Siapkan Mental dengan 5 Tips Ini Sebelum Mulai Bekerja di Startup



Bekerja di startup merupakan daya tarik bagi banyak orang, apalagi dengan embel-embel slogan seperti 'lingkungan kerja yang dinamis', atau 'casual and fun.' Di satu sisi ini memang benar adanya, namun begitu kerja tetaplah kerja dengan segala tugas serta tanggung jawabnya. Jadi bagi Anda yang tertarik untuk mencicipi dunia startup, ada baiknya mempersiapkan diri agar tidak salah langkah.

1. Harus bisa adaptasi dengan cepat dan nyaman dengan perubahan
Tidak seperti perusahaan besar yang sudah memiliki sistem kerja yang pasti dan dilakuan selama bertahun-tahun dengan cara yang sama dan gaya yang sama. Sementara startup bisa dibilang adalah sebuah ketidakpastian. Bisa saja Anda yang melamar pekerjaan sebagai marketing, kemudian pada prakteknya bergeser menjadi bagian production. Perencanaan bisa berganti-ganti setiap tiga bulan atau bahkan lebih sering lagi. Hingga ke lokasi kerja yang bisa berpindah-pindah tempat dari satu coworking space ke coworking space lain. Tidak jarang pekerja startup yang bahkan tidak memiliki mejanya sendiri.      

2. Semua orang ikut mengurus semua hal
Di dunia startup semua orang ikut turun tangan mengurus hampir berbagai hal, tanpa memandang apa jabatan asli dari orang tersebut. Jadi tidak ada tuh alasan seperti 'itu bukan kerjaan saya', karena memang begitulah adanya budaya kerja di dalam lingkup startup.

Ini alasannya mengapa tim sehingga tim yang dibangun haruslah terdiri dari orang-orang yang solid. Karena dengan begitu tim akan otomatis saling bantu ketika ada sesuatu yang harus diselesaikan bersama. Bukan hal aneh bila seorang marketing tiba-tiba juga berfungsi sebagai CS, yang penting pelayanan terhadap customer tetap memuaskan dan bisnis tetap berjalan.

3. Kedatangan orang yang lebih berpengalaman
Startup identik dengan anak-anak muda yang pandai, namun tidak bisa dipungkiri mereka yan0 masih muda ini perlu bimbingan dari yang sudah lebih berpengalaman. Maka dari itu terkadang manajemen startup mengundang atau meminjam seorang yang ahli dibidangnya untuk bertindak sebagai mentor dan bekerja berdampingan.

Ketika itu terjadi, janganlah anggap bahwa merek amerupakan ancamanyang dapat membahayakan posisi Anda di dalam startup. Akan lebih baik bila Anda mengakrabkan diri serta menggali ilmu sebanyak-banyaknya untuk pengembangan diri Anda sendiri. Ini kesempatan emas karena tidak setiap saat orang-orang ini bisa ditemui apalagi diajak diskusi, karena biasanya mereka dibatasi dengan tembok-tembok ruangan dan harus melewati birokrasi untuk membuat janji.


4. Kompensasi menyenangkan atas etos kerja karyawan
Pemandangan anak-anak startup yang makan di meja kerjanya sudah menjadi pemandangan yang umum. Selain karena malas bergerak, jujur saja, perusahaan juga lebih suka bila karyawan tetap bekerja meski di saat waktunya break makan siang.

Meski begitu mereka tetap memberi kompensasi berupa catering atau sesekali mengadakan karaoke atau nonton bareng. Ini khususnya bisa statup yang Anda masuki masih berskala kecil. Ketika perusahaan berkembang semakin besar dan karyawan pun semakin banyak, maka gratisan seperti ini bisa saja hilang digantikan dengan adanya fasilitas asuransi kesehatan atau bonus.

5. Paham akan resiko yang ada
Sebuha startup bisa melesat naik dalam hitungan hari tapi juga bisa hancur seketika. Ini adalah resiko yang perlu Anda pahami sebelum benar-benar teejun dan masuk ke dalamnya. Jangan sampai karena sibuk mengerjakan berbagai hal, Anda lupa untuk berhenti dan memantau kira-kira seperti apa sih tanggapan pasar terhadap bisnis startup Anda, kira-kira sehatkah cash flow perusahaan dan berbagai hal yang sekiranya bisa memberikan gambaran bahwa sebuah startup dalam kondisi sehat atau tidak.

Gambar: unsplash

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel