

"Mutiara Bangsa Yang Terpendam" Seseorang yang berani bergerak dalam merubah lingkungan sekitar menjadi lebih baik lagi bermanfaat bagi masyarakat. Usaha serta kerja keras mereka dalam membangun merintis yang awalnya tidak mungkin menjadi mungkin, tentu tidak mudah bagaimana mengubah pemikiran masyarakat sekitar agar bisa maju dan tidak mau kalah sebelum berusaha dulu maupun yang masih menggunakan pemikiran jaman dulu. Mereka merupakan salah satu penggerak hati yang memikirkan bagaimana nasib orang lain bahkan tanpa pamrih dilakukan guna memajukan memberi semangat dengan tulus hati hanya demi memberi sebuah kemajuan.
Siapa mereka? Bukan pejuang bukan pahlawan mereka hanya orang biasa yang peduli terhadap orang lain juga masyarakat serta lingkungan sekitar tapi mengapa mereka bisa memberikan manfaat yang besar, karena mereka yakin setiap apapun usaha pasti mendapatkan hasil yang di inginkan walaupun awal ada cemooh cibiran ketidakpercayaan saling sindir seperti kata pepatah
"bersakit-sakit dahulu memberi manfaat besar kemudian".
Berikut salah satu mutiara terpendam yang dimiliki bangsa indonesia :
Ronaldus Asto Dadut - Jaringan Relawan untuk Kemanusiaan (J-RUK) Sumba
Foto: Google Images
Quote:
Ronaldus Asto Dadut dari Tambaloka - Nusa Tenggara Timur merupakan pemuda yang tergerak hatinya setelah menyaksikan sendiri korban perdagangan manusia yang disekap selama 3 bulan dimana yang menjadi korban kebanyakan perempuan buruh migran. Berawal dari kejadian tersebut mas Asto beserta teman-temannya mendirikan komunitas kemanusiaan yang diberi nama
"Jaringan Relawan untuk Kemanusiaan (J-RUK) Sumba" dengan Gerakan Stop Bajual Orang pada tahun 2014.
Sebagai contoh kegiatan yang dilakukan J-RUK : - Penyuluhan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat
- Sosialisasi pencegahan perdagangan manusia
- Mendirikan rumah singgah bagi anak-anak
- Melatih masyarakat agar mandiri tidak jadi buruh migran
- Upaya penanganan dan pendampingan psikologis buruh migran
J-RUK telah menjangkau 70 titik lokasi program penyuluhan pola hidup bersih dan sehat bagi 2.431 anak serta sosialisasi pencegahan perdagangan manusia bagi 3.787 orang dewasa.
Foto: Twitter @eko_hari_yanto
Salah satu pesan dari mas Asto : "Perjalanan kita masih panjang, beban yang diemban juga semakin bertambah. Tapi, dengan semangat kerja sama tim, kekuatan simpul jaringan orang muda dan berkat Tuhan yang selalu menyertai, kita terus ada dengan semangat dan kekompakan, untuk hidup yang lebih baik,"
Ritno Kurniawan - Transformasi Pembalak Liar Pokdarwis
Foto: Google Images
Quote:
Ritno Kurniawan dari Padang Pariaman - Sumatera Barat, berawal dari keprihatinan setelah melihat kondisi hutan Gamaran yang digunduli oleh pembalak liar dan air terjun Nyarai dihutan Gamaran yang seharusnya dapat dikelola sebagai kawasan wisata namun dijadikan tempat mengalir kayu gelondongan hasil pembalakan liar.
Ritno beserta teman-temannya mempunyai ide untuk menjadikan air terjun Nyarai sebagai kawasan ekowisata dengan membentuk
Pokdarwis (kelompok sadar wisata) LA Adventure (Lubuk Alung) pada Agustus 2013. Awal yang sulit bagi Ritno serta temannya harus meyakinkan para pemuka adat dan pemuda yang menjadi pembalak liar, mereka takut akan kehilangan pendapatan jika tidak menebang pohon, setelah melewati perundingan musyawarah akhirnya Ritno bisa meyakinkan mereka.
Setelah di resmikan oleh Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman sekarang Kawasan Ekowisata Nyarai memiliki 170 pemandu dimana 80 persennya mantan pembalak liar Hutan Gamaran.
