Awal lebih tepatnya pertama. (Intro + Part 1)

Dengan menulis, aku bisa mencurahkan semua isi hati atau tentang imajinasi ku terhadap apa yang ada di dalam kepalaku. Aku yang tidak luput dari kegalauan, ke gabutan dikosan akhirnya aku membuat sebuah cerita. Ya ini lah Ceritanya, cerita yang sederhana saja yang mengandung unsur fiksi tapi sepenuh nya fakta. Jika ada kesalahan atau hal-hal yang tidak baik bantulah aku untuk diberi saran atau kritikan. Karena, dari saran atau kritikan kalian itulah yang membuat aku, insya allah kedepannya akan menjadi lebih baik lagi dalam mencurahkan apa yang ada di kepalakku ini.

1

Namanya Adira. Ia berangkat sekolah selalu telat. Terkecuali pada hari senin, itupun kalau ada upacara. Saat jam istirahat di sekolahnya, Adira menghabiskan waktu istirahat tersebut, untuk tidur di kelas atau menonton film di Laptop kawan sekelasnya. Sikap Adira di dalam kelas, sikap yang Humoris membuat ia memilki percaya diri yang tinggi, ia tetap bangga mendapat nilai terendah di kelasnya. Selain itu juga ia adalah lelaki yang memiliki hobi bermain sepak bola dan menggambar. Menurutnya bermain sepak bola dan menggambar adalah cara dia untuk menghilangkan penat yang melanda pikirannya. Ia juga konsisten dalam mata pelajaran olahraga, namun tidak dengan mata pelajaran lainnya. Adira berangkat sekolah dari SD sampai SMA selalu menggunakan sepedah karena jarak sekolah tidak jauh dari rumah, Ia juga membayangkan jika menggunakan sepeda terasa lebih so sweet saat membonceng wanita yang disukainya  dibanding membonceng dengan kendaraan motor, apa lagi dengan kendaraan mobil.
---

Fajar menyapa kota, embun mencium pipi Adira. Musik liam galagher yang sedang didengar melalui earphone yang menempel di kedua telinganya sembari menggoes pedal sepeda secara berulang – ulang untuk menuju ke sekolah. Momen yang indah sekali kala itu membuat Adira terjerumus kedalam pikiran, memikirkan tentang wanita cantik yang membuat Adira tidak cepat bosan untuk selalu memandanginya. Ya, itu adalah sahabat Adira sendiri bernama Tara. Tara adalah gadis berambut hitam bergelombang dan memiliki senyum yang manis. Ia menjual bakpao di dekat sekolah untuk membantu orang tuanya. Orang tuanya membuka cabang bakpao di berbagai tempat. Ada tiga cabang usaha bakpao yang dimiliki orang orang tuanya Tara. Yang pertama di dekat pendopo, yang kedua di depan SMA 3, dan yang terakhir di samping sekolah SMA 1. Adira mengenal Tara kala itu saat Adira yang memutuskan untuk pindah jurusan. Jurusan IPA pindah ke IPS. Kenapa pindah? Banyak faktor. Adira sangat tidak suka dengan pelajaran yang kebanyakan menghitung. Menghitung yang tidak penting dimana harus menghitung kecepatan bola jatuh dari atas atau kelapa jatuh dari pohonnya. Akhirnya, Adira masuk di kelas IPS 1 dimana dia banyak menemukan kawan baru termasuk Tara.
---

"Ayo siapa yang mau nyanyi maju kedepan kelas?" Ujar bapak guru magang dari suatu universitas.
"Tara pak tara!" kawan – kawan di kelas pada menunjuk ke Tara, lalu Tara memasang muka malu dan bingung. Tara dikenal sebagai suaranya yang indah sebab itu lah mengapa Tara ikut paduan suara di sekolahnya.

Seruan kawan-kawan kelas untuk si Tara agar nyanyi di depan kelas, membuat mata Adira langsung fokus menatapi wajahnya. Itu membuat bibirnya Adira mengembangkan senyum secara tiba-tiba yang menandakan bahwa Tara memiliki keunikan tersendiri dari dirinya. Keunikannya itu bisa membuat Adira tidak bosan ketika Adira memandangi wajahnya.


"Terimakasih tuhan karena engkau menciptakan sesuatu yang bisa dilihat dengan mataku yang mudah sekali untuk kecanduan melihat paras wanita tersebut." Pikir Adira.
Akhirnya Tara maju kedepan kelas untuk menyanyikan sebuah lagu.
"Tara mau nyanyi apa?" tanya Pak Guru
"emmmm, apa yaa?" memasang muka bingung.
"ayo Tara mau nyanyi apa?"
"Superman is dead pak judulnya sunset di tanah anarki, tapi nyanyinya berdua ya pak... hehehe"
"Oh iya silahkan Tara. Tara mau menunjuk siapa apa bapak saja yang nunjuk?"
"bapak saja yang nunjuk"
"siapa yang mau duet dengan Tara? Untuk menyanyikan lagu suplemen is... lagu siapa Tara, bapak lupa " memasang muka kebingungan
"Supermen is dead pak"
"HAHAHAHAHAHAHAHA" Seru kawan kelas ,yang tertawa karena ulah pak guru.
"oh iya bapak lupa, ayo siapa yang mau nyanyi?"

Tiba – tiba kelas terasa hening ketika pak guru memberi tawaran agar ada yang mau duet dengan Tara. Setelah 1 menit berlalu, Adira memberanikan diri untuk maju meskipun Adira tidak terlalu suka menyanyi. Adira rela mengorbankan perjuangannya untuk  Tara. Karena mengorbankan hal yang tak disukai demi seseorang, di situ terdapat harapan yang terselipkan.

Adira mengentakkan kakinya lalu berdiri dari bangku kelas yang ia duduki bersama Ahmed. Kemudian berjalan menuju Tara melewati barisan kawan kelasnya yang duduk di bangkunya masing-masing. Memasang muka percaya diri, Adira tidak membuang kesempatan yang mungkin itu kesempatan satu-satunya dalam hidup Adira.

"Hey Adira kan?" Dengan nada pelan pertanyaan yang diucapkan melalui bibir Tara
"Iya ra aku Adira"
"Hahaha iya, kmaren kan kamu masuk kelas ga sempet kenalan. Aku tau aja namamu dari ketua kelas"
"oke ra makasih udah mau nyari tau siapa namaku,hahaha" Muka Adira senang
"Kan namanya aja kawan kelas masa ga mau tau"
"Heheh iya juga sih"

Mereka berdua nyanyi dengan nada yang tak selaras. Tara menyanyi dengan nada yang pas, teratur, lalu enak di dengar. Tidak seimbang dengan nada yang dikeluarkan melalui mulut Adira yang begitu fals. Kawan kelas pun banyak yang tertawa sambil mendokumentasikan hal yang memalukan tersebut dengan kamera dan banyak juga yang teriak "Suara Afgan!Suara Afgan!" Di dalam pikiran Adira pasti itu adalah sindiran halus untuk dirinya karena menyanyinya sangat tidak teratur. Namun, Adira tetap percaya diri bahwa itu adalah pengalaman yang sangat tidak terlupakan untuknya. Karena, beberapa jenis kenangan memang diciptakan agar pandai menyelinap di antara lirik lagu dan senyumannya saat dia bernyanyi.
***

"Di!!! Piket!!!" Teriak dari seorang cewek
"Ahhh lupa akuu sar untung ngingetin,makasih nih loh hahaha" Matanya tertuju ke sumber suara tersebut,dan ternyata itu adalah Sarah. Sarah adalah anak dari guru BK (Bimbingan Konseling) di SMA 1.
"Iya di iya,lain kali jangan lupa lagi nanti denda loh"
"Hahaha santai lah sar"

Adira mulai mengangkat kotak sampah plastik yang berada di depan kelasnya sambil memakai sarung tangan dan memakai masker. Ia menuju ke tempat pembuangan sampah yang ada di belakang kelas. Setelah dia membuang sampah ke tempat pembuangan sampah,Adira kembali ke kelas.
Di dalam kelas Adira membahas tentang berita sepak bola bersama kawannya. Lainnya sedang berbincang – bincang di teras kelas. Adira sangat mengetahui berita sepak bola di dalam maupun luar negeri. Beberapa saat kemudian, terlihat ada seorang wanita asing di depan kelas yang mengenakan kacamata dengan rambut dikuncir ke belakang sambil memeluk tumpukkan buku di dadanya. Wanita tersebut lalu membaca nama kelas yang tergantung di atas pintu dengan wajah yang penasaran.
"Ini kelas IPS 1 bukan ya?" Batinnya.

"Eh itu siapa ya?Cantik juga" Tanya Abid matanya mengarah wanita tersebut.
"Gatau tuh,lu kenal gak?" kata Fahmi
"Ga kenal juga,mungkin anak baru" Jawab si Ahmed.

Akhirnya Ahmed pun menghampiri wanita tersebut dengan memasang muka yang sok keren, Ahmed menatap wanita tersebut lalu mengulurkan tangannya seakan mengajak kenalan.
"Liat tuh si Ahmed ,modusnya" Kata Adira
"Iya tuh Ahmed memang kek gitu ,suka modus Hahahaha"jawab si Fahmi

Setelah Ahmed mengajak kenalan dengan wanita itu, Ahmed bersama wanita tersebut mencari bangku kosong yang akan di duduki saat belajar nanti.
"Gila modusnya mulai maen" Tegas Abid.
"Ya gimana,dia kebingungan" Bantah Ahmed,yang kembali duduk di samping Adira.
"Owalah itu anak baru ya?dari sekolah mana?" Tanya Adira.
"Yoi namanya Lia, Hahaha ya kali pindah sekolah. Dia pindah kelas juga, dari IPA katanya ga kuat sama kek elu lah di" Jawab Abid.
"Owalah itu kek nya dari SMP gue deh, kek pernah liat gue"Abid memasang muka heran.
"Gatau juga tuh gue" Kata Abid.



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel