Gansis, ini cuma sebagian kecil bukti dahsyatnya bencana yang menyebabkan lumpuhnya Kabupaten Donggala, Kabupaten
Sigi, dan Kota Palu; Sulawesi Tengah...
:mewek :mewek :mewek
Semoga makin banyak yang tergerak hati nuraninya buat bantu mereka ya...
:shakehand2
Quote:
Foto udara kawasan tanah bergerak (likuifaksi) di Palu Selatan yang terjadi akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 SR pada 28 September 2018 di Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018) |Irwansyah Putra /Antara Foto
Gempa bumi berkekuatan 7,4 SR mengguncang Sulawesi Tengah dan sekitarnya. Guncangan keras pada pukul 18:02:45 WITA, Jumat (28/9/2018) itu berpusat di 25 km Timur Laut Kabupaten Donggala, berkedalaman 11 kilometer. Potensi tsunami sempat diumumkan, tapi tak ada yang menduga gempa itu akan menelan begitu banyak korban.
Bahkan para ahli, dalam laporan New York Times, menyatakan keterkejutannya. Bahwa gempa akan menimbulkan gelombang tsunami, memang sudah diperkirakan. Menurut mereka, gempa sebesar itu seharusnya tak sampai meluluhlantakkan Kota Palu, yang berjarak sekitar 50 kilometer ke arah selatan dari pusat gempa.
Namun, ribuan jiwa menjadi korban ganasnya bencana yang melanda pesisir Teluk Palu dan sekitarnya.
Setidaknya 1.234 jiwa di Palu dan Donggala jadi korban. Entah itu karena tsunami, pergerakan tanah (likuifaksi) yang menyebabkan sejumlah tempat terbenam atau tertimbun reruntuhan bangunan.
Jumlah korban kemungkinan masih terus bertambah, seturut evakuasi dan pendataan yang tengah dilakukan.
Apalagi, data dari Kabupaten Donggala belum sepenuhnya terkumpul, mengingat lumpuhnya sistem komunikasi.
Citra satelit yang dirilis Planet Labs Inc. berikut ini hanyalah sebagian kecil bukti dahsyatnya bencana yang menyebabkan lumpuhnya Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kota Palu; Sulawesi Tengah. Jembatan Palu IV atau dikenal sebagai jembatan Ponulele, misalnya. Ikon wisata Kota Palu yang diresmikan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, pada Mei 2006, itu roboh diterjang gempa dan tsunami. Tampak jelas sisa-sisanya yang teronggok di muara Sungai Palu menuju teluk.
Bangunan SMK Anutapura Palu, yang berada di kawasan Talise, ikut tersapu tsunami. Sekolah kejuruan yang beralamat di Jalan Yos Sudarso No. 78, Talise, Palu Timur, itu pada 28 Agustus masih berdiri tegak di tempatnya.
Per 1 Oktober 2018, sebagian bangunannya menghilang dari muka bumi.
Nasib tak jauh beda dialami Hotel Roa Roa. Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, hotel berlantai delapan yang berada di Jalan Pattimura itu memiliki 80 kamar. Saat terjadi gempa, 76 kamar di antaranya terisi tamu. Hingga artikel ini dibuat, proses evakuasi tengah dilakukan.
1.234 jiwa di Palu dan Donggala jadi korban. Entah itu karena tsunami, pergerakan tanah (likuifaksi) yang
menyebabkan sejumlah tempat terbenam atau tertimbun reruntuhan bangunan...
:sorry :sorry :sorry
Jumlah korban kemungkinan masih terus bertambah, menurut evakuasi dan pendataan yang tengah dilakukan...
Apalagi, data dari Kabupaten Donggala belum sepenuhnya terkumpul, mengingat lumpuhnya sistem komunikasi...
:mewek :mewek :mewek
Yuk bantu sodara-sodara kita yang disana...
:angel :angel :angel
:1thumbup :1thumbup :1thumbup
Quote:
:hn Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini:cystg
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan