[JOGJA] Hidangan Legendaris Jogja: Memanjakan Lidah, Memantik Romansa

HELLO CULINARY ENTHUSIAST!:Yb

.

.

.

.


Jogja tercipta dari rindu, pulang, dan angkringan. Hampir semua orang yang pernah singgah atau tinggal lama di kota ini pasti setuju dengan ungkapan tersebut. Jogja memang tak pernah kehabisan apapun untuk memantik rindu dari para penikmat romansanya. Sepaket dengan itu, hadirlah ragam kuliner yang memanjakan lidah, sekaligus membangkitkan ingatan akan peristiwa yang pernah dilakoni di Jogja.


Banyak orang yang tak mampu menampik pesona Jogja, bahkan untuk urusan kuliner. Dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau, berbagai hidangan legendaris pun tak pernah sepi penggemar. Waktu memang terus berjalan, namun beberapa hidangan legendaris Jogja ini justru semakin melangit karena mampu memanjakan lidah dan memantik romansa penikmatnya.



Gudeg Pawon hadirkan cita rasa khas Jogja (Foto: Panduan Wisata Jogja)


1.      Harum Nikmat Gudeg Pawon, Diracik dan Dinikmati di Dapurnya Sendiri
Hidangan legendaris Jogja ini telah berusia lebih dari lima dasawarsa. Bukan usia yang muda, tentu. Namun, siapa sangka, ia menghadirkan cita rasa yang khas dan selalu terpatri di dalam ingatan penikmatnya. Gudeg Pawon, demikian ia bernama, diracik di dapur sederhana dengan beberapa tungku sebagai penghangat sajian, juga alat-alat masak yang tak pernah usang dimakan usia.
Gudeg Pawon memang disajikan terlampau sederhana, namun kesederhanaan itulah yang akan membuat setiap orang mengingat Jogja dengan sempurna. Harum aroma rebusan nangka muda, juga campuran gula jawa yang menambah kelegitan rasanya tentu membuat siapapun jatuh cinta. Cukup arahkan kemudi ke daerah Umbulharjo, maka hasrat untuk mencicipi kuliner legendaris Jogja ini pun akan segera menemui purna.




Nikmati kelezatan melegenda sate kambing Pak Pong (Foto: Phinemo)


2.      Berburu Sate Klathak di Selatan Jogja, Sate Pak Pong Jangan Terlewatkan!
Kelebat asap putih yang membawa aroma daging kambing bakar itu tent uterus membayang di ingatan. Indera penciuman mencerap sentuhan demi sentuhan aroma yang berkeliaran di bilik-bilik bambu ini. Tusuk demi tusuk sate dipanggang di atas bara api yang menyala. Tak lupa, kuah kental berwarna kuning dituangkan di antara piring warna putih agar panasnya lekas menghilang.
Sepiring sate klathak dan sate kambing muda tersaji di depan mata. Tidak absen dari pandangan, kuah tongseng dan tengkleng idaman yang mampu menggelitik iman para penikmatnya. Aroma sedap itu terus menerus membubung di langit-langit warung sate Pak Pong. Hidangan legendaris ini menjadi salah satu kuliner yang tentunya tidak bisa dilewatkan.




Cita rasa legendaris khas Bakmi Jawa Mbah Mo, tidak buka cabang di mana-mana! (Foto: Laman Desa Trirenggo)


3.      Hangatkan Diri di Tengah Terpaan Angin Malam dengan Bakmi Jawa Mbah Mo

Bukan Jogja namanya apabila tidak menghadirkan kuliner yang mampu menghangatkan penikmatnya. Angin bertiup cukup kencang, sepaket dengan hawa dingin saat bertandang ke daerah selatan. Warung bakmi jawa Mbah Mo menjadi salah satu surga yang bisa dituju saat lapar menyerang dan lidah ingin dihangatkan dengan cita rasanya yang menggoda.
Sama halnya seperti hidangan legendaris Jogja lainnya, warung bakmi jawa Mbah Mo dimasak di atas tungku sederhana yang mampu membangkitkan nostalgia. Setiap pesanan dimasak satu per satu untuk memastikan bahwa hidangan tetap hangat saat sampai di tangan penikmatnya. Aroma khas gepukan bawang putih, serta kuah kaldu ayam kampungnya jelas mampu menggelitik lidah. Membuat siapapun tak ingin menampik pesona Bakmi Jawa Mbah Mo.




Yang tak boleh dilewatkan sedetik pun saat menyambangi Jogja, Mangut Lele Mbah Marto.


4.      Menuju Pagi, Manjakan Lidah dengan Nikmatnya Cita Rasa Mangut Lele Mbah Marto
Bara api pada tungku itu menjilat-jilat permukaan wajan yang berukuran besar. Wajan tua itu menampung mangut lele lezat yang diidamkan para penikmatnya. Berburu hingga ke pelosok desa, warung Mangut Lele Mbah Marto menjadi satu pilihan yang tidak boleh diabaikan. Keberadaannya bak surga bagi para penikmat nostalgia dan rindu khas Jogja.
Keempat hidangan legendaris Jogja di atas tentu mulai menggoda selera pembaca. Menikmati Jogja memang tidak bisa hanya melalui satu jalan yang sama. Berwisata kuliner dan menyaksikan peracikan makanan lezat di atas di dapur sederhananya tentu tak akan bisa dibayar oleh apapun. Bagaimana? Sudahkah mampu membangkitkan nostalgia terhadap Jogja?

Agan sista sudah pernah nyobain kuliner khas Jogja diatas belum? :toast

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel