Jika Begini Terus, Berhentilah Jadi Guru Atau Siap Di penjara
Thursday, November 1, 2018
Quote:
Untuk kesekian kalinya lagi-lagi seorang guru dipolisikan oleh orangtua siswa hanya karena menjitak kepala anaknya. Kenapa dijitak?
Menurut berita, bocah "kurang ajar" ini memaki dan mengumpat gurunya dengan kata kasar ala Suroboyoan yaitu "Jancuk".
Berikut kronologis kasus tersebut :

Kejadian ini berawal saat Dn terlambat mengikuti upacara bendera. Karena terlambat, ia memanggil Dn dan memintanya membaca Alquran Surat Yasin.
Namun karena Dn tak bisa membacanya, Sutrisno kemudian mengganti hukuman dengan mengambil sampah di kelas-kelas untuk dibuang di gerobak sampah. Dn menolak dan malah berkata kasar.
"Dia malah mengatai saya dengan kata kasar, 'jan**k iku.' Mendengar itu, saya spontan menjitak kepalanya," kata Sutrisno.
Setelah dijitak, Dn keluar kelas dan langsung menyalakan mesin motor dengan keras. Tak sampai di situ, ia mengancam akan mengadukan ke orang tuanya. Hingga kemudian ia dilaporkan ke polisi.
Sumber berita : detiknews
Asal tau saja! 2 tahun yang lalu gua pernah bilang sama anak gua yang masih SD :
"Kalo kamu bersikap kurang ajar dan keterlaluan terhadap guru. Kemudian kamu dihukum membersihkan WC, diusir dari kelas, atau ditarik jambangnya. Demi Allah, ayah gak akan membela kamu!"
"Bahkan kalo kamu sampe dipukul penggaris atau ditampar sekalipun. Maka jangan pernah bilang ke ayah! Sebab ayah akan tampar kamu menjadi 2 kali."
Gua bukan berasal dari keluarga guru dan tidak pernah bercita cita menjadi seorang guru. Tapi Di mata gua......Guru itu mulia dan kehormatan mereka setara dengan kehormatan orangtua gua sendiri. Jadi jangan pernah sekali kali bersikap kurang ajar kepada guru!

Gara-gara kasus ini akhirnya gua harus cerita dan cerita lagi. Zaman sekarang jadi guru kok horor banget.....Hanya karena guru memukul dengan penggaris atau sekedar menjewer kuping. Lalu dipolisikan dan di penjara. Bahkan banyak juga yang dipukuli hingga dianiaya. Zaman edan apaan ini? :batabig
Padahal selama 13 tahun gua sekolah dari TK, SD hingga SMA. Belum pernah sekalipun mendengar atau membaca berita ada guru yang dipolisikan karena menghukum siswanya. Apalagi hanya sekedar menjewer atau menjitak kepala muridnya yang nakal.
Coba tanya pada mereka generasi 80an hingga 90an! Mereka yang juga pernah sekolah sama seperti kalian.
Mereka generasi terdahulu yang juga pernah dihukum gara-gara sering bolos. Dipukul penggaris karena tidak mengerjakan PR, ditarik jambangnya karena ngeledekin guru, dibotakin karena gondrong, di jemur di lapangan karena tidak ikut upacara. Hingga disuruh membersihkan WC mampet.
Beberapa puluh tahun yang lalu saat gua SMP. Perut gua sering dicubit melintir oleh guru sampe lecet. "korbannya" bukan cuma gua, tapi ada puluhan siswa lainnya yang juga dicubit seperti itu.
Bahkan gua dan beberapa teman gua pernah ditempeleng bolak balik hingga dibenturkan kepalanya ke papan tulis.
Kenapa? Karena saat itu memang kaminya yang bandel juga kurang ajar. Apa kami marah, apa kemudian kami dendam lalu melaporkan guru tersebut ke orangtua kami? TIDAK! Kenapa tidak? Karena jika kami melaporkan maka kami akan dihukum lagi, bahkan lebih berat......
Ketika pipi kami ditampar, kepala kami dibenturkan, dilempar penggaris, perut dicubit sampe lecet, jambang ditarik hingga rambut dibotakin. Apa hukuman itu kami anggap kejam dan sama sekali tidak mendidik?
Jujur aja gua sendiri gak tau kenapa guru guru di zaman dulu begitu "keras", disiplin dan tegas mendidik murid muridnya. Yang gua tau, semua itu terjadi karena memang kelakuan murid muridnya yang bandel.........
Tapi jangan dikira kalau guru zaman dulu tak punya kasih sayang! Jangan kira mereka tidak perhatian!
Bahkan kalo mau dibandingkan, mohon maaf mungkin guru zaman dulu jauh lebih berkualitas dan lebih "ngemong" dibanding guru zaman sekarang......
Oleh : Davinof 2018 @kaskus
Source of Pictures : Google Image
Menurut berita, bocah "kurang ajar" ini memaki dan mengumpat gurunya dengan kata kasar ala Suroboyoan yaitu "Jancuk".
Berikut kronologis kasus tersebut :
Spoiler for :

Kejadian ini berawal saat Dn terlambat mengikuti upacara bendera. Karena terlambat, ia memanggil Dn dan memintanya membaca Alquran Surat Yasin.
Namun karena Dn tak bisa membacanya, Sutrisno kemudian mengganti hukuman dengan mengambil sampah di kelas-kelas untuk dibuang di gerobak sampah. Dn menolak dan malah berkata kasar.
"Dia malah mengatai saya dengan kata kasar, 'jan**k iku.' Mendengar itu, saya spontan menjitak kepalanya," kata Sutrisno.
Setelah dijitak, Dn keluar kelas dan langsung menyalakan mesin motor dengan keras. Tak sampai di situ, ia mengancam akan mengadukan ke orang tuanya. Hingga kemudian ia dilaporkan ke polisi.
Sumber berita : detiknews
Asal tau saja! 2 tahun yang lalu gua pernah bilang sama anak gua yang masih SD :
"Kalo kamu bersikap kurang ajar dan keterlaluan terhadap guru. Kemudian kamu dihukum membersihkan WC, diusir dari kelas, atau ditarik jambangnya. Demi Allah, ayah gak akan membela kamu!"
"Bahkan kalo kamu sampe dipukul penggaris atau ditampar sekalipun. Maka jangan pernah bilang ke ayah! Sebab ayah akan tampar kamu menjadi 2 kali."
Gua bukan berasal dari keluarga guru dan tidak pernah bercita cita menjadi seorang guru. Tapi Di mata gua......Guru itu mulia dan kehormatan mereka setara dengan kehormatan orangtua gua sendiri. Jadi jangan pernah sekali kali bersikap kurang ajar kepada guru!

Gara-gara kasus ini akhirnya gua harus cerita dan cerita lagi. Zaman sekarang jadi guru kok horor banget.....Hanya karena guru memukul dengan penggaris atau sekedar menjewer kuping. Lalu dipolisikan dan di penjara. Bahkan banyak juga yang dipukuli hingga dianiaya. Zaman edan apaan ini? :batabig
Padahal selama 13 tahun gua sekolah dari TK, SD hingga SMA. Belum pernah sekalipun mendengar atau membaca berita ada guru yang dipolisikan karena menghukum siswanya. Apalagi hanya sekedar menjewer atau menjitak kepala muridnya yang nakal.
Coba tanya pada mereka generasi 80an hingga 90an! Mereka yang juga pernah sekolah sama seperti kalian.
Mereka generasi terdahulu yang juga pernah dihukum gara-gara sering bolos. Dipukul penggaris karena tidak mengerjakan PR, ditarik jambangnya karena ngeledekin guru, dibotakin karena gondrong, di jemur di lapangan karena tidak ikut upacara. Hingga disuruh membersihkan WC mampet.
Beberapa puluh tahun yang lalu saat gua SMP. Perut gua sering dicubit melintir oleh guru sampe lecet. "korbannya" bukan cuma gua, tapi ada puluhan siswa lainnya yang juga dicubit seperti itu.
Bahkan gua dan beberapa teman gua pernah ditempeleng bolak balik hingga dibenturkan kepalanya ke papan tulis.
Kenapa? Karena saat itu memang kaminya yang bandel juga kurang ajar. Apa kami marah, apa kemudian kami dendam lalu melaporkan guru tersebut ke orangtua kami? TIDAK! Kenapa tidak? Karena jika kami melaporkan maka kami akan dihukum lagi, bahkan lebih berat......
Ketika pipi kami ditampar, kepala kami dibenturkan, dilempar penggaris, perut dicubit sampe lecet, jambang ditarik hingga rambut dibotakin. Apa hukuman itu kami anggap kejam dan sama sekali tidak mendidik?
Jujur aja gua sendiri gak tau kenapa guru guru di zaman dulu begitu "keras", disiplin dan tegas mendidik murid muridnya. Yang gua tau, semua itu terjadi karena memang kelakuan murid muridnya yang bandel.........
Tapi jangan dikira kalau guru zaman dulu tak punya kasih sayang! Jangan kira mereka tidak perhatian!
Bahkan kalo mau dibandingkan, mohon maaf mungkin guru zaman dulu jauh lebih berkualitas dan lebih "ngemong" dibanding guru zaman sekarang......
Quote:
Jika Begini Terus, Berhentilah Jadi Guru Atau Siap Dipenjara

Tolong kalian pikirkan! Demi Tuhan, jadi guru itu tidak mudah. Guru punya tanggung jawab yang besar untuk mendidik, mengajar, dan mengarahkan.
Di sisi lain mereka juga manusia biasa sama seperti kita yang punya hati dan dan perasaan. Adakalanya guru juga kadang bete, emosi, atau sesekali merasa galau......
Toh kita bisa menjadi seperti ini juga karena jasa guru. Mustahil kalian bisa jadi dokter, pilot, seniman, jadi polisi atau tentara. Atau jadi apapun kalau bukan karena tempaan guru.

Kejadian miris ini sudah sering terjadi..... Sudah terlalu banyak guru di zaman sekarang yang dianiaya, dipolisikan hingga di penjara. Jika begini terus, berhenti jadi guru atau rela di penjara....
Tolong.....Hentikan semua ketololan ini! Berhentilah jadi murid yang cengeng dan manja!
Dan kepada para orangtua, jangan keterlaluan menyikapi hal yang biasa saja.... Tak perlu berlebihan selama masih bisa dibicarakan baik-baik.
Jika anak anakmu tak mau dihukum atau diberi pelajaran. Silahkan bangun sekolah sendiri dan ajari anak-anakmu dengan gaya dan cara kalian sendiri!
Hidup itu selalu memiliki konsekuensi, kita terikat oleh hukum kausalitas. Ada penghargaan ada juga hukumannya.....

Tolong kalian pikirkan! Demi Tuhan, jadi guru itu tidak mudah. Guru punya tanggung jawab yang besar untuk mendidik, mengajar, dan mengarahkan.
Di sisi lain mereka juga manusia biasa sama seperti kita yang punya hati dan dan perasaan. Adakalanya guru juga kadang bete, emosi, atau sesekali merasa galau......
Toh kita bisa menjadi seperti ini juga karena jasa guru. Mustahil kalian bisa jadi dokter, pilot, seniman, jadi polisi atau tentara. Atau jadi apapun kalau bukan karena tempaan guru.

Kejadian miris ini sudah sering terjadi..... Sudah terlalu banyak guru di zaman sekarang yang dianiaya, dipolisikan hingga di penjara. Jika begini terus, berhenti jadi guru atau rela di penjara....
Tolong.....Hentikan semua ketololan ini! Berhentilah jadi murid yang cengeng dan manja!
Dan kepada para orangtua, jangan keterlaluan menyikapi hal yang biasa saja.... Tak perlu berlebihan selama masih bisa dibicarakan baik-baik.
Jika anak anakmu tak mau dihukum atau diberi pelajaran. Silahkan bangun sekolah sendiri dan ajari anak-anakmu dengan gaya dan cara kalian sendiri!
Hidup itu selalu memiliki konsekuensi, kita terikat oleh hukum kausalitas. Ada penghargaan ada juga hukumannya.....
Oleh : Davinof 2018 @kaskus
Source of Pictures : Google Image