Gak cuma penjahat di film Sherina, ternyata hewan ini juga bisa menculik lho
Thursday, September 20, 2018
Jika ente pernah nonton pelem Petualangan Sherina, dijamin ente pasti udah lulus sekolah. Tua ente:ngakak
Inget kan gimana cerita Sherina diculik ? Nah ternyata gak cuma manusia aja gan yang bisa nyulik, hewan juga bisa lho.
Nahloh gimane tuh ? Nih mending ente minyak di bawah.:travel
Quote:
Aksi penculikan tidak hanya dilakukan manusia tapi juga hewan. Seperti yang dilakukan hewan laut pada kedalaman 470 meter di Samudra Antartik.
Tujuan penculikan bisa beragam, untuk mendapatkan uang tebusan atau guna menyelamatkan diri. Temuan baru mengungkap, penculikan tidak hanya dilakukan manusia tapi juga hewan laut, dan siput pelagik lah yang jadi korbannya.
Para peneliti di Jerman dan Australia menemukan sejumlah hewan akan menggunakan kemampuan siput laut untuk menghasilkan zat tertentu yang mengusir predator guna mendapatkan perlindungan.
Diterbitkan dalam jurnal Marine Biodiversity, penelitian ini mengungkapkan bahwa hewan-hewan tersebut akan membawa siput di punggung layaknya perisai. Tentu ini tak sesuai dengan kehendak si siput.
Ahli biologi yang bekerja dengan Charlotte Havermans di Alfred Wegener Institute telah menyelidiki fenomena ini sebagai bagian dari proyek kerja sama dengan University of Bremen. Dalam makalahnya, mereka berbicara tentang penculikan dan menjelaskan potensi keuntungan dari asosiasi ini baik untuk siput maupun penculiknya.
Siput laut atau pteropoda adalah siput kecil tanpa cangkang. Ukuran terbesarnya hanya 5 cm.
Menurut Smithsonian Institution, untuk berkeliling, siput akan mengepakkan sayap kakinya. Hewan ini menggunakan pencegah kimia untuk melindungi diri dari hewan seperti ikan cod. Sedangkan si penculik, amphipoda Hyperiidean, merupakan jenis krustasea kecil dan sering dimakan oleh predator besar, seperti burung dan ikan.
Banyak spesies lain dikenal membentuk kemitraan yang saling menguntungkan, atau disebut hubungan simbiosis mutualisme. Spesies ini termasuk cumi-cumi ekor ikan Hawaii, yang ditemukan oleh para ilmuwan menggunakan bakteri untuk melindungi telurnya.
Cumi-cumi juga bermitra dengan bakteri yang bersifat bioluminescent. Bakteri membuat tampilan cumi-cumi menyala, memangsa predator hingga mengira mereka adalah bulan. Untuk kedua bakteri tersebut, mereka diberi rumah yang aman dan penuh makanan sebagai imbalan.
Namun, beda kasus dengan siput laut. Para ilmuwan melihat, siput laut tidak mendapatkan apa pun sebagai imbalan atas penculikan oleh amphipoda.
Amphipoda menjebak siput laut ke punggung mereka menggunakan dua kaki. Siput tidak dapat melarikan diri dan tidak bisa berburu makanan secara aktif, dan karena itu ia bisa mati.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan salah satu predator amphipoda, icefish, menjauhi individu yang memakai ransel siput laut. Predator dengan cepat belajar bahwa mereka berdua tak lezat saat dimakan, jadi predator ini menghindari memangsanya.
Hubungan amphipoda dan pteropoda pertama kali didokumentasikan pada tahun 1990 di sekitar perairan pesisir Antartika. Tetapi perilaku tersebut belum pernah terlihat sebelumnya di laut terbuka.
Untuk mencapai kesimpulannya, para peneliti mengumpulkan 342 amphipoda. Dari jumlah ini, hanya empat yang diamati melakukan penculikan siput laut. Dua dari penculik berasal dari spesies Hyperiella dilatata dan membawa sejenis pteropoda yang dikenal sebagai Clione limacina Antartica; lainnya adalah amphipoda Hyperiella Antarctica dan mengangkut pteropoda Spongiobranchaea australis.
