INDUSTRI DI BALIK LAYAR VIDEO GAMES



Siapa sangka bisnis dibalik layar video game bakal berkembang menjadi suatu industri baru yang mempunyai pasar yang potensial. Tidak melulu penjualan perlengkapan dan game tetapi pertandingan game antar club dalam liga pun bisa pulang menjadi sebuah tontonan yang bakal menggantikan seru-nya nonton bola. 

Para pemain yang terlibatpun telah layaknya atlet dalam suatu pertandingan olah raga sampai-sampai lahirlah istilah-istilah e-sports atau electronic sports di sektor ini sebagai pengakuan untuk mereka yang menekuni bidang ini sebagai 'profesi masa depan'.

Sambil bercerita ketika jam santap siang di di antara cafe di bilangan Achmad Dahlan, Jakarta Selatan Presiden Indonesia Esports Premier League (IESPL) Giring Ganesha menunjukkan sebuah video pertandingan dalam liga e-seports di China. 






Pertandingan e-seports tersebut dilangsungkan di suatu dome besar layaknya laksana pertandingan bola. Di dalam dome itu ada layar besar untuk semua penonton menyaksikan pertandingan game yang lapangannya diisi oleh sorakan pemirsa yang histeris.

Fenomena tersebut, menjadi cerminan betapa besarnya kesempatan ekonomi yang dapat dihasilkan bila e-sports ini dapat dikelola dengan baik.

Dalam konteks tanah air, Giring menceritakan, potensi pertumbuhan e-seports di Indonesia bakal menjadi besar laksana tontonan yang ia perlihatkan. Bayangkan saja, sampai ketika ini terdapat 43,7 juta pemain game aktif di Indonesia. 

Ia mengatakan andai dinilai secara ekonomi potensi itu mempunyai nilai US$ 879,7 juta atau andai disetarakan dengan kurs Rp 14,552 setara Rp 12,8 triliun. 

Peluang ekonomi, ini datang dari penjualan perlengkapan penunjang bermain game seperti mouse, keyboard, pc, console video game sampai headset. 56% dari 43,7 juta pemain game kata Giring mempunyai headset guna menunjang permainan supaya menjadi lebih seru. 

"Nah di sini penjualan-penjualan perlengkapan penunjang video game jadi kesempatan bisnis. Di situ ekonomi bergerak," tutur pentolan grup band Nidji itu.








Di samping pemasukan dari sekian banyak perangkat, pertumbuhan e-seports pun semakin besar di Indonesia. Melihat pertumbuhan dan potensi yang ada sampai saat ini, kesudahannya ia bareng tim IESPL pada Agustus lalu melangsungkan liga bertema The Battle of Friday. 12 -tim e-sports Indonesia berlomba memperebutkan hadiah yang totalnya menjangkau Rp 1,9 miliar. Pertandingan itu rupanya tidak sedikit menarik perhatian. 

Melalui turnamen ini semua pemain e-seports yang terdapat di Indonesia kata Giring, sekarang semakin dinyatakan keberadaanya.

Dari pertumbuhan dan penerimaan masyarakat terhadap bisnis e-seports Giring menjelaskan, masyarakat ketika ini mulai terbiasa menyaksikan pertandingan game, urusan ini dapat memunculkan bisnis baru. Mulai dari review dan tutor game, endorse hingga penjualan merchandise.

Karena nama besar dan reputasinya klub e-seports, suatu club E-sport akan punya fans layaknya suatu club sepak bola. Dengan reputasi tersebut, berjualan Merchandise laksana kaos, topi, stiker sampai gantungan kunci dapat menjadi donatur pundi-pundi rupiah yang menjanjikan.

Peluang bisnis pun datang dari pemakai YouTube. Banyak youtuber yang kesudahannya mendulang rupiah dari review permainan game.

"Bahkan semua pemainnya tersebut ada yang dapat mendapat Rp 100 juta/ bulan melulu dengan bermain game," kata Giring. 

Dari pasar yang yang begitu potensial, Giring menyatakan ia tengah berjuang untuk mengerjakan pendekatan untuk masyarakat luas guna semakin mendekatkan e-sport dengan menayangkan keseruan pertandingan liga dalam tayangan tv keseharian layaknya pertandingan sepak bola. 

Laki laki yang pun CEO kincir.com yang adalah sebuah media online yang menjabarkan game, film, sampai anime ini menyatakan mulai mengerjakan pendekatan kepada sejumlah stasiun televisi guna menayangkan liga e-sport. 

Ketika ditanya mengenai cerminan dari konsep penayangannya laksana apa Giring menjelaskan, akan merealisasikan konsep pertandingan liga -sport yang sudah dilaksanakan di sejumlah negara tetangga seperti China dan Korea.

"Seperti tadi, melulu memang kan ini bikin di televisi. Nantinya bakal ada sejumlah atlit yang bertanding game, layar besar dan penonton. Kalau inginkan minestream memang mesti masuk televisi dulu sih," ungkap dia

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel