Surga Di Mata Saya
Selamat siang. Di tengah siang yang mulai terik di bulan suci nan mulia ini, saya tergelitik melihat betapa semangatnya orang memburu surga. Apalagi nanti malam, konon adalah malam ganjil. Di mana peluang untuk bertemu dengan malam
...Selamat siang. Di tengah siang yang mulai terik di bulan suci nan mulia ini, saya tergelitik melihat betapa semangatnya orang memburu surga. Apalagi nanti malam, konon adalah malam ganjil. Di mana peluang untuk bertemu dengan malam Lailatul Qadar (mohon dikoreksi kalau salah) begitu besar. Malam yang digambarkan lebih baik dari seribu bulan. Jadi kalau kita tahajud di malam itu, nilainya sama dengan tahajud 1000 bulan, luar biasa!
Ujung dari "perburuan" malam Lailatul Qadar itu apa sih? Pahala, yang konon katanya tiket masuk ke surga. Konsep surga yang sering saya dengar dari penceramah baik di majelis pengajian maupun majelis digital itu sesuatu yang serba indah. Di sana mengalir sungai-sungai ber-air segar. Rumah-rumah indah dari emas. Dan yang paling "menggoda" adalah 72 bidadari yang siap pmenemani para penghuni surga.
Saya kok mulai mempertanyakan, apakah benar kehidupan surga seperti itu? Saya tidak sedang meragukan kandungan isi al Qur'an, tapi saya meragukan tafsir soal surga dari para penceramah itu. Saya berlogika, untuk masuk ke dalam surga seseorang harus bisa mengekang dan berjihad melawan hawa nafsu. Lalu, orang yang di dunia sudah sangat alim, apakah akan berubah menjadi liar saat masuk ke dalam surga sana?
Apakah mereka yang tidak doyan vodka, anggur, putihan, tiba-tiba menjadi seorang pemabuk kelas berat. Mereka yang di dunia, menatap wanita saja segan, apakah setelah masuk surga otomatis memiliki energi begitu besar untuk bercinta dengan 72 bidadari? Dan yang membuat saya bertanya begitu dalam, memang bisa surga dimasuki oleh para maniak yang hanya mengejar kenikmatan nafsunya belaka? Bukankah Allah SWT maha tahu isi hati hamba-Nya?
Dari pertanyaan-pertanyaan itu, saya mulai ragu dengan konsepsi surga yang penuh dengan pengumbaran hawa nafsu. Bagi saya, orang yang bisa masuk surga adalah orang-orang yang dianggap Tuhan paripurna. Mereka sudah menang berjihad melawan nafsu yang ada di dalam diri mereka. Jadi yang namanya nafsu untuk bercinta, minum vodka, sudah tidak ada. Apa yang tersisa? Penghambaan dan Pengabdian kepada Allah SWT. Anugerah terbesar bagi penghuni surga adalah saat melihat Rabb-Nya. Saya setuju dengan ini, dan saking bahagianya mereka lupa dengan bidadari yang konon jumlahnya 72 biji itu.
Well, ini adalah pendapat pribadi saya. Di tengah disorientasi yang banyak dialami orang-orang di sekitar saya. Mereka lebih cinta agama dari pada Tuhannya. Mereka lebih berharap surga, dari pada ridho-Nya. Mereka mengutuk iblis, tapi mereka tidak bisa se-taat iblis kepada Tuhan Nya. Iblis itu salahnya cuma sekali kepada Tuhan, menolak sujud pada Adam AS. Lalu, berapa salah saya, dan kita semua kepada Tuhan? Jadi lebih taat mana antara manusia dengan iblis? Hehehe.. Semoga Allah SWT selalu membimbing kita ke jalan yang diridhoi Nya. Salam Damai.
Merdeka!