Adakah Solusi Rindu Yang Tujuh Keliling
Hai agan dan sista, selamat malam! Apakah kalian merasakan rindu serupa aku? Semoga tidak ya? Sebab rasanya sangat menyiksa. Apalagi jika yang dirindukan tidak juga menghapus segala degup, yang tiba-tiba mengalir dan menerobos tanggul ketegaran yang selama ini mampu di tanggulangin.
...Hai agan dan sista, selamat malam! Apakah kalian merasakan rindu serupa aku? Semoga tidak ya? Sebab rasanya sangat menyiksa. Apalagi jika yang dirindukan tidak juga menghapus segala degup, yang tiba-tiba mengalir dan menerobos tanggul ketegaran yang selama ini mampu di tanggulangin.
Menurut pernyataan Dilan, rindu itu sangat berat dan pastinya kalian tidak akan sanggup menghadapinya sendirian. Rupanya pernyataan itu kusetujui pada akhirnya. Ya begitulah kira-kira, rasa itu timbul, menguasai diri dan membuat banyak bayangan, melesat di antara bola mata, membuat semua pekerjaan menjadi begitu terlantar, bahkan tidak ada yang benar satupun. Bahkan bisa menimbulkan kecelakaan dalam bekerja.
Begitulah kira-kira rindu bekerja pada suatu klausa yang membuat tubuh tidak baik-baik saja. Bahkan semakin tenggelam dengan lamunan kita sendiri.
Lalu bagaimanakah caranya membuat rindu itu diam-diam pergi dari kehidupan kita?
Ada beberapa trik untuk membuat rindu itu sedikit terkubur, yaitu dengan :
#Main game.
Berkolaborasi dengan sebuah game bisa menghilangkan rindu walau sesaat, setidaknya penyatuan emosi akan keluar seiring dengan permainan game yang sedang kita mainkan.
Setidaknya sehabis main game tubuh akan membaik walau tidak seratus persen. Karena kekuatan rindu itu derasnya melebihi air laut yang menampilkan ombak maha dahsyat.
#Baca Al Qur'an atau kitab suci lain sesuai agama.
Dengan membaca ayat-ayat Allah setidaknya kita menjadi lebih dekat dan pada akhirnya memasrahkan diri kepada segala takdir yang akan membawa kita ke dalam pelayaran yang mana. Luruskan? Atau berkelok dingin.
#Mencari kesibukan.
Agar otak tidak terus menerus terkontaminasi oleh wajah di antara bayang yang menguasai otak, maka sebaiknya menyibukkan diri dengan berbagai macam hal yang akan membawa rindu lupa tempatnya.
#Menuangkannya kedalam sebuah karya.
Untuk membuat rindu itu diam-diam pergi sebaiknya kita menuangkannya dalam bentuk karya, seperti :melukis, menulis, bernyanyi, membuat kerajinan tangan dan lain sebagainya. Yang terpenting adalah menyibukkan diri untuk sementara waktu, hingga rindu itu pada akhirnya menyerah kalah untuk menguasai tubuh kembali.
#Jalan-jalan.
Jika rindu sudah menyerang, sebaiknya kita merifreshkan otak, untuk berkeliling mencari udara segar, bertukar hawa dengan alam atau lingkungan sekitarnya, menikmati bahwa ada kehidupan lain, selain duduk merindukan seseorang yang tidak ada habisnya hingga kita terpuruk begitu jauh.
Pernah tidak kalian mengerti mengapa rindu itu bisa terlahir kembali ke dalam dunia?
Apa sih penyebab rindu itu begitu kuat sekali menguasai diri kita?
Jawabannya adalah rindu itu terlahir akibat serangan cinta dan keinginan untuk memiliki seseorang dan menjadikannya hal yang teristimewa. Karena hasrat inilah, maka rindu menjadi yang paling biadab. Dan sulit menguasainya jika kita tidak mempunyai pegangan hidup.
Itulah makanya banyak sekali orang-orang yang bertindak bodoh kemudian.
Bahkan ada yang melukai diri sendiri karena tidak kuat menahan gejolak rindu yang sedang menjadi raja dalam tubuh kita.
Karena beratnya rindu hanya mampu terobati dengan sebuah pertemuan saja.
So, bagaimana kabar rindu kalian? Apakah bisa di taklukan? Jika tidak bersosialisasi adalah hal yang lebih baik ketimbang sendirian di selimuti sepi di antara pekatnya malam.
Dan hari mulai malam. Sepertinya aku harus merapihkan kembali catatan usang sebuah perjalanan, yang membuat mata ini begitu pedih, melihat sebuah kenyataan paling pahit.
Kuselipkan sebuah puisi rindu yang paling hampa.
HANYA TERSEMAT DALAM DADA
Karya ubus Petrikor
Dingin yang menggantung
bersama pesona alam
yang terlampau sibuk.
Selepas azan
membaringkan penat
kepada cinta
dan memasrahkan diri
memulangkan segalanya kepada Sang pemberi takdir
entah apa?
Pekat ini kusederhanakan lagi
kemudian mengucapkan selamat tinggal
dengan santun
agar harapan tak selalu berkelana
pada sosok wajah yang bukan siapapun.
Aku kehilangan
tetapi untuk mendamaikan ayat-ayat resah dalam tubuh
masih tersesat
dan kepada-Mu-lah! Aku meminta cara untuk berdiskusi dengan waktu.
Bimbing aku untuk membulatkan satu suara.
Aaaamiiin!
Jakarta, senin, 27 Mei 2019. 22:41
Selamat malam kaskuser! Semoga Ramadhan ini adalah keberkahan untuk kita semuanya.