatkan diri saat gempa itu berbahaya?
Mark mengatakan jika berlari saat gempa bukanlah upaya penyelamatan diri. Sebaliknya, berlari hanya akan mengekspos diri sendiri ke risiko bahaya yang lebih besar seperti adanya berbagai obyek atau benda-benda yang berjatuhan dan beterbangan di sekitar ruangan. Misalnya televisi, rak buku, microvawe, komputer meja, kaca jendela, pintu, atau lainnya. Nah, benda-benda tersebut akan membahayakan diri bahkan berpotensi untuk membunuh.
"Ukuran Anda jauh lebih kecil jika memaksakan diri berlari melewati ruangan dibanding dengan benda-benda lainnya. Ditambah, Anda menempatkan diri dalam sebuah lintasan bahaya dengan berlari," katanya.
Brian Humphrey, juru bicara untuk pemadam kebakaran Los Angeles mengungkapkan bahwa orang bisa kehilangan nyawanya ketika mereka berlari, terutama saat kaca atau jendela ada di dekatnya.
"Berlari menyelamatkan diri memang insting manusia. Tapi, harus diatasi dan disesuaikan dengan kondisi. Tindakan impulsif akan membuat Anda mendapat masalah lebih besar," jelas Brian.
Memaksa lari keluar gedung bukan solusi terbaik
Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa, saat berada di dalam gedung dan terjadi gempa, berlari keluar gedung adalah jawaban untuk keselamatan. Namun, hal ini dibantah oleh seismolog bernama Lucy Jones.
Baca Lainnya : Momen Menegangkan, Perjuangan Ibu Melahirkan Saat Gempa 7 SR
"Hal pertama yang bakal runtuh dari sebuah bangunan adalah bagian luarnya. Jadi, balkon akan runtuh dan fasad akan jatuh. Dengan demikian, Anda akan menempatkan diri dalam situasi yang lebih berbahaya dengan pindah keluar gedung," ucap Lucy.
Penelitian juga menunjukkan bahwa, kebanyakan luka-luka yang dialami korban gempa terjadi karena orang di dalam gedung terburu-buru untuk keluar dari gedung dan berlari menyelamatkan diri.
Ada baiknya untuk berlindung di dalam gedung dengan metode jongkok, berlindung, dan bertahan sampai gempa selesai. Setelah gempa selesai, Trubus Mania bisa keluar dari gedung dengan aman.
Sumber : trubus.id
Jongkok, berlindung, dan bertahan adalah pelatihan dasar untuk melindungi diri saat gempa bumi. Namun, saat panik, seseorang akan lupa tentang tahap-tahap menyelamatkan diri dan mulai berlarian ke luar ruangan.
Sekalipun lupa tahap penyelamatan diri, satu hal yang harus diingat saat menghadapi musibah gempa adalah jangan berlari. Ya, berlari merupakan hal terlarang untuk dilakukan saat menghadapi musibah gempa ataupun bencana alam apapun. Jangan coba berlari keluar ruangan, walaupun ada pintu keluar di dekat kalian.
"Mencoba untuk melarikan diri atau bergerak cepat ke tempat lain bisa membahayakan diri sendiri. Saat gempa terjadi, Anda hanya perlu untuk berjongkok dan melindungi kepala di mana pun berada," kata Mark Benthien, juru bicara untuk Southern California Earthquake Center dikutip dari LA Times.
Mengapa berlari untuk menyelamatkan diri saat gempa itu berbahaya?
Mark mengatakan jika berlari saat gempa bukanlah upaya penyelamatan diri. Sebaliknya, berlari hanya akan mengekspos diri sendiri ke risiko bahaya yang lebih besar seperti adanya berbagai obyek atau benda-benda yang berjatuhan dan beterbangan di sekitar ruangan. Misalnya televisi, rak buku, microvawe, komputer meja, kaca jendela, pintu, atau lainnya. Nah, benda-benda tersebut akan membahayakan diri bahkan berpotensi untuk membunuh.
"Ukuran Anda jauh lebih kecil jika memaksakan diri berlari melewati ruangan dibanding dengan benda-benda lainnya. Ditambah, Anda menempatkan diri dalam sebuah lintasan bahaya dengan berlari," katanya.
Brian Humphrey, juru bicara untuk pemadam kebakaran Los Angeles mengungkapkan bahwa orang bisa kehilangan nyawanya ketika mereka berlari, terutama saat kaca atau jendela ada di dekatnya.
"Berlari menyelamatkan diri memang insting manusia. Tapi, harus diatasi dan disesuaikan dengan kondisi. Tindakan impulsif akan membuat Anda mendapat masalah lebih besar," jelas Brian.
Memaksa lari keluar gedung bukan solusi terbaik
Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa, saat berada di dalam gedung dan terjadi gempa, berlari keluar gedung adalah jawaban untuk keselamatan. Namun, hal ini dibantah oleh seismolog bernama Lucy Jones.
Baca Lainnya : Momen Menegangkan, Perjuangan Ibu Melahirkan Saat Gempa 7 SR
"Hal pertama yang bakal runtuh dari sebuah bangunan adalah bagian luarnya. Jadi, balkon akan runtuh dan fasad akan jatuh. Dengan demikian, Anda akan menempatkan diri dalam situasi yang lebih berbahaya dengan pindah keluar gedung," ucap Lucy.
Penelitian juga menunjukkan bahwa, kebanyakan luka-luka yang dialami korban gempa terjadi karena orang di dalam gedung terburu-buru untuk keluar dari gedung dan berlari menyelamatkan diri.
Ada baiknya untuk berlindung di dalam gedung dengan metode jongkok, berlindung, dan bertahan sampai gempa selesai. Setelah gempa selesai, Trubus Mania bisa keluar dari gedung dengan aman.
Sumber : trubus.id