Memandang Keyakinan Sebagai Siasat Kawin Campur Para WNA

http://bit.ly/2LU4xW2

...

http://bit.ly/2LU4xW2

1024

1024

KASKUS

http://bit.ly/2WJNGpV

51

244

http://bit.ly/2WegZ70

profile-picture
PERHATIAN Maaf agan-agan ini bukan bermaksud SARA trhadap salah satu agama ya emoticon-shakehand
Era sekarang, agan-agan tentu sudah sering (sampai gumoh mungkin hehe..) mengetahui kimpoi campur para warga negara asing (WNA) dengan warga negara Indonesia (WNI). Banyak motivasi yang bergema dari kalangan pelaku kimpoi campur agar dipandang sebagai hal lumrah di Indonesia. Namun, adanya sebagian adat daerah di negara kita yang masih belum menerima perkimpoian antar ras menimbulkan siasat baru bagi sebagian WNA (mayoritas orang laki-laki kulit putih) demi merengkuh wanita pujaannya (perawan ting-ting broo hehe..). Salah satu siasatnya dengan berpindah keyakinan mengikuti si calon istri.
Siasat ini biasa disebut sebagai upaya konsensus tanpa menimbulkan konflik atas perbedaan budaya antar negara. Namun, lagi-lagi siapapun tidak bisa menjamin apakah hal tersebut konsisten pada akibat baik ataukah ada udang dalam tempura oleh si WNA. Apalagi sudah banyak orang asing yang tahu kalau orang Indonesia bakal mudah ditaklukkan penampakkan fisik orang kulit putih. Jadi, tren kimpoi campur bersiasat pindah keyakinan bakal meningkat. Lantas apa dampak jangka panjang dari adanya kasus ini? Mari berdiskusi

Nah agan-agan budiman, sebagai sumbernya ane tampilkan berita dari salah satu media pers online
Demi Nikahi Gadis Pangandaran, Banyak Bule Jadi Mualaf
Jumat 08 Februari 2019, 17:52 WIB

Memandang Keyakinan Sebagai Siasat Kawin Campur Para WNA

Pangandaran - Fenomena pindah agama di kalangan Warga Negara Asing (WNA) di Kabupaten Pangandaran terjadi hampir setiap tahun. Di Kecamatan Pangandaran saja, berdasarkan data Kantor Urusan Agama (KUA) setempat, sejak 2010 tercatat 13 WNA menjadi mualaf.

Kepala KUA Kecamatan Pangandaran Abdul Malik Arif mengakui sebagian konversi agama dilatarbelakangi niat pernikahan dengan gadis pribumi Pangandaran yang beragama Islam. Namun begitu, Malik selalu menekankan agar mereka yang memilih menjadi mualaf bersungguh-sungguh dalam mempelajari Islam.

"Saya selalu bilang, belajar Islam dulu. Belajar salat, terus sunat, baru nikah," ujar Malik kepada detikcom, Jumat (8/2/2019).

Berdasarkan buku arsip KUA Kecamatan Pangandaran, 13 WNA yang menjadi mualaf berkewarganegaraan Belanda (4 orang), Perancis (3 orang), Italia (2 orang), Inggris (2 orang), Jerman (1 orang), Kanada (1 orang). Dari jumlah WNA tersebut, diketahui semuanya berjenis kelamin lelaki. Sebagian besar mencantumkan agama lamanya ialah Kristen Protestan dan Katolik. Namun, ada juga satu orang yang menuliskan sebelumnya tidak beragama.

Malik menjelaskan sebagian prosesi syahadat para mualaf dibimbing para ulama dan imam masjid di luar KUA. Terkadang, kata Malik, mereka baru mencatatkan konversi agama beberapa bulan setelahnya.

"Kalau sudah memohon pencatatan perpindahan agama, kami terbitkan sertifikat. Kalau mau mendaftar nikah, sertifikat itu dilampirkan," ujar Malik.

Selain di Kecamatan Pangandaran, pencatatan perpindahan agama ke Islam juga diketahui banyak dilakukan di Kecamatan Cijulang. Di wilayah tersebut, khususnya di sekitar obyek wisata Batukaras, diketahui beberapa WNA dan pribumi melangsungkan pernikahan secara Islam setelah sang WNA melakukan konversi agama sebelumnya.
(bbn/bbn)

Hari ini 12:19

Beri apresiasi terhadap thread ini Gan!



SILAKAN KLIK DI SINI UNTUK ARTIKEL ASLINYA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel