[COCOKLOGI] Lebih pilih mana, percantik “feed” atau perbanyak “stories” di Instagram?





@CERITAKITAUNTUKSELAMANYA :malu:

Quote:


Di Instagram, mending percantik "Feed" atau perbanyak "Story"?



Semua berawal dari tahun 2013. 5 tahun yang lalu, sebuah platform sosial media bernama "Snapchat" memperkenalkan cara baru dalam berinteraksi dengan sesama pengguna sosial media. Snapchat memperkenalkan sebuah sistem sharing video berdurasi singkat (sekitar 10 detik) yang bisa dibagikan dan dapat hilang setelah 24 jam. Dulu Snapchat terkenal banget dengan fitur ini karena konsep nya emang beda dibandingkan sosial media lain. Tapi setelah Instagram mengeluarkan fitur "Instagram Stories" tahun 2016, Snapchat pun mulai terlupakan.

"Instagram Stories" merupakan sebuah fitur yang diluncurkan oleh Instagram pada bulan agustus (apa september, ya?) ditahun 2016 dengan pengaplikasian yang mirip dengan Snapchat. Video berdurasi sekitar 10 detik dan akan menghilang setelah 24 jam di Instagram juga dilengkapi dengan opsi view, unduh, dan share (dan yang terbaru sih stories di Insgram bisa langsung direpost). Beberapa pengguna platform ini awalnya jelas antusias dengan launching fitur instagram stories.



Alasan pertama mungkin karena Instagram stories seperti memperbolehkan para pengguna instagram untuk menambah jumlah postingan perhari mereka tanpa harus merusak feed. Dari data sebelumnya sih, kebanyakan personal account di instagram itu cuma post 1 - 2 foto perhari (gw malah seminggu sekali, kadang). Yang sifatnya cuma sebagai akun pribadi ya gak masalah, yang kasian itu yang punya akun-akun bisnis. Akun-akun bisnis ini gak bisa post tanpa perencanaan dan hadirnya Instagram Stories menghadirkan banyak opsi-opsi baru dalam membuat konten. Tapi gw sekarang gak bakal ngebahas penggunaan instagram stories untuk sisi bisnis karena dilema justru terjadi pada pengguna akun pribadi, "percantik feed atau perbanyak stories"?

Personal account (akun pribadi) adalah akun yang penggunaannya ditujukan untuk hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan pribadi. Baik di platform media sosial apapun ya tetap aja fungsinya sama. Terdapat banyak banget jenis pengguna instagram (akun pribadi) berdasarkan tujuannya menggunakan stories, kalau dihubungkan dengan fitur stories di instagram yang lagi tenar 2 tahun kebelakang. Nah masalah timbul disini, sebuah akun pribadi di Instagram lebih baik mempercantik feed atau memperbanyak stories, sih? Kita bahas dari segi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Lets go!

Mempercantik "Feeds"



Bentar, udah pada tahu kan yang gw maksud feeds disini apa? Feed yang gw maksud disini itu ya, gimana ya bahasa sederhananya, pokoknya susunan postingan disuatu profil atau disuatu beranda akun instagram para pengguna. Instagram punya aturan feed 3 foto berjajar sampai tak terhingga (paling banyak gw liat baru sekitar 3000 postingan untuk satu akun). Nah feed ini yang biasanya diatur sedemikian rupa supaya terlihat cantik, ya minimal terlihat rapi sih, supaya siapapun akun pengguna lain yang gak sengaja mampir bisa ngerasa dimanjakan.

Punya feed rapi dan ciamik ini gak makan waktu sebentar, butuh proses. Dimulai dari proses pengosepan, pengambilan materi (gambar atau video), pengeditan, sampai akhirnya diupload dan dinikmati pengguna lain. Itu sih buat mereka-mereka yang berkecimpung didunia kreatif. Buat yang ngerasa gak perlu pengeditan dan babibu lain juga banyak, kok. Yang jelas adalah Feed ini erat kaitannya dengan memori jangka panjang dan "precious" karena tidak akan terhapus dalam waktu 24 jam.



Kalau bicara tentang momen ya udah jelas sih, momen-momen yang diupload di feed itu biasanya momen penting dan jarang banget bisa terjadi. Momen pernikahan, kelahiran anak, selesai masa studi, event-event bersejrah, dan beberapa moment lain dianggap gak boleh dilupakan biasanya akan didokumentasikan dan diabadikan dalam beberapa foto. Dan ini bermanfaat banget untuk masa-masa nostalgia dimasa tua nanti.

Kelemahannya adalah, upload content di feed erat kaitannya dengan jangkauan viewer yang lebih besar (terutama untuk akun yang gak dimode private) karena siapapun bisa menikmati content-content tersebut. Dan untuk beberapa orang yang mengutamakan keprivasian jelas metoda upload di feed bukan pilihan utama. Selain tentang privasi, pemilihan content di feed juga berhubungan dengan kualitas, dan beberapa user yang gak punya skill atau gear yang menunjang untuk menghasilkan content berkualitas biasanya lebih memilih metoda lain dalam penguploadan content

Memperbanyak "stories"



Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, stories adalah opsi lain dari pengguna instagram untuk mengupload sebuah content. Gak kayak content yang tampil di feed beranda, tampilan stories yang diupload oleh para pengguna bakal muncul sebagai lingkaran-lingkaran merah diatas feed beranda dan butuh proses peng-klik-an supaya bisa diakses. Video-video berdurasi lebih kurang 10 detik (kadang dilengkapi sama emot, polling, question, tag tempat, tag orang, dll yang udah banyak banget diimprove oleh instagram) ini punya pilihan akses viewer yang bisa memberi tahu pengguna siapa saja yang sudah melihat stories bersangkutan.

Karena video-video ini cuma berdurasi singkat dan hanya bertahan selama 24 jam, jadi ya content-content yang dijadikan stories biasa content yang bercerita tentang keseharian dan biasanya menggambarkan secara lebih detail beberapa momen yang ada di feed, istilah kerennya sih "behind the scene". Gak heran karena cuma versi yang tahan 24 jam, beberapa pengguna menganggap content yang diupload di stories itu ya sepele lah, termasuk gw.

Ada juga kok yang lebih prefer upload content sebagai stories dibandingkan upload content sebagai feed. Alasan utamanya biasanya ya berhubungan dengan privasi karena siapapun yang mengakses stories sebuah akun, rekam jejaknya bakal masuk ke list viewer pengguna bersangkutan. Dan ya balik lagi, mereka-mereka yang gak punya konsep dan tool keren untuk membuat sebuah konten biasanya lebih memilih stories sebagai jalan keluar karena praktis langsung diambil menggunakan gadget masing-masing.



Gak tau sih ya, gw sih lebih suka post content di feed kalau lagi pengen instagram-an. Ntah lebih kerasa aja bre, Ente-ente sekalian gimana?

:pencet :pencet :pencet


Quote:








Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel