WHO: 1,4 Miliar Orang Berisiko Penyakit Mematikan Akibat Kurang Olahraga
Thursday, September 6, 2018

Lebih dari 1,4 miliar orang dewasa menempatkan diri mereka pada risiko tinggi penyakit mematikan karena tidak melakukan olahraga, dengan tingkat aktivitas global hampir tidak berubah dalam hampir dua dekade.
"Aktivitas fisik yang tidak mencukupi merupakan penyebab utama penyakit tidak menular. Memiliki efek negatif pada kesehatan mental dan kualitas hidup," kata studi yang diterbitkan di The Lancet Global Health Journal, Rabu (4/9).
WHO merekomendasikan setiap orang dewasa melakukan setidaknya 150 menit latihan intensitas sedang seperti jalan cepat, berenang atau bersepeda setiap minggu. Atau 75 menit olahraga dengan intensitas kuat seperti lari.
Studi ini melacak tingkat aktivitas 1,9 juta orang di 168 negara di seluruh dunia selama 2016. Peneliti menemukan tidak ada peningkatan dalam tingkat aktivitas fisik sejak tahun 2001, meskipun banyak inisiatif kesehatan masyarakat mengatakan manfaat melakukan olahraga. Lebih dari seperempat orang dewasa di dunia (1,4 miliar orang) tidak cukup aktif, menurut data yang diperoleh peneliti.
"Kami benar-benar tidak melakukan sesuatu yang benar-benar mendorong orang-orang untuk berolahraga," kata Regina Guthold, peneliti dari WHO yang juga penulis studi utama.
"Kami telah melihat, pada dasarnya tidak ada kemajuan," sambungnya.
Penulis menyoroti beberapa tren yang mengkhawatirkan, termasuk perbedaan mencolok dalam tingkat latihan antara negara miskin dan kaya serta pria dan perempuan.
Kurang melakukan olahraga, tidak bisa mencegah penyakit tak menular yang mematikan seperti demensia dan kardiovaskular. Penduduk di negara dengan berpenghasilan tinggi, berpeluang mengalami penyakit ini dua kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang tinggal di negara berkembang.
Regina mengatakan, hubungan antara gaya hidup di negara kaya, di mana lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan, jam kerja lebih panjang, makanan tinggi kalori yang lebih mudah didapatkan, dan juga tingkat latihan yang rendah, memiliki pola kesehatan lebih miskin
sumber : trubus.id