Menurut pernyataan Alfred Wegener Institute, ukuran sampel terlalu kecil untuk mengatakan apakah hubungan ini terjadi di spesies tertentu, "di mana hanya amphipoda tertentu membawa spesies pteropoda tertentu."
Kedua amphipoda jantan dan betina diamati dengan pteropoda di belakangnya, dan salah satu betina penculikan membawa telur. Mereka memegang cengkeraman yang kuat pada pelindung yang tidak mereka sadari; amphipoda bahkan tidak melepaskan genggaman mereka setelah pteropoda mati.
Karena kondisi di Samudra Antartik berbeda dengan kondisi di ekosistem pesisir, sejumlah pertanyaan masih belum dapat terjawab. Seperti apakah cumi-cumi pemangsa dan ikan lentera, yang umumnya ditemukan di daerah itu, juga terhalang oleh zat tertentu yang belum diselidiki.
"Di masa depan kami berharap mudah-mudahan dapat menggunakan teknologi bawah laut yang sesuai dengan kamera definisi tinggi guna menyelidiki bahkan bentuk kehidupan terkecil di habitat mereka," kata Havermans dalam pernyataannya.
"Ini akan memberikan wawasan ke berbagai misteri menarik dari interaksi antar spesies, yang sejauh ini masih tersembunyi bagi para ahli biologi--tetapi yang tidak diragukan lagi memainkan peran penting dalam hubungan predator-mangsa di lautan."
Tujuan penculikan bisa beragam, untuk mendapatkan uang tebusan atau guna menyelamatkan diri. Temuan baru mengungkap, penculikan tidak hanya dilakukan manusia tapi juga hewan laut, dan siput pelagik lah yang jadi korbannya.
Para peneliti di Jerman dan Australia menemukan sejumlah hewan akan menggunakan kemampuan siput laut untuk menghasilkan zat tertentu yang mengusir predator guna mendapatkan perlindungan.
Diterbitkan dalam jurnal Marine Biodiversity, penelitian ini mengungkapkan bahwa hewan-hewan tersebut akan membawa siput di punggung layaknya perisai. Tentu ini tak sesuai dengan kehendak si siput.
Ahli biologi yang bekerja dengan Charlotte Havermans di Alfred Wegener Institute telah menyelidiki fenomena ini sebagai bagian dari proyek kerja sama dengan University of Bremen. Dalam makalahnya, mereka berbicara tentang penculikan dan menjelaskan potensi keuntungan dari asosiasi ini baik untuk siput maupun penculiknya.
Siput laut atau pteropoda adalah siput kecil tanpa cangkang. Ukuran terbesarnya hanya 5 cm.
Menurut Smithsonian Institution, untuk berkeliling, siput akan mengepakkan sayap kakinya. Hewan ini menggunakan pencegah kimia untuk melindungi diri dari hewan seperti ikan cod. Sedangkan si penculik, amphipoda Hyperiidean, merupakan jenis krustasea kecil dan sering dimakan oleh predator besar, seperti burung dan ikan.
Banyak spesies lain dikenal membentuk kemitraan yang saling menguntungkan, atau disebut hubungan simbiosis mutualisme. Spesies ini termasuk cumi-cumi ekor ikan Hawaii, yang ditemukan oleh para ilmuwan menggunakan bakteri untuk melindungi telurnya.
Cumi-cumi juga bermitra dengan bakteri yang bersifat bioluminescent. Bakteri membuat tampilan cumi-cumi menyala, memangsa predator hingga mengira mereka adalah bulan. Untuk kedua bakteri tersebut, mereka diberi rumah yang aman dan penuh makanan sebagai imbalan.
Namun, beda kasus dengan siput laut. Para ilmuwan melihat, siput laut tidak mendapatkan apa pun sebagai imbalan atas penculikan oleh amphipoda.
Amphipoda menjebak siput laut ke punggung mereka menggunakan dua kaki. Siput tidak dapat melarikan diri dan tidak bisa berburu makanan secara aktif, dan karena itu ia bisa mati.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan salah satu predator amphipoda, icefish, menjauhi individu yang memakai ransel siput laut. Predator dengan cepat belajar bahwa mereka berdua tak lezat saat dimakan, jadi predator ini menghindari memangsanya.
Hubungan amphipoda dan pteropoda pertama kali didokumentasikan pada tahun 1990 di sekitar perairan pesisir Antartika. Tetapi perilaku tersebut belum pernah terlihat sebelumnya di laut terbuka.
Untuk mencapai kesimpulannya, para peneliti mengumpulkan 342 amphipoda. Dari jumlah ini, hanya empat yang diamati melakukan penculikan siput laut. Dua dari penculik berasal dari spesies Hyperiella dilatata dan membawa sejenis pteropoda yang dikenal sebagai Clione limacina Antartica; lainnya adalah amphipoda Hyperiella Antarctica dan mengangkut pteropoda Spongiobranchaea australis.
Menurut pernyataan Alfred Wegener Institute, ukuran sampel terlalu kecil untuk mengatakan apakah hubungan ini terjadi di spesies tertentu, "di mana hanya amphipoda tertentu membawa spesies pteropoda tertentu."
Kedua amphipoda jantan dan betina diamati dengan pteropoda di belakangnya, dan salah satu betina penculikan membawa telur. Mereka memegang cengkeraman yang kuat pada pelindung yang tidak mereka sadari; amphipoda bahkan tidak melepaskan genggaman mereka setelah pteropoda mati.
Karena kondisi di Samudra Antartik berbeda dengan kondisi di ekosistem pesisir, sejumlah pertanyaan masih belum dapat terjawab. Seperti apakah cumi-cumi pemangsa dan ikan lentera, yang umumnya ditemukan di daerah itu, juga terhalang oleh zat tertentu yang belum diselidiki.
"Di masa depan kami berharap mudah-mudahan dapat menggunakan teknologi bawah laut yang sesuai dengan kamera definisi tinggi guna menyelidiki bahkan bentuk kehidupan terkecil di habitat mereka," kata Havermans dalam pernyataannya.
"Ini akan memberikan wawasan ke berbagai misteri menarik dari interaksi antar spesies, yang sejauh ini masih tersembunyi bagi para ahli biologi--tetapi yang tidak diragukan lagi memainkan peran penting dalam hubungan predator-mangsa di lautan."
Kalo hewan bisa culik menculik gini, ane jadi mikir, gimana ya kalo dulu Sherina diculiknya ama hewan, ama Kangguru misalnya.
Sherina nya diculik Kangguru di masukin kantong, mana kantongnya ada lambang osisnya pula :ngakak:ngakak
Quote:
:hn Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini :cystg
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR :
Beritagar.id
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR :
Beritagar.id
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan :thumbup:thumbup:bigkiss
Quote:
Hati-hati!!! Berat badan berlebih saat hamil, anak berisiko kena diabet tipe 2
Jomblo bergembira, ternyata punya pasangan bisa bikin berat badan naik
Berapa kali kita harus Buang Air Besar (BAB) dalam sehari?
Gak selamanya menjadi pemaaf itu baik, ternyata ada bahanya juga loh gan
PSG jadi korban Liverpool, "Monster Tertidur" yang mengamuk musim ini
Ini gan permainan yang bisa perpanjang usia..
Alien hattrick lagi, rekor baru lagi
Cara mengakhiri hubungan Teman Tapi Mesra (TTM) tanpa menyakiti si dia
Joker baru versi Joaquin Phoenix terungkap
Disney incar Oscar untuk Black Panther
Jomblo bergembira, ternyata punya pasangan bisa bikin berat badan naik
Berapa kali kita harus Buang Air Besar (BAB) dalam sehari?
Gak selamanya menjadi pemaaf itu baik, ternyata ada bahanya juga loh gan
PSG jadi korban Liverpool, "Monster Tertidur" yang mengamuk musim ini
Ini gan permainan yang bisa perpanjang usia..
Alien hattrick lagi, rekor baru lagi
Cara mengakhiri hubungan Teman Tapi Mesra (TTM) tanpa menyakiti si dia
Joker baru versi Joaquin Phoenix terungkap
Disney incar Oscar untuk Black Panther