Khabib Nurmagomedov dan ‘Kesaktian’ Wig Pirangnya
Thursday, October 11, 2018

Nama Khabib Nurmagomedov sekarang lagi 'naik awan'. Dia baru saja memenangkan pertarungan UFC, melawan Conor McGregor pada ronde keempat. Namun bukan hal itu yang membuatnya menjadi viral, melainkan karena aksi 'agresifnya', menyerang (mencekik leher) rekan setim McGregor, Dillon Danis, beberapa saat setelah wasit mengakhiri pertandingan. Setelah itu, Khabib pun meminta maaf atas aksinya itu.
Aksi Khabib itu dipicu oleh perbuatan SARA yang dilakukan Danis yang menyebut agama, negara dan orangtuanya, serta melempari bis yang ditumpangi di Brooklyn. Akibat tindakannya itu, gelar juara yang diraihnya dalam pertandingan itu terancam untuk dicopot.
Meski demikian, Khabib sedikitpun tidak mengkhawatirkan hal itu. Pria berkebangsaan Rusia berusia 30 tahun itu bahkan menganggap hal itu sebagai aksi bela agama dan negaranya. Petarung dengan 27 kali menang dan tak pernah kalah itu, lahir di Dagestan pada 20 September 1988.
Sepertinya Khabib sudah punya niat melakukan itu. Hal itu diindikasikan dengan Khabib yang terlihat memakai "topi' sejenis wig pirang kribo pada hari-hari menjelang pertarungan. Sebuah topi kebanggaan yang hanya dipakainya pada monen-momen tertentu.

Sebenarnya itu bukan topi atau wig, melainkan penutup kepala khas Dagestan yang disebut Papakha. Topi seperti itu biasanya dipakai oleh para penggembala di pegunungan Kaukasus, layaknya topi Koboi bagi orang Texas.
Bagi orang-orang Dagestan, Papakha merupakan topi 'sakti' yang memberikan spirit tersendiri bagi pemakainya. Karena itu, sebagai anak gunung, Khabib tentu saja sangat bangga memakai topi yang terbuat dari kulit binatang tersebut.
Topi itu adalah lambang ketangguhan dan kejantanan, serta keberanian dalam menghadapi berbagai rintangan dan tangan hidup, baik dari manusia maupun dari alam. Jika sudah mengenakan topi itu, maka apapun rintangan yang mengganggu di depan mata, semuanya harus dihadapi dengan perkasa, tanpa mengenal rasa takut terhadap semua risiko.
Karena 'kesaktian' Papakha, maka masyarakat Dagestan membuat sebuah ungkapan, "Jika Anda tak punya teman untuk curhat atau minta nasihat, maka bicaralah pada Papakha. Ia memang hanya sebuah topi, tapi ia bisa memberikan spirit yang tinggi."
Berdasarkan keyakinan tersebut, konon kalau ada seseorang yang meletakkan Papakha di atas meja, maka tak seorang pun yang berani menyentuhnya. Sebab mereka punya kepercayaan, bahwa jika Papakha sudah dilepas, maka topi itu tak boleh dipakai lagi, kecuali setelah berhasil mengalahkan musuh.
Barangkali, itulah makna dari Khabib mengenakan Papakha menjelang waktu pertarungan itu, Dan terbukti, ia berhasil menumbangkan musuh, sehingga ia boleh kembali mengenakan Papakha yang 'sakti' itu.***
Sumber 1
Sumber 2