Foto: Google Images
Salah satu pesan dari mas Ritno : "Hutan aman, lingkungan terjaga, pendapatan dan ekonomi Lubuk Alung pun berkembang"
Jamaluddin - Rumah Koran Pencerdas Anak Petani
Foto: Google Images
Quote:
Jamaluddin dari Gowa - Lulusan Magister Manajemen Universitas Muslim Indonesia (UMI) rela meninggalkan profesi sebagai Dosen untuk mengabdikan diri membagun dan memajukan Desa Karenpia tempat dimana dia dilahirkan menjadi
"Kanreapia Desa Wisata, Kampung Organik dan Kampung Literasi".
Sebelum membangun Desa Karenpia menjadi Kampung Organik dan Kampung Literasi, Jamal mendirikan
"Rumah Koran" sebagai wadah para petani dan anak-anak agar bisa membaca serta menulis. Berawal dari kepedulian Jamal terhadap tingkat pendidikan di kampung yang masih rendah berbanding terbalik dengan tingkat ekonomi cukup baik, dia pun membentuk
"Gerakan Cerdas Anak Petani Memberantas Buta Huruf." Dari Rumah Koran Jamal melakukan sosialisasi serta musyawarah mengenai betapa pentingnya membaca, menulis dan berorganisasi. Namun tantangan terbesar jamal bagaimana membangun niat keinginan penduduk yang notabene masih susah diajak untuk sekolah, penuh kesabaran serta pantang menyerah usaha jamal pun menuai hasil dimana 75 persen penduduk sudah bisa membaca menulis bahkan belajar selain bahasa indonesia.
Foto: Google Images
Pesan dari mas Jamal : "Saya memutuskan kembali ke desa memang untuk membangun kampung saya, Kanreapia, agar lebih maju dan terkenal.
Usaha keras saya seperti terbayarkan dan tidak sia-sia karena bisa bermanfaat bagi banyak pihak"
Muhammad Aripin - Yayasan Rumah Pintar dan Kreatif Anak Jalanan
Foto: Google Images
Quote:
Muhammad Aripin dari Banjarmasin - Berawal dari tersitanya banyak waktu mengajar sekolah, dia memutuskan membuka bengkel kreatif yaitu
"Yayasan Rumah Pintar dan Kreatif". Karena berasal dari keluarga yang kurang berada dia membawa anak binaannya dari berbagai kalangan yang tersisih kan bahkan terbuang mulai dari anak jalanan, anak korban narkoba dan putus sekolah. Hasil karya dari bengkel kreatif beragam macam unik barang daur ulang, membuat perlengkapan dekorasi interior, dan perabot rumah tangga.
Foto: Google Images
Pesan dari mas Muhammad Aripin : "Saya ingin mereka sukses dan memiliki masa depan yang lebih baik,"
Anjani Sekar Arum - Melestarikan Batik Bantengan Khas Kota Malang
Foto: Google Images
Quote:
Anjani Sekar Arum dari Malang - Alumni Jurusan Seni dan Desain Universitas Negeri Malang sempat jatuh bangun dalam mengenalkan Batik Bantengan mulai dari sulit mencari pembatik yang tekun dan bagus hingga di tinggal teman yang sudah mahir membatik. Ide anjani muncul ketika ada seorang anak yang tertarik belajar mengenai batik, Sanggar Batik Andika pun terbentuk dengan melatik anak-anak menjadi pembatik di sanggarnya. Anjani menyisihkan gaji honorer yang tak seberapa untuk kebutuhan berbagai macam mulai dari alat bahan membatik.
Foto: Google Images
Pesan dari Anjani Sekar Arum : "Saya lebih memilih anak-anak, karena ide mereka lebih kaya dan ekspresif. Selain itu, anak-anak juga termasuk golongan yang santai dalam mengerjakan dan menjual batik. Mereka tidak membutuhkan hasil yang cepat berbeda dengan ibu-ibu. Selain itu mengapa anak dengan ekonomi lemah, karena saya memiliki cita-cita untuk meratakan kesejahteraan masyarakat Kota Batu,"
Bambang Sardi - Berinovasi Dalam Pembuatan Virgin Coconut Oil
Foto: Google Images
Quote:
Bambang Sardi dari Palu - Dosen Teknik Kimia ini merasa tertantang untuk mengoptimalkan pengolahan kelapa yang banyak didapat ditempat dia tinggal, berawal dari itu dia berhasil menciptakan sebuah inovasi yang bisa menambah penghasilan masyarakat dengan alat yang sederhana bahkan bisa dengan mudah di dapat. Dengan metode Inovasi Anaerob bisa menghasilkan VCO minyak kelapa dengan kualitas kandungan yang tinggi protein.
