HAGIA SOPHIA Gereja dan Masjid dalam Satu Ruangan
Sunday, November 4, 2018

Istanbul , yang dalam sejarah juga dikenal sebagai Konstantinopel dan Bizantium, adalah kota terpadat di Turki yang menjadi pusat perekonomian, budaya, dan sejarah negara tersebut. Istanbul merupakan kota lintas benua di Eurasia yang membentang melintasi Selat Bosporus di antara Laut Marmara dan Laut Hitam. Pusat perdagangan dan sejarahnya terletak di sisi Eropa, sementara sekitar sepertiga penduduknya tinggal di sisi Asia. Kota ini merupakan pusat pemerintahan dari Munisipalitas Metropolitan Istanbul (berbatasan dengan Provinsi Istanbul); keduanya memiliki keseluruhan populasi sekitar 14 juta penduduk. Istanbul merupakan salah satu kota yang paling padat penduduknya di dunia, menempati peringkat 6 terbesar di dunia menurut populasi dalam batas kota, dan merupakan kota terbesar di Eropa.
Quote:
SEJARAH INSTANBUL ATAU KONSTANTINOPEL

Didirikan dengan nama Bizantium sekitar tahun 660 SM di sebuah tanjung kecil bernama Sarayburnu, kota ini berkembang sehingga menjadi salah satu kota terpenting dalam sejarah. Setelah pendiriannya kembali dengan nama Konstantinopel pada tahun 330 M, kota ini berfungsi sebagai ibu kota kekaisaran selama hampir 16 abad, yaitu selama Kekaisaran Romawi dan Bizantium atau Romawi Timur (330–1204 dan 1261–1453), Latin (1204–1261), dan Utsmaniyah atau Ottoman (1453–1922). Kota ini berperan penting dalam perkembangan Kekristenan selama zaman Kekaisaran Romawi dan Bizantium sebelum Utsmaniyah menaklukkannya pada tahun 1453 dan mengubahnya menjadi kubu pertahanan Islam serta tempat kedudukan Kesultanan Utsmaniyah.
Istanbul tidak pernah kehabisan kisah. Ada banyak sejarah yang telah terjadi di sana. Salah satu kota metropolitan terbesar di dunia ini terus mencetak sejarah dengan berbagai kejadian-kejadian penting di dalamnya.
Banyak bangunan penting di Istanbul yang menjadi saksi bisu berbagai tragedi penting, baik yang membahagiakan maupun yang menyedihkan. Salah satunya adalah Hagia Sophia, sebuah bangunan yang menjadi simbol kejayaan masa Byzantium berabad-abad silam. Salah satunya adalah Hagia Sophia, sebuah bangunan yang menjadi simbol kejayaan masa Byzantium berabad-abad silam.

Didirikan dengan nama Bizantium sekitar tahun 660 SM di sebuah tanjung kecil bernama Sarayburnu, kota ini berkembang sehingga menjadi salah satu kota terpenting dalam sejarah. Setelah pendiriannya kembali dengan nama Konstantinopel pada tahun 330 M, kota ini berfungsi sebagai ibu kota kekaisaran selama hampir 16 abad, yaitu selama Kekaisaran Romawi dan Bizantium atau Romawi Timur (330–1204 dan 1261–1453), Latin (1204–1261), dan Utsmaniyah atau Ottoman (1453–1922). Kota ini berperan penting dalam perkembangan Kekristenan selama zaman Kekaisaran Romawi dan Bizantium sebelum Utsmaniyah menaklukkannya pada tahun 1453 dan mengubahnya menjadi kubu pertahanan Islam serta tempat kedudukan Kesultanan Utsmaniyah.
Istanbul tidak pernah kehabisan kisah. Ada banyak sejarah yang telah terjadi di sana. Salah satu kota metropolitan terbesar di dunia ini terus mencetak sejarah dengan berbagai kejadian-kejadian penting di dalamnya.
Banyak bangunan penting di Istanbul yang menjadi saksi bisu berbagai tragedi penting, baik yang membahagiakan maupun yang menyedihkan. Salah satunya adalah Hagia Sophia, sebuah bangunan yang menjadi simbol kejayaan masa Byzantium berabad-abad silam. Salah satunya adalah Hagia Sophia, sebuah bangunan yang menjadi simbol kejayaan masa Byzantium berabad-abad silam.
Quote:
SEJARAH HAGIA SOPHIA SEBAGAI GEREJA BASILIKA

Hagia Sophia atau Aya Sofya (dari bahasa Yunani: ?γ?α Σοφ?α Bizantium Yunani [a??ia so?fia]; bahasa Latin: Sancta Sophia atau Sancta Sapientia; bahasa Arab: ??? ?????; "Kebijaksanaan Suci") adalah sebuah bangunan bekas basilika, masjid, dan sekarang museum, di Istanbul, Republik Turki. Dari masa pembangunannya di tahun 537 M sampai 1453 M, bangunan ini merupakan katedral Ortodoks dan tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel, kecuali pada tahun 1204 sampai 1261, ketika tempat ini diubah oleh Pasukan Salib Keempat menjadi Katedral Katolik Roma di bawah kekuasaan Kekaisaran Latin Konstantinopel. Bangunan ini menjadi masjid mulai 29 Mei 1453 sampai 1931 pada masa kekuasaan Kesultanan Utsmani. Kemudian bangunan ini disekulerkan dan dibuka sebagai museum pada 1 Februari 1935 oleh Republik Turki
Terkenal akan kubah besarnya, Hagia Sophia dipandang sebagai lambang arsitektur Bizantium dan dikatakan "telah mengubah sejarah arsitektur." Bangunan ini tetap menjadi katedral terbesar di dunia selama hampir seribu tahun sampai Katedral Sevilla diselesaikan pada tahun 1520. Karakter arsitektur juga terpengaruh oleh budaya lokal, seperti yang terlihat di Turki, Italia, Yunani, Macedonia, Armenia, Syria, rusia Serbia, dan Prancis.
Hagia Sophia dibangun sebagai sebuah gereja basilika pada tahun 360 masehi dan terbakar pada tahun 404 masehi saat terjadi pemberontakan di Istanbul yang kala itu masih bernama Konstantinopel. Pada masa pemerintahan Theodosius II Hagia Sophia kembali dibuka.
didirikan di sebelah tempat istana kekaisaran dibangun. Gereja Hagia Eirene (secara harfiah bermakna "Kedamaian Suci") di dekatnya telah diselesaikan terlebih dahulu sebelum Gereja Agung selesai. Kedua gereja ini berperan sebagai gereja utama dari Kekaisaran Romawi Timur.
Orang-orang kristen ortodoks Yunani pun menjadikan Hagia Sophia sebagai tempat ibadah mereka sampai akhirnya Konstantinopel dikuasai Roma tahun 1204-1261. Relief-relief suci kaum ortodoks Yunani pun dipindahkan dan berganti dengan patung-patung keagamaan kristen katolik Roma. Sampai berakhirnya kekuasaan bangsa katolik Roma, Hagia Sophia menjadi gereja terbesar di dunia.
Perebutan tahta dan keinginan untuk menguasai suatu wilayah tampaknya tidak hanya terjadi sekarang, melainkan sejak zaman dahulu. Letaknya yang strategis yang berada di dua benua, Asia dan Eropa serta dikelilingi tiga lautan sekaligus yaitu Selat Bosphorus, Laut Marmara dan Selat Tanduk Emas menjadikan banyak orang memiliki hasrat yang kuat untuk menaklukkan Konstantinopel.
Orang-orang kristen ortodoks Yunani pun menjadikan Hagia Sophia sebagai tempat ibadah mereka sampai akhirnya Konstantinopel dikuasai Roma tahun 1204-1261. Relief-relief suci kaum ortodoks Yunani pun dipindahkan dan berganti dengan patung-patung keagamaan kristen katolik Roma. Sampai berakhirnya kekuasaan bangsa katolik Roma, Hagia Sophia menjadi gereja terbesar di dunia.
Dan hingga akhirnya Hagia Sophia kmbali menjadi pusat kedudukan Patriark Ortodoks Konstantinopel dan tempat utama berbagai upacara Kekaisaran Romawi Timur, seperti penobatan kaisar. Seperti gereja-gereja lain di seluruh dunia Kristen, basilika ini memiliki tempat perlindungan dari penganiayaan bagi para pelanggar hukum.
Jika dibandingkan dengan Jaman sekarang Basilika Hagia Sophia ini memiliki kesetaraan dengan Gereja Vatikan di Roma yang merupakan Pusat Gereja Katolik Roma. Namun yang memiliki perbedaan Jika Basilika Hagia Sophia ini Milik Kristen Orthodok Yunani yang dipimpin Patriacht sedangkan Gereja di Vatikan adalah Katolik Roma dengan pemimpinnya Paus.
Perebutan tahta dan keinginan untuk menguasai suatu wilayah tampaknya tidak hanya terjadi sekarang, melainkan sejak zaman dahulu. Letaknya yang strategis yang berada di dua benua, Asia dan Eropa serta dikelilingi tiga lautan sekaligus yaitu Selat Bosphorus, Laut Marmara dan Selat Tanduk Emas menjadikan banyak orang memiliki hasrat yang kuat untuk menaklukkan Konstantinopel.

Hagia Sophia atau Aya Sofya (dari bahasa Yunani: ?γ?α Σοφ?α Bizantium Yunani [a??ia so?fia]; bahasa Latin: Sancta Sophia atau Sancta Sapientia; bahasa Arab: ??? ?????; "Kebijaksanaan Suci") adalah sebuah bangunan bekas basilika, masjid, dan sekarang museum, di Istanbul, Republik Turki. Dari masa pembangunannya di tahun 537 M sampai 1453 M, bangunan ini merupakan katedral Ortodoks dan tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel, kecuali pada tahun 1204 sampai 1261, ketika tempat ini diubah oleh Pasukan Salib Keempat menjadi Katedral Katolik Roma di bawah kekuasaan Kekaisaran Latin Konstantinopel. Bangunan ini menjadi masjid mulai 29 Mei 1453 sampai 1931 pada masa kekuasaan Kesultanan Utsmani. Kemudian bangunan ini disekulerkan dan dibuka sebagai museum pada 1 Februari 1935 oleh Republik Turki
Terkenal akan kubah besarnya, Hagia Sophia dipandang sebagai lambang arsitektur Bizantium dan dikatakan "telah mengubah sejarah arsitektur." Bangunan ini tetap menjadi katedral terbesar di dunia selama hampir seribu tahun sampai Katedral Sevilla diselesaikan pada tahun 1520. Karakter arsitektur juga terpengaruh oleh budaya lokal, seperti yang terlihat di Turki, Italia, Yunani, Macedonia, Armenia, Syria, rusia Serbia, dan Prancis.
Hagia Sophia dibangun sebagai sebuah gereja basilika pada tahun 360 masehi dan terbakar pada tahun 404 masehi saat terjadi pemberontakan di Istanbul yang kala itu masih bernama Konstantinopel. Pada masa pemerintahan Theodosius II Hagia Sophia kembali dibuka.
didirikan di sebelah tempat istana kekaisaran dibangun. Gereja Hagia Eirene (secara harfiah bermakna "Kedamaian Suci") di dekatnya telah diselesaikan terlebih dahulu sebelum Gereja Agung selesai. Kedua gereja ini berperan sebagai gereja utama dari Kekaisaran Romawi Timur.
Orang-orang kristen ortodoks Yunani pun menjadikan Hagia Sophia sebagai tempat ibadah mereka sampai akhirnya Konstantinopel dikuasai Roma tahun 1204-1261. Relief-relief suci kaum ortodoks Yunani pun dipindahkan dan berganti dengan patung-patung keagamaan kristen katolik Roma. Sampai berakhirnya kekuasaan bangsa katolik Roma, Hagia Sophia menjadi gereja terbesar di dunia.
Perebutan tahta dan keinginan untuk menguasai suatu wilayah tampaknya tidak hanya terjadi sekarang, melainkan sejak zaman dahulu. Letaknya yang strategis yang berada di dua benua, Asia dan Eropa serta dikelilingi tiga lautan sekaligus yaitu Selat Bosphorus, Laut Marmara dan Selat Tanduk Emas menjadikan banyak orang memiliki hasrat yang kuat untuk menaklukkan Konstantinopel.
Orang-orang kristen ortodoks Yunani pun menjadikan Hagia Sophia sebagai tempat ibadah mereka sampai akhirnya Konstantinopel dikuasai Roma tahun 1204-1261. Relief-relief suci kaum ortodoks Yunani pun dipindahkan dan berganti dengan patung-patung keagamaan kristen katolik Roma. Sampai berakhirnya kekuasaan bangsa katolik Roma, Hagia Sophia menjadi gereja terbesar di dunia.
Dan hingga akhirnya Hagia Sophia kmbali menjadi pusat kedudukan Patriark Ortodoks Konstantinopel dan tempat utama berbagai upacara Kekaisaran Romawi Timur, seperti penobatan kaisar. Seperti gereja-gereja lain di seluruh dunia Kristen, basilika ini memiliki tempat perlindungan dari penganiayaan bagi para pelanggar hukum.
Jika dibandingkan dengan Jaman sekarang Basilika Hagia Sophia ini memiliki kesetaraan dengan Gereja Vatikan di Roma yang merupakan Pusat Gereja Katolik Roma. Namun yang memiliki perbedaan Jika Basilika Hagia Sophia ini Milik Kristen Orthodok Yunani yang dipimpin Patriacht sedangkan Gereja di Vatikan adalah Katolik Roma dengan pemimpinnya Paus.
Perebutan tahta dan keinginan untuk menguasai suatu wilayah tampaknya tidak hanya terjadi sekarang, melainkan sejak zaman dahulu. Letaknya yang strategis yang berada di dua benua, Asia dan Eropa serta dikelilingi tiga lautan sekaligus yaitu Selat Bosphorus, Laut Marmara dan Selat Tanduk Emas menjadikan banyak orang memiliki hasrat yang kuat untuk menaklukkan Konstantinopel.
Quote:
SEJARAH HAGIA SOPHIA SEBAGAI MASJID

Konstantinopel yang digadang-gadang memiliki benteng kokoh tak tembus serangan musuh akhirnya ditaklukkan oleh Sultan Al Fatih atau yang lebih dikenal dengan Sultan Mehmet II dari bangsa Osmani pada 29 Mei 1453. Sejak saat itu pula Hagia Sophia menjadi milik Osmani.
Sultan Mehmet II kemudian menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk mengubah Hagia Sophia menjadi sebuah masjid. Namun, dia tetap menghargai apa yang telah dibangun bangsa terdahulu. Patung Bunda Maria dan patung-patung lainnya tidak serta merta dihancurkan, melainkan dibiarkan begitu saja.
Sesuai dengan kebiasaan, Sultan Mehmed II memberikan kebebasan bagi pasukannya untuk melakukan penjarahan selama tiga hari atas kota yang baru ditaklukkan, dan setelahnya ia akan mengklaim isi kota untuk dirinya. Hagia Sophia tidak dikecualikan dari penjarahan, dan menjadi titik fokusnya karena para penakluk meyakini bahwa di tempat itu mengandung harta terbesar dari seluruh kota. Tidak lama sesudah pertahanan kota runtuh, para penjarah bergerak menuju Hagia Sophia dan mendobrak pintunya. Sepanjang pengepungan, jamaah sedang berpartisipasi dalam Doa dan Liturgi Kudus di Hagia Sophia, dan gereja menjadi salah satu tempat perlindungan bagi banyak dari mereka yang tidak mampu berkontribusi dalam mempertahankan kota, seperti perempuan, anak-anak, dan orang tua. Karena terjebak di dalam gereja, jemaah dan para pengungsi menjadi sasaran para penakluk. Bangunan itu dinodai dan dijarah, dan penghuninya diperbudak, dicabuli atau dibunuh; orang-orang tua dan lemah dibunuh, perempuan dan anak-anak gadis diperkosa, yang lain dibelenggu dan dijual sebagai budak. Imam-imam terus melakukan ritual Kristen sampai dihentikan oleh para penakluk. Ketika Sultan dan anak buahnya memasuki gereja, ia menegaskan bahwa bangunan itu harus sekaligus diubah menjadi masjid. Salah seorang ulama kemudian naik ke mimbar dan membacakan Syahadat.
Kemudian Hagia Sophia, disebut Aya Sofya dalam pelafalan Turki, diubah menjadi masjid kekaisaran. Walaupun begitu, keberadaan Gereja Kristen Ortodoks tetap diakui, sebagaimana dalam sistem millet Utsmani yang memberikan agama non-Islam kewenangan khusus dalam mengatur urusan masing-masing. Gennadius Scholarius lantas ditetapkan sebagai Patriark Konstantinopel pertama pada masa Utsmani, kemudian menetapkan kedudukannya di Gereja Rasul Suci. yang kemudian berpindah ke Gereja Pammakaristos.

Konstantinopel yang digadang-gadang memiliki benteng kokoh tak tembus serangan musuh akhirnya ditaklukkan oleh Sultan Al Fatih atau yang lebih dikenal dengan Sultan Mehmet II dari bangsa Osmani pada 29 Mei 1453. Sejak saat itu pula Hagia Sophia menjadi milik Osmani.
Sultan Mehmet II kemudian menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk mengubah Hagia Sophia menjadi sebuah masjid. Namun, dia tetap menghargai apa yang telah dibangun bangsa terdahulu. Patung Bunda Maria dan patung-patung lainnya tidak serta merta dihancurkan, melainkan dibiarkan begitu saja.
Sesuai dengan kebiasaan, Sultan Mehmed II memberikan kebebasan bagi pasukannya untuk melakukan penjarahan selama tiga hari atas kota yang baru ditaklukkan, dan setelahnya ia akan mengklaim isi kota untuk dirinya. Hagia Sophia tidak dikecualikan dari penjarahan, dan menjadi titik fokusnya karena para penakluk meyakini bahwa di tempat itu mengandung harta terbesar dari seluruh kota. Tidak lama sesudah pertahanan kota runtuh, para penjarah bergerak menuju Hagia Sophia dan mendobrak pintunya. Sepanjang pengepungan, jamaah sedang berpartisipasi dalam Doa dan Liturgi Kudus di Hagia Sophia, dan gereja menjadi salah satu tempat perlindungan bagi banyak dari mereka yang tidak mampu berkontribusi dalam mempertahankan kota, seperti perempuan, anak-anak, dan orang tua. Karena terjebak di dalam gereja, jemaah dan para pengungsi menjadi sasaran para penakluk. Bangunan itu dinodai dan dijarah, dan penghuninya diperbudak, dicabuli atau dibunuh; orang-orang tua dan lemah dibunuh, perempuan dan anak-anak gadis diperkosa, yang lain dibelenggu dan dijual sebagai budak. Imam-imam terus melakukan ritual Kristen sampai dihentikan oleh para penakluk. Ketika Sultan dan anak buahnya memasuki gereja, ia menegaskan bahwa bangunan itu harus sekaligus diubah menjadi masjid. Salah seorang ulama kemudian naik ke mimbar dan membacakan Syahadat.
Kemudian Hagia Sophia, disebut Aya Sofya dalam pelafalan Turki, diubah menjadi masjid kekaisaran. Walaupun begitu, keberadaan Gereja Kristen Ortodoks tetap diakui, sebagaimana dalam sistem millet Utsmani yang memberikan agama non-Islam kewenangan khusus dalam mengatur urusan masing-masing. Gennadius Scholarius lantas ditetapkan sebagai Patriark Konstantinopel pertama pada masa Utsmani, kemudian menetapkan kedudukannya di Gereja Rasul Suci. yang kemudian berpindah ke Gereja Pammakaristos.
Quote:
HAGIA SOPHIA MENJADI MUSEUM

Kesultanan Utsmani runtuh pada November 1922 M dan digantikan oleh Republik Sekuler Turki. Presiden pertamanya, Mustafa Kemal memerintahkan penutupan Aya Sofya pada 1931 M untuk umum, dan dibuka empat tahun setelahnya pada 1935 M sebagai museum. Karpet untuk ibadah shalat dihilangkan, plester dan cat-cat kaligrafi dikelupas, menampakkan kembali lukisan-lukisan Kristen yang tertutupi selama lima abad. Sejak saat itu, Aya Sofya dijadikan salah satu objek wisata terkenal oleh pemerintah Turki di Istambul.
Mozaik-mozaik lambang agama kristen yang tadinya ditutup dan dipindahkan pun dikembalikan seperti semula. Jadilah Hagia Sophia seperti masjid dan gereja dalam satu bangunan dan ruangan.
Saat ini, Hagia Sophia menjadi salah satu atraksi wisata paling populer yang banyak dikunjungi wisatawan dari seluruh dunia. Saat masuk ke ruangan utamanya, kamu akan takjub dengan pemandangan kaligrafi arab bertuliskan Allah dan Muhammad.

Kesultanan Utsmani runtuh pada November 1922 M dan digantikan oleh Republik Sekuler Turki. Presiden pertamanya, Mustafa Kemal memerintahkan penutupan Aya Sofya pada 1931 M untuk umum, dan dibuka empat tahun setelahnya pada 1935 M sebagai museum. Karpet untuk ibadah shalat dihilangkan, plester dan cat-cat kaligrafi dikelupas, menampakkan kembali lukisan-lukisan Kristen yang tertutupi selama lima abad. Sejak saat itu, Aya Sofya dijadikan salah satu objek wisata terkenal oleh pemerintah Turki di Istambul.
Mozaik-mozaik lambang agama kristen yang tadinya ditutup dan dipindahkan pun dikembalikan seperti semula. Jadilah Hagia Sophia seperti masjid dan gereja dalam satu bangunan dan ruangan.
Saat ini, Hagia Sophia menjadi salah satu atraksi wisata paling populer yang banyak dikunjungi wisatawan dari seluruh dunia. Saat masuk ke ruangan utamanya, kamu akan takjub dengan pemandangan kaligrafi arab bertuliskan Allah dan Muhammad.
Quote:
WACANA TERKAIT HAGIA SOPHIA

Penggunaan Aya Sofya sebagai tempat ibadah dilarang keras oleh pemerintah Turki yang berhaluan sekuler. Namun perintah itu melunak ketika pada 2006, pemerintah Turki mengizinkan alokasi khusus untuk sebuah ruangan doa Kristen dan museum Muslim staf dan sejak tahun 2013, muazin mengumandangkan adzan dari menara museum dua kali saat siang hari.
Pada masa belakangan, wacana mengembalikan Aya Sofya menjadi tempat ibadah semakin ramai diperbincangkan. Pada tahun 2007, politikus Yunani, Chris Spirou mencanangkan gerakan internasional untuk memperjuangkan Aya Sofya kembali menjadi Gereja Ortodoks Yunani. Di sisi lain, beberapa seruan dari beberapa pejabat tinggi, khususnya Wakil Perdana Menteri Turki, Bülent Ar?nç, menuntut Aya Sofya untuk digunakan kembali sebagai masjid pada November 2013.

Penggunaan Aya Sofya sebagai tempat ibadah dilarang keras oleh pemerintah Turki yang berhaluan sekuler. Namun perintah itu melunak ketika pada 2006, pemerintah Turki mengizinkan alokasi khusus untuk sebuah ruangan doa Kristen dan museum Muslim staf dan sejak tahun 2013, muazin mengumandangkan adzan dari menara museum dua kali saat siang hari.
Pada masa belakangan, wacana mengembalikan Aya Sofya menjadi tempat ibadah semakin ramai diperbincangkan. Pada tahun 2007, politikus Yunani, Chris Spirou mencanangkan gerakan internasional untuk memperjuangkan Aya Sofya kembali menjadi Gereja Ortodoks Yunani. Di sisi lain, beberapa seruan dari beberapa pejabat tinggi, khususnya Wakil Perdana Menteri Turki, Bülent Ar?nç, menuntut Aya Sofya untuk digunakan kembali sebagai masjid pada November 2013.