HARI INI!! MEMPERINGATI TEPAT 100 TAHUN BERAKHIRNYA PERANG DUNIA 1
Sunday, November 11, 2018
TEPAT HARI INI!!! 11 November 1918, pukul 11.00. Itulah akhir dari Perang Dunia I 100 tahun yang lalu. Sebuah perang yang berlangsung selama 4 tahun dan merenggut nyawa 10 juta prajurit dan jutaan warga sipil.
Quote:
BERAKHIRNYA PERANG DUNIA PERTAMA
Perang Dunia I berakhir pada 11 November 1918 dengan penandatanganan gencatan senjata dekat Paris, Prancis. Di banyak negara sekutu, tanggal ini dirayakan sebagai hari besar.
Pagi hari tanggal 11 November 1918, sebuah mobil yang membawa ketua tim negosiator Jerman, Mathias Erzberger, menyeberang perbatasan Belgia-Prancis. Tujuannya sebuah hutan kecil di Compiegne, sekitar 90 kilometer dari Paris. Di sana dia bertemu dengan ketua tim negosiator Prancis, Marshall Ferdinand Foch, yang juga mewakili pihak Sekutu.
Di atas sebuah gerbong kereta api (foto), kedua orang itu menandatangani sebuah dokumen bersejarah: kesepakatan gencatan senjata (armistice) yang mengakhiri Perang Dunia I. Kesepakatan itu secara teknis sebenarnya adalah kapitulasi Jerman. Beberapa bulan kemudian, para pimpinan Jerman dan Sekutu menandatangani perjanjian perdamaian di Istana Versailles.
Di beberapa negara sekutu, gencatan senjata 11 November diperingati sekaligus sebagai Hari Veteran. Jerman, sebagai pihak yang kalah perang, tidak merayakan hari itu, melainkan mulai tahun 1952 merayakan Volkstrauertag (Hari Berkabung) setiap tanggal 16 November.
Perang Dunia I berakhir pada 11 November 1918 dengan penandatanganan gencatan senjata dekat Paris, Prancis. Di banyak negara sekutu, tanggal ini dirayakan sebagai hari besar.
Pagi hari tanggal 11 November 1918, sebuah mobil yang membawa ketua tim negosiator Jerman, Mathias Erzberger, menyeberang perbatasan Belgia-Prancis. Tujuannya sebuah hutan kecil di Compiegne, sekitar 90 kilometer dari Paris. Di sana dia bertemu dengan ketua tim negosiator Prancis, Marshall Ferdinand Foch, yang juga mewakili pihak Sekutu.
Di atas sebuah gerbong kereta api (foto), kedua orang itu menandatangani sebuah dokumen bersejarah: kesepakatan gencatan senjata (armistice) yang mengakhiri Perang Dunia I. Kesepakatan itu secara teknis sebenarnya adalah kapitulasi Jerman. Beberapa bulan kemudian, para pimpinan Jerman dan Sekutu menandatangani perjanjian perdamaian di Istana Versailles.
Di beberapa negara sekutu, gencatan senjata 11 November diperingati sekaligus sebagai Hari Veteran. Jerman, sebagai pihak yang kalah perang, tidak merayakan hari itu, melainkan mulai tahun 1952 merayakan Volkstrauertag (Hari Berkabung) setiap tanggal 16 November.
Quote:
PERANG YANG MENGHANCURKAN
Saat itu Eropa sudah mengalami empat tahun perang yang hebat. Ketika mengendarai mobil melewati daerah Belgia dan Prancis, Mathias Erzberger sendiri terpana dengan kondisi sekitar yang dilihatnya. "Tidak ada satu pun rumah yang tersisa, satu kehancuran datang menyusul yang lain," tulis jurnalis dan politisi Jerman itu. "Di bawah sinar bulan reruntuhan tampak seperti hantu di udara. Tidak ada makhluk hidup yang menunjukkan dirinya."
Perang Dunia I adalah perang yang paling mematikan dalam sejarah. Kemajuan teknologi dan industrialisasi yang terjadi saat itu melahirkan senjata-senjata mengerikan yang belum pernah dilihat sebelumnya, baik dalam kuantitas maupun kualitas: kendaraan lapis baja yang tidak bisa ditembus peluru, perahu yang bisa bermanuver di bawah permukaan air, artileri kaliber besar dengan daya jangkau jauh, senjata kimia dengan gas beracun.
Para sejarawan militer memperkirakan, sekitar 850 juta munisi artileri ditembakkan selama Perang Dunia I. Industri berlomba-lomba memproduksi senjata pembunuh massal. Penemuan senjata mesin jenis baru merenggut nyawa hampir 11 juta tentara. Negara-negara yang terlibat perang memobilisasi hampir 56 juta pasukan. Rata-rata 6.000 tentara tewas setiap hari di medan perang. Lebih dari 21 juta tentara cedera sampai cacat - mereka kehilangan bagian tubuh, harus diamputasi, atau berakhir buta atau tuli.
Kesepakatan gencatan senjata 11 November 1918 akhirnya mengakhiri perang, namun tidak berarti mengakhiri penderitaan. Kesulitan, kesedihan, kemelaratam dan rasa frustrasi terus mencengkeram, terutama di Jerman. Ini menjadi lahan subur bagi kebangkitan kembali politik militerisme dan munculnya seorang diktator paling kejam dalam sejarah dunia: Adolf Hitler.
Saat itu Eropa sudah mengalami empat tahun perang yang hebat. Ketika mengendarai mobil melewati daerah Belgia dan Prancis, Mathias Erzberger sendiri terpana dengan kondisi sekitar yang dilihatnya. "Tidak ada satu pun rumah yang tersisa, satu kehancuran datang menyusul yang lain," tulis jurnalis dan politisi Jerman itu. "Di bawah sinar bulan reruntuhan tampak seperti hantu di udara. Tidak ada makhluk hidup yang menunjukkan dirinya."
Perang Dunia I adalah perang yang paling mematikan dalam sejarah. Kemajuan teknologi dan industrialisasi yang terjadi saat itu melahirkan senjata-senjata mengerikan yang belum pernah dilihat sebelumnya, baik dalam kuantitas maupun kualitas: kendaraan lapis baja yang tidak bisa ditembus peluru, perahu yang bisa bermanuver di bawah permukaan air, artileri kaliber besar dengan daya jangkau jauh, senjata kimia dengan gas beracun.
Para sejarawan militer memperkirakan, sekitar 850 juta munisi artileri ditembakkan selama Perang Dunia I. Industri berlomba-lomba memproduksi senjata pembunuh massal. Penemuan senjata mesin jenis baru merenggut nyawa hampir 11 juta tentara. Negara-negara yang terlibat perang memobilisasi hampir 56 juta pasukan. Rata-rata 6.000 tentara tewas setiap hari di medan perang. Lebih dari 21 juta tentara cedera sampai cacat - mereka kehilangan bagian tubuh, harus diamputasi, atau berakhir buta atau tuli.
Kesepakatan gencatan senjata 11 November 1918 akhirnya mengakhiri perang, namun tidak berarti mengakhiri penderitaan. Kesulitan, kesedihan, kemelaratam dan rasa frustrasi terus mencengkeram, terutama di Jerman. Ini menjadi lahan subur bagi kebangkitan kembali politik militerisme dan munculnya seorang diktator paling kejam dalam sejarah dunia: Adolf Hitler.
Quote:
100 TAHUN MEMPERINGATI GENCATAN SENJATA PERANG DUNIA 1
Seratus tahun kemudian, Presiden Prancis Emmanuel Macron memberi penghormatan kepada para prajurit dan keluarga dalam sebuah pidato yang disampaikan di Arc de Triomphe. Karya arsitektur ikonik yang dibangun Kaisar Napoleon pada 1806.
Sekitar 70 pemimpin negara, termasuk Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, hadir dalam upacara peringatan yang dipusatkan di Makam Pahlawan Tak Dikenal, yang berada di bawah monumen Arc de Triomphe, Paris. Para pemimpin negara itu berkumpul dalam seremoni peringatan 100 tahun Gencatan Senjata 1918, yang juga menandakan berakhirnya Perang Dunia I.
Acara peringatan seabad berakhirnya Perang Dunia I itu diprakarsai oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron.
Sehari sebelumnya, Merkel bersama Macron dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga telah menyempatkan diri berkunjung ke makam militer Perang Dunia I yang terletak di Belleau Wood, sekitar 80 kilometer dari Paris. Presiden Trump yang awalnya dijadwalkan turut serta dalam kunjungan tersebut, membatalkannya karena kendala cuaca buruk dan keterbatasan waktu untuk persiapan.
Dengan penuh emosional, Macron dan Merkel berpegangan tangan pada Sabtu (10/11/2018) selama upacara mengharukan di Hutan Compiegne, Paris utara. Itulah titik di mana delegasi Prancis dan Jerman menandatangani gencatan senjata yang mengakhiri perang.
Testimoni yang ditulis pada 11 November 1918, saat gencatan senjata berlangsung, akan dibaca pada acara Ahad ini oleh siswa sekolah menengah di Prancis, Inggris dan Jerman.
Pada Ahad sore, Macron akan menjadi tuan rumah Forum Perdamaian Paris. Sebuah forum yang berusaha untuk mempromosikan pendekatan multilateral untuk keamanan dan pemerintahan. Harapannya bisa menghindari kesalahan yang menyebabkan dimulainya Perang Dunia I.
Merkel mengatakan, atas nama rakyat dengan keyakinan penuh, Jerman akan melakukan segalanya dalam membawa tatanan yang lebih damai ke dunia. "Meskipun kita tahu kita masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan," katanya.
Melalui forum tersebut, diharapkan dapat mengingatkan kembali pentingnya peranan lembaga internasional dalam membantu menyelesaikan konflik, mencegah peperangan, dan menyebarkan kemakmuran.
Seratus tahun kemudian, Presiden Prancis Emmanuel Macron memberi penghormatan kepada para prajurit dan keluarga dalam sebuah pidato yang disampaikan di Arc de Triomphe. Karya arsitektur ikonik yang dibangun Kaisar Napoleon pada 1806.
Sekitar 70 pemimpin negara, termasuk Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, hadir dalam upacara peringatan yang dipusatkan di Makam Pahlawan Tak Dikenal, yang berada di bawah monumen Arc de Triomphe, Paris. Para pemimpin negara itu berkumpul dalam seremoni peringatan 100 tahun Gencatan Senjata 1918, yang juga menandakan berakhirnya Perang Dunia I.
Acara peringatan seabad berakhirnya Perang Dunia I itu diprakarsai oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron.
Sehari sebelumnya, Merkel bersama Macron dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga telah menyempatkan diri berkunjung ke makam militer Perang Dunia I yang terletak di Belleau Wood, sekitar 80 kilometer dari Paris. Presiden Trump yang awalnya dijadwalkan turut serta dalam kunjungan tersebut, membatalkannya karena kendala cuaca buruk dan keterbatasan waktu untuk persiapan.
Dengan penuh emosional, Macron dan Merkel berpegangan tangan pada Sabtu (10/11/2018) selama upacara mengharukan di Hutan Compiegne, Paris utara. Itulah titik di mana delegasi Prancis dan Jerman menandatangani gencatan senjata yang mengakhiri perang.
Testimoni yang ditulis pada 11 November 1918, saat gencatan senjata berlangsung, akan dibaca pada acara Ahad ini oleh siswa sekolah menengah di Prancis, Inggris dan Jerman.
Pada Ahad sore, Macron akan menjadi tuan rumah Forum Perdamaian Paris. Sebuah forum yang berusaha untuk mempromosikan pendekatan multilateral untuk keamanan dan pemerintahan. Harapannya bisa menghindari kesalahan yang menyebabkan dimulainya Perang Dunia I.
Merkel mengatakan, atas nama rakyat dengan keyakinan penuh, Jerman akan melakukan segalanya dalam membawa tatanan yang lebih damai ke dunia. "Meskipun kita tahu kita masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan," katanya.
Melalui forum tersebut, diharapkan dapat mengingatkan kembali pentingnya peranan lembaga internasional dalam membantu menyelesaikan konflik, mencegah peperangan, dan menyebarkan kemakmuran.
Quote:
PERINGATAN BERAKHIRNYA 100 TAHUN PERANG DUNIA DISEJUMLAH NEGARA
Selain di Paris, upacara peringatan berakhirnya Perang Dunia I juga turut digelar di sejumlah tempat di negara lain.
Di Selandia Baru dan Australia, upacara peringatan digelar untuk memberi penghormatan kepada lebih dari 80.000 prajurit yang telah mengorbankan hidup mereka dalam Perang Dunia I. "Mereka (para prajurit) memberikan hidup mereka pada hari itu demi masa depan kita," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison di hadapan warga yang berkumpul dalam upacara peringatan di Canberra.
Di Inggris, lonceng-lonceng gereja dibunyikan di seluruh negeri pada pukul 11.00 pagi, atau bertepatan dengan waktu penandatanganan gencatan senjata pada 1918. Perang Dunia I berlangsung selama 52 bulan atau empat tahun lebih empat bulan, sejak 28 Juli 1914 hingga 11 November 1918.
Perang besar yang melibatkan hingga 70 negara yang ada saat ini, dengan berpusat pada enam kerajaan dan kekuatan kolonial yakni Austria-Hongaria, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, dan Kekaisaran Ottoman.
Selain di Paris, upacara peringatan berakhirnya Perang Dunia I juga turut digelar di sejumlah tempat di negara lain.
Di Selandia Baru dan Australia, upacara peringatan digelar untuk memberi penghormatan kepada lebih dari 80.000 prajurit yang telah mengorbankan hidup mereka dalam Perang Dunia I. "Mereka (para prajurit) memberikan hidup mereka pada hari itu demi masa depan kita," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison di hadapan warga yang berkumpul dalam upacara peringatan di Canberra.
Di Inggris, lonceng-lonceng gereja dibunyikan di seluruh negeri pada pukul 11.00 pagi, atau bertepatan dengan waktu penandatanganan gencatan senjata pada 1918. Perang Dunia I berlangsung selama 52 bulan atau empat tahun lebih empat bulan, sejak 28 Juli 1914 hingga 11 November 1918.
Perang besar yang melibatkan hingga 70 negara yang ada saat ini, dengan berpusat pada enam kerajaan dan kekuatan kolonial yakni Austria-Hongaria, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, dan Kekaisaran Ottoman.