Foto: Google Images
Pesan Bambang Sardi : "Masyarakat Sulawesi Tengah sudah dapat memproduksi VCO sendiri dengan teknologi yang murah, mudah, namun punya hasil berkualitas tinggi"
Triana Rahmawati- Gerakan Griya Schizofren Gangguan Kejiwaan ODMK
Foto: Google Images
Quote:
Triana Rahmawati dari Solo - Seorang perempuan yang tersentuh hatinya berawal dari melihat orang gangguan kejiwaan, dia beserta teman-temannya mendirikan Gerakan Schizofren yang mempunyai tujuan mengarahkan dan mendampingi orang-orang yang memiliki gangguan kejiwaan. Adapun kegiatan pendampingan ODMK meliputi menemani mengobrol, melakukan aktivitas harian, bernyanyi, menggambar, kegiatan melipat kertas.
Foto: Google Images
Pesan Triana Rahmawati : "Kami hadir di sini bukan sebagai dokter atau atau psikolog, tetapi sebagai teman. Dan kita jangan membuat jarak dengan mereka. Mereka membutuhkan kita,"
Trino- Pelopor Desa Menari di Dusun Tanon
Foto: Google Images
Quote:
Trisno dari Semarang - Seorang pemuda yang membuat terobosan dimana dia mampu mengubah Desa Tanon menjadi Desa Wisata terlebih mampu menambah pundi penghasilan yang layak bagi masyarakat dimana sebelum ada Desa Wisata kebanyakan warga Dusun Tanon menjadi petani dan pemerah susu sapi. Berbagai kesenian diantaranya penampilan topeng ayu, kuda gebog, kuda kiprah serta warok kreasi.
Foto: Google Images
Risna Hasanudin- Rumah Cerdas Perempuan Arfak Papua Barat
Foto: Google Images
Quote:
Risna Hasanudin dari Banda Naira, Maluku - Alumni FKIP Universitas Pattimura Maluku merasa prihatin dan miris setelah mengunjungi ke kampung kobrey manokwari, dia melihat betapa tertinggalnya anak-anak Papua terlebih perempuan Arfak. Dengan tekad yang kuat dia mendirikan rumah belajar
(Rumah Cerdas Perempuan Arfak Papua Barat) dimana mempunyai tujuan untuk memajukan agar anak-anak Papua Arfak menjadi generasi yang bebas buta huruf dan maju.
Foto: Google Images
Eko Cahyono- Layanan Perpustakaan Anak Bangsa
Foto: Google Images
Quote:
Eko Cahyono dari Malang - Semangat pantang menyerah pemuda satu ini patut dicontoh, dia menyediakan perpustakaan keliling tiap kecamatan. Tujuan mas Eko hanya satu yaitu membuat anak-anak putus sekolah serta anak jalanan agar bisa membaca dan menulis.
Foto: Google Images
Rosmiati- Progam Tabungan Ibu Hamil
Foto: Google Images
Quote:
Rosmiati dari Riau - Seorang bidan yang mengabdikan diri di Desa Tunggal Rahayu Jaya Teluk Belengkong, melihat ekonomi warga yang kurang baik membuat bidan Rosmiati memutar ide bagaimana ibu-ibu yang hamil dapat bersalin melahirkan dengan selamat. Dia membuat progam tabungan ibu bersalin untuk mengurangi biaya operasional yang lumayan.
Foto: Google Images
Harianto Albarr- Pelopor Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Air
Foto: Google Images
Quote:
Harianto Albarr dari Makasar - Kampung Dusun Lereng Bukit Coppo Tile, tiap malam selalu gelap gulita bukan karena mati lampu melainkan belum adanya jangkauan listrik. Harianto yang merupakkan Alumni Fakultas Kimia miris melihat keadaan kampungnya, alhasil dia mendapat ide dalam membuat kincir air sebagai pembangkit listrik. Warga pun mendukung serta bergotong royong membangun pembangkit listrik yang memanfaatkan aliran arus sungai.
Foto: Google Images
Quote: