Pernah ngerasa perjalanan pulang lebih cepat dari pergi?.... ini alasannya gan....
Monday, October 15, 2018
Quote:
Quote:

Buat yang suka traveling, atau sering kali bepergian mau itu jarak jauh atopun dekat, pasti kalian pernah ngeerasa bahwa perjalanan pulang terasa lebih cepat dan singkat dibanding saat perjalanan pergi. Saat kita pergi menuju suatu tempat, waktu terasa berjalan sangat lama. Sebaliknya, saat kita melalui jalan dan rute yang sama untuk pulang setelah mencapai tujuan, yang dirasakan justru berbeda. Waktu terasa berjalan lebih cepat, padahal masih berada di belahan bumi yang sama dengan zona waktu yang sama pula. Jarak yang ditempuh pun sama. Kira-kira, kenapa bisa begitu ya?.... langsung aja cekidot gann...
Quote:
Seorang psikolog Universitas Tilburg, Belanda, Niels van de Ven bereksperimen atas sensasi tersebut dengan melibatkan sejumlah orang yang berencana akan berangkat ke sebuah pekan raya. Ia membagi menjadi dua grup, yang pertama diminta kembali ke rumah melalui rute yang sama, sementara yang kedua melalui rute yang berbeda tapi dengan jarak yang sama.
Bila penjelasan teori familiaritas benar adanya, maka grup yang melewati rute yang sama akan merasakan perjalanan pulang yang lebih singkat ketimbang yang melewati rute lain. Hasilnya Niels menemukan bahwa persoalan bukan pada rute. Kedua grup ternyata merasakan efek perjalanan pulang yang sama.
Setelah menganalisis ulang dan fokus pada wawancara para responden, Neils mengistilahkan faktor penyebab penemuannya dengan istilah A violation of expectation atau sebuah pelanggaran harapan. Seringkali orang-orang terlalu optimistis saat memulai perjalanan, sehingga saat menyelesaikannya, mereka merasa perjalanan itu memakan waktu yang lebih lama ketimbang perkiraan.
Rasa pesimistis kemudian hadir ketika yang bersangkutan akan memulai perjalanan pulang, dikiranya perjalanan yang berat saat berangkat akan mereka rasakan kembali sepanjang jalan pulang. Rasa pesimistis inilah yang kemudian membuat sensasi waktu perjalanan yang seharusnya sama dengan saat berangkat menjadi terlalu dilebih-lebihkan, dan saat dijalani ternyata tak seburuk yang dikira, alias justru terasa lebih pendek waktu yang ditempuh.
"Ini semua adalah soal ekspektasi, tentang apa yang kau pikir akan dilalui," kata Michael Roy, psikolog asal Elizabethown College dan rekan penelitian Neils yang turut membantu menerbitkan penelitian asli mereka di Psychonomic Bulletin and Review.
Roy menyatakan bahwa tak semua psikolog akan setuju dengan hasil temuan ini, bahwa ekspektasi adalah faktor penyebab utama dari efek perjalanan pulang. "Kami tak mengklaim ini satu-satunya penyebab. Jelas ada faktor lainnya," katanya.
Psikolog Dan Zakay pernah menulis di The Psychologist bahwa penyebab lain dari efek perjalanan pulang adalah persoalan tenggat waktu. Seseorang kerap melaksanakan perjalanan berangkat dengan disiplin atau bahkan terburu-buru agar tiba di tujuan sampai tepat waktu. Dalam kondisi yang demikian, otak dalam kondisi untuk fokus, dan hasilnya ada hambatan di jalan maupun tidak akan membuat perjalanan terasa panjang.
"Sementara kembali ke titik awal alias pulang, meski dalam jarak tempuh yang sama, akan terasa lebih pendek sebab waktu bukan lagi perkara yang penting untuk ditaati atau lebih fleksibel. Perhatian kita alihkan untuk hal-hal lain selama perjalanan baik aktivitas sendiri maupun memperhatikan hal-hal yang terlewati, sehingga tak sadar sudah kembali ke titik awal," katanya.
Sebuah kondisi yang unik ada dalam penelitian Ryosuke Ozawa dan dua rekan peneliti lain asal Jepang yang diunggah pada Jurnal PLOS ONE pada dua tahun silam. Partisipan riset diminta melakukan perjalanan virtual dengan cara melihat tayangan langsung berdurasi selama 20 menit berasal dari hasil rekaman seseorang yang membawa kamera keliling kota melalui rute yang telah ditentukan.
Para partisipan dibagi menjadi dua grup. Grup satu melakukan perjalanan virtual bolak-balik. Grup kedua, mereka yang melakukan dua perjalanan satu arah dengan jarak yang sama. Keduanya sama-sama menempuh perjalanan selama tiga menit. Hasil akhir menunjukkan efek perjalanan pulang memang benar-benar ada dan dirasakan kuat oleh grup pertama selama perjalanan pulang.
Hal menarik diungkapkan partisipan grup pertama—yang mengalami efek perjalanan pulang, setelah mereka diminta untuk mengingat-ingat kembali dan dibantu dengan penjelasan dari Ryosuke, ternyata mereka kembali sadar bahwa waktu tempuh dari perjalanan bolak-balik itu sama saja yakni tiga menit.
Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam menyadarkan diri atas efek perjalanan pulang saat seseorang mengalaminya, otak memiliki dua cara kerja. Pertama, otak mencatat waktu secara matematis melalui kerja neuron. Kedua bermodalkan narasi bahasa yang diterima partisipan alias cerita-cerita yang kembali mengingatkan para partisipsipan tentang apa yang sebenarnya terjadi, tentang berapa lama sesungguhnya waktu yang mereka tempuh.
Berujung Pada Ekspektasi
Quote:

Setelah menganalisis ulang dan fokus pada wawancara para responden, Neils mengistilahkan faktor penyebab penemuannya dengan istilah A violation of expectation atau sebuah pelanggaran harapan. Seringkali orang-orang terlalu optimistis saat memulai perjalanan, sehingga saat menyelesaikannya, mereka merasa perjalanan itu memakan waktu yang lebih lama ketimbang perkiraan.
"Ini semua adalah soal ekspektasi, tentang apa yang kau pikir akan dilalui," kata Michael Roy, psikolog asal Elizabethown College dan rekan penelitian Neils yang turut membantu menerbitkan penelitian asli mereka di Psychonomic Bulletin and Review.
Roy menyatakan bahwa tak semua psikolog akan setuju dengan hasil temuan ini, bahwa ekspektasi adalah faktor penyebab utama dari efek perjalanan pulang. "Kami tak mengklaim ini satu-satunya penyebab. Jelas ada faktor lainnya," katanya.
Psikolog Dan Zakay pernah menulis di The Psychologist bahwa penyebab lain dari efek perjalanan pulang adalah persoalan tenggat waktu. Seseorang kerap melaksanakan perjalanan berangkat dengan disiplin atau bahkan terburu-buru agar tiba di tujuan sampai tepat waktu. Dalam kondisi yang demikian, otak dalam kondisi untuk fokus, dan hasilnya ada hambatan di jalan maupun tidak akan membuat perjalanan terasa panjang.
Quote:

"Sementara kembali ke titik awal alias pulang, meski dalam jarak tempuh yang sama, akan terasa lebih pendek sebab waktu bukan lagi perkara yang penting untuk ditaati atau lebih fleksibel. Perhatian kita alihkan untuk hal-hal lain selama perjalanan baik aktivitas sendiri maupun memperhatikan hal-hal yang terlewati, sehingga tak sadar sudah kembali ke titik awal," katanya.
Sebuah kondisi yang unik ada dalam penelitian Ryosuke Ozawa dan dua rekan peneliti lain asal Jepang yang diunggah pada Jurnal PLOS ONE pada dua tahun silam. Partisipan riset diminta melakukan perjalanan virtual dengan cara melihat tayangan langsung berdurasi selama 20 menit berasal dari hasil rekaman seseorang yang membawa kamera keliling kota melalui rute yang telah ditentukan.
Para partisipan dibagi menjadi dua grup. Grup satu melakukan perjalanan virtual bolak-balik. Grup kedua, mereka yang melakukan dua perjalanan satu arah dengan jarak yang sama. Keduanya sama-sama menempuh perjalanan selama tiga menit. Hasil akhir menunjukkan efek perjalanan pulang memang benar-benar ada dan dirasakan kuat oleh grup pertama selama perjalanan pulang.
Hal menarik diungkapkan partisipan grup pertama—yang mengalami efek perjalanan pulang, setelah mereka diminta untuk mengingat-ingat kembali dan dibantu dengan penjelasan dari Ryosuke, ternyata mereka kembali sadar bahwa waktu tempuh dari perjalanan bolak-balik itu sama saja yakni tiga menit.
Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam menyadarkan diri atas efek perjalanan pulang saat seseorang mengalaminya, otak memiliki dua cara kerja. Pertama, otak mencatat waktu secara matematis melalui kerja neuron. Kedua bermodalkan narasi bahasa yang diterima partisipan alias cerita-cerita yang kembali mengingatkan para partisipsipan tentang apa yang sebenarnya terjadi, tentang berapa lama sesungguhnya waktu yang mereka tempuh.
Quote:
naaah jadi kesimpulannya kenapa perjalanan pulang lebih cepat itu dikarenakan kerja otak kita yang fokus pada jalanan gaan... mau ada kenadala ataupun nggak akan kerasa lebih lama karena otak kita fokus, sedangkan kalo pulang kita gak terfokus pada jalan dan kita juga tidak fokus terhadap waktu jadi perjalanan pulang lebih cepet dehh....
kalo mau lebih jelas ada nih videonya.... cek gaan
kalo mau lebih jelas ada nih videonya.... cek gaan
Spoiler for Buka aja kalo kepoo:

Jangan lupa :toast dan komen karena tak komen maka tak ajib :rate5 kalo menurut agan bagus,
jangan di :batabig yeee suckit rasanya.
Mampir juga di trit ane yang lain:
Kenapa Sidik Jari kita Berbeda-beda?....
Bayangkan Sebesar Apa Kita Di Jagat Raya
Tema PowerPoint Agan Gitu-Gitu Aja?, Bikin Sendiri Aja Gan!!
Crop Circle Ini Berada di Bawah Air Gan... , Gimana Bisa ya?
jangan di :batabig yeee suckit rasanya.
Mampir juga di trit ane yang lain:
Kenapa Sidik Jari kita Berbeda-beda?....
Bayangkan Sebesar Apa Kita Di Jagat Raya
Tema PowerPoint Agan Gitu-Gitu Aja?, Bikin Sendiri Aja Gan!!
Crop Circle Ini Berada di Bawah Air Gan... , Gimana Bisa ya?