Hai agan-agan semua, terima kasih sudah mau mampir ke thread ane yang satu ini.
Agan-agan sekalian pasti pernah dong makan jajanan yang satu ini... Apalagi kalo agan-agan disini yang doyan nonton di bioskop bareng teman-teman atau dengan pacarnya.. Pasti selalu nemuin camilan yang satu ini.. Popcorn atau bahasa indonesianya diartikan sebagai Berondong Jagung. Tapi ternyata jajanan yang satu ini dulunya sempat dilarang habis-habisan loh di Bioskop dan bahkan pernah menyelamatkan industri Bioskop.
Awal Masa Kepopuleran Popcorn
Quote:
Seperti yang dijelaskan sejarawan kuliner Tori Avey (The History Kitchen column ), seluruh masyarakat tergila-gila dengan makanan yang satu ini. Di tahun 1840 popcorn sungguh laris di seluruh amerika, bahkan saking larisnya popcorn juga muncul di majalah populer seperti Yale Literaly Magazine serta bisa masuk ke dalam Dictionary of Americanisms. Saat itulah kita mengetahui kehebatan dan kepopuleran popcorn.
Quote:
Adapun satu alasan besar kepopuleran camilan ini yaitu mobilitasnya. Pada tahun 1885, Popcorn dapat dimasak dimanapun berkat seseorang yaitu Charles Cretors, ia menciptakan mesin popcorn bertenaga uap portabel pertama dimana alat ini memungkinkan agar popcorn dapat dibuat di berbagai tempat.
Dari stadion olahraga hingga sirkus bahkan popcorn juga menjadi salah satu makanan klasik yang ada di karnival. Ya, produksi popcorn pun semakin meningkat dan segera menobatkan dirinya sebagai 'raja karnival'. Bahkan, penjualnya banyak tersebar dimana-mana.
Penolakan Popcorn oleh "Dunia" Bioskop
Quote:
Percaya atau tidak walaupun kedengarannya aneh, ternyata pada zaman dahulu popcorn dan bioskop bukanlah hal yang selalu berdampingan. Seluruh pemilik bioskop pada saat itu tak ingin ada popcorn di dalam bioskopnya. Sebab di era tersebut bioskop tengah bersaing ketat dengan teater panggung yang sangat berkelas, dan tidak hanya itu saja mereka juga mencemaskan permadani dan karpet yang ada di lantai bioskop agar tidak kotor dari biji popcorn yang terinjak-injak oleh penonton.
Quote:
Tentu saja sebab sebelum tahun 1927, sebab pada saat itu merupakan era film bisu yang artinya jika anda tak membaca dialog yang ada di dalam film, maka anda tak akan memahami jalannya film tersebut. Dengan maksud adalah "jika anda menonton sambil memakan popcorn maka pikiran anda akan teralihkan ke popcorn yang anda makan."
Dan hal tersebut membuat banyak warga amerika merasa kebingungan, maka pemilik bioskop hanya mau melayani penonton yang lebih tertib. Mereka tak menginginkan adanya sampah, gangguan ataupun suara gaduh yang mengganggu yang ditimbulkan dari camilan yang dimakan oleh penonton. Tapi dengan perkembangan kemajuan yang begitu pesat, maka datanglah era film bersuara. Pada tahun 1920, film telah mengeluarkan suara, dan itu berarti mereka yang tak bisa membaca dan yang buta huruf sekalipun juga bisa menikmati film maka orang-orang dari berbagai aspek kehidupan berbondong-bondong mulai menikmati film di bioskop.
Quote:
Akan tetapi, pemilik bioskop tetap tak mau menyediakan camilan. Sehingga para pedagang kaki lima melihat peluang emas tersebut dengan menjual popcorn di dekat bioskop.
Tentunya dengan harga yang relatif murah mereka memperebutkan hati para penonton yang datang ke bioskop untuk menjual popcorn yang disukai para penonton sebagai "teman" menonton mereka. Tapi, pemilik bioskop tidak menyukai hal tersebut, bahkan mereka mulai memasang peringatan yang bertuliskan 'dilarang membawa popcorn ke dalam bioskop'.
Popcorn "Sang Penyelamat" Bioskop
Quote:
Di tahun 1930, pada akhirnya para pemilik bioskop mulai bergeming yaitu ketika era 'Great Depression' melanda amerika pada saat itu, yang berimbas banyaknya berbagai sektor industri yang menutup usahanya. Dan tak terkecuali para pemilik bioskop yang juga terkena dampak tersebut mau tak mau mereka harus memutar akal mereka agar terhindar dari malapetaka tersebut.
Quote:
Kemudian mereka menemukan "formula" yang tepat yaitu dengan menurunkan harga tiket masuknya tetapi tetap memperoleh keuntungan/profit yang besar dengan menjual snack/camilan di dalam lobi bioskop. Sehingga mau tak mau para pemilik bioskop mencabut larangan untuk penonton yang dibuat oleh mereka selama ini. Bahkan mereka pun memanfaatkan kepopuleran popcorn dengan menjual popcorn di lobi bioskop sehingga hal tersebut secara langsung mendorong keuntungan mereka. Maka dapat dikatakan bahwa camilan tersebut telah membantu menyelamatkan industri dunia perfilman kala itu.
Quote:
Dan tidak hanya itu saja, ternyata popcorn juga memiliki peranan di dalam layar bioskop. Berkaca pada hasil besar yang dihasilkan oleh popcorn, pemilik bioskop pun kemudian menargetkan penjualan popcorn tersebut kepada anak-anak agar banyak dari mereka yang tertarik ikut orang tuanya menonton di bioskop. Kemudian para pemilik bioskop tersebut mulai menambahkan tayangan iklan kartun yang disukai para anak-anak dengan kartun yang berjudul "Let's All Go to the Lobby " (dengan tema mengajak anak-anak agar jajan popcorn yang dijual di lobi) yang disiarkan sebelum film layar lebar tersebut dimulai.
Happy Ending (Kejayaan Popcorn)
Quote:
Tak seperti kebanyakan industri yang gagal di tahun 1930-an, justru produksi popcorn semakin melonjak drastis. Kemudian datanglah perang dunia II, karena gula banyak dikirimkan ke luar negeri untuk para prajurit disana, maka produksi permen pun berkurang di Amerika sehingga warga Amerika banyak yang beralih ke popcorn sebagai camilan utama mereka. Dan pada tahun 1945, separuh produksi dari popcorn yang ada di amerika disajikan di seluruh bioskop dan mengamankan tempatnya di dalam ruang sejarah film hingga saat ini.
Jadi, gimana agan-agan sekalian?? Jadi laper kan mau jajan popcorn sekarang ?? sama, ane juga :ngakak
Spoiler for Sumber:
Konsep dan tulisan :TS Sendiri Referensi : 1 , 2 , 3 , 4
Silahkan mampir juga ke thread ane yang tak kalah menariknya yang ada dibawah ini...