Teori baru mengenai mengapa burung tak bergigi
Wednesday, May 30, 2018

Agan pernah bertanya-tanya ga sih, burung itu sebenarnya hewan bergigi atau tidak?
:bingung
Ternyata sudah ada penelitian yang mengungkap hal tersebut loh gan!
:cystg
Spoiler for Gambar:

Burung tukan yang memiliki proporsi paruh besar | Pixabay
Quote:
Burung adalah hewan yang bentuknya secara umum memiliki sayap dan paruh. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa burung tidak memiliki gigi?
Mayoritas burung merupakan makhluk hidup herbivora atau pemakan tumbuhan atau biji-bijian, meski ada juga yang karnivora atau pemakan daging seperti elang yang memang memiliki struktur mulut bergigi.
Selain elang, kebanyakan burung hanya memiliki paruh dan tidak bergigi. Mengapa? Bukankah burung merupakan hasil turunan dari dinosaurus yang juga mengunyah?
Sebenarnya, menurut sejarah, awalnya burung mempunyai gigi seperti diungkapkan para peneliti di University of Bonn, Jerman.
Peneliti menemukan fakta tersebut beberapa tahun yang lalu. Namun, baru tahun ini mereka memperoleh informasi lain mengenai mengapa burung kehilangan giginya.
Tzu-Rei dan Martin Sander, peneliti yang mengungkapkan fakta baru mengenai gigi burung telah memiliki bukti yang cukup untuk mendukung temuannya ini.
Yang dan rekannya, menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada gigi burung dalam sebuah makalah penelitian yang diterbitkan di Biology Letters.
Penelitian ini menantang pandangan para ilmuwan sebelumnya mengenai evolusi burung yang telah lama dikenal. Yang dan Sander berpendapat bahwa burung-burung memilih menghilangkan gigi mereka guna mempercepat penetasan telurnya.
Proses inkubasi telur dinosaurus memakan waktu yang cukup lama, yakni berlangsung sampai hitungan bulan. Sementara itu, burung modern seperti yang sekarang kita lihat dapat menetaskan telurnya setelah beberapa hari atau minggu saja.
Proses yang dipercepat ini disebabkan karena embrio di dalam telur tidak perlu mengembangkan struktur gigi. Jadi, telur burung akan menetas 60 persen lebih cepat dari sebelumnya karena tidak memiliki gigi.
Teori ini menunjukkan bahwa burung yang menetas lebih cepat membuatnya rentan terhadap ancaman predator atau faktor alam. Selain itu, juga terjadi peningkatan tingkat kelangsungan hidup. Hal ini merupakan cara adaptasi burung terhadap situasi sekitar dan menjadi perhatian utama di antara semua dinosaurus atau hewan yang bertelur.
Sementara itu, pada mamalia, embrio dilindungi di dalam tubuh sang ibu.
"Kami menyimpulkan bahwa seleksi (evolusi) untuk hilangnya gigi (pada burung) adalah efek samping untuk pertumbuhan embrio secara cepat sehingga hanya membutuhkan proses inkubasi yang lebih pendek," catat para peneliti dalam sebuah unggahan di situs resmi universitas.
Penelitian lain yang bertentangan dengan teori terbaru ini mengatakan bahwa burung kehilangan gigi guna meningkatkan kemampuan terbang.
Namun, penelitian dan bukti yang ada menunjukkan bahwa pada era Mesozoikum (sekitar 252 ke 66 juta tahun yang lalu), dinosaurus non-unggas juga memiliki paruh tak bergigi.
Kemudian, para ilmuwan lainnya berteori bahwa paruh tanpa gigi lebih baik digunakan untuk memproses makanan. Di sisi lain, mereka juga menemukan bahwa dinosaurus yang memakan jenis makanan bukan daging juga kehilangan gigi dan menumbuhkan paruh yang runcing.
Setelah mengetahui bahwa telur dinosaurus yang tidak bisa terbang menetas lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya, membawa Yang dan Sander ke sebuah terobosan. Keduanya mengatakan terobosan mereka datang dari sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu. Mereka menemukan bahwa telur dinosaurus non-unggas memakan waktu lebih lama untuk menetas dari yang diperkirakan sebelumnya--sekitar tiga hingga enam bulan.
Hal tersebut, seperti diuraikan di atas, disebabkan karena pembentukan gigi yang lambat. Alhasil, para peneliti menganalisis dengan memeriksa garis pertumbuhan yang hampir seperti lingkaran batang pohon di gigi fosil dari dua embrio dinosaurus.
Dalam studi tahun ini, mereka menjelaskan bagaimana proses inkubasi yang lebih cepat membantu burung dan dinosaurus purba mengeramkan telur mereka di sarang terbuka ketimbang dikubur layaknya reptil.
"Kombinasi biologi pertumbuhan dan ilmu paleontologi dapat mencerahkan mekanisme yang lebih tersembunyi dan membantu kita untuk memahami bagaimana ciri tertentu dikembangkan," kata Yang.
Mayoritas burung merupakan makhluk hidup herbivora atau pemakan tumbuhan atau biji-bijian, meski ada juga yang karnivora atau pemakan daging seperti elang yang memang memiliki struktur mulut bergigi.
Selain elang, kebanyakan burung hanya memiliki paruh dan tidak bergigi. Mengapa? Bukankah burung merupakan hasil turunan dari dinosaurus yang juga mengunyah?
Sebenarnya, menurut sejarah, awalnya burung mempunyai gigi seperti diungkapkan para peneliti di University of Bonn, Jerman.
Peneliti menemukan fakta tersebut beberapa tahun yang lalu. Namun, baru tahun ini mereka memperoleh informasi lain mengenai mengapa burung kehilangan giginya.
Tzu-Rei dan Martin Sander, peneliti yang mengungkapkan fakta baru mengenai gigi burung telah memiliki bukti yang cukup untuk mendukung temuannya ini.
Yang dan rekannya, menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada gigi burung dalam sebuah makalah penelitian yang diterbitkan di Biology Letters.
Penelitian ini menantang pandangan para ilmuwan sebelumnya mengenai evolusi burung yang telah lama dikenal. Yang dan Sander berpendapat bahwa burung-burung memilih menghilangkan gigi mereka guna mempercepat penetasan telurnya.
Proses inkubasi telur dinosaurus memakan waktu yang cukup lama, yakni berlangsung sampai hitungan bulan. Sementara itu, burung modern seperti yang sekarang kita lihat dapat menetaskan telurnya setelah beberapa hari atau minggu saja.
Proses yang dipercepat ini disebabkan karena embrio di dalam telur tidak perlu mengembangkan struktur gigi. Jadi, telur burung akan menetas 60 persen lebih cepat dari sebelumnya karena tidak memiliki gigi.
Teori ini menunjukkan bahwa burung yang menetas lebih cepat membuatnya rentan terhadap ancaman predator atau faktor alam. Selain itu, juga terjadi peningkatan tingkat kelangsungan hidup. Hal ini merupakan cara adaptasi burung terhadap situasi sekitar dan menjadi perhatian utama di antara semua dinosaurus atau hewan yang bertelur.
Sementara itu, pada mamalia, embrio dilindungi di dalam tubuh sang ibu.
"Kami menyimpulkan bahwa seleksi (evolusi) untuk hilangnya gigi (pada burung) adalah efek samping untuk pertumbuhan embrio secara cepat sehingga hanya membutuhkan proses inkubasi yang lebih pendek," catat para peneliti dalam sebuah unggahan di situs resmi universitas.
Penelitian lain yang bertentangan dengan teori terbaru ini mengatakan bahwa burung kehilangan gigi guna meningkatkan kemampuan terbang.
Namun, penelitian dan bukti yang ada menunjukkan bahwa pada era Mesozoikum (sekitar 252 ke 66 juta tahun yang lalu), dinosaurus non-unggas juga memiliki paruh tak bergigi.
Kemudian, para ilmuwan lainnya berteori bahwa paruh tanpa gigi lebih baik digunakan untuk memproses makanan. Di sisi lain, mereka juga menemukan bahwa dinosaurus yang memakan jenis makanan bukan daging juga kehilangan gigi dan menumbuhkan paruh yang runcing.
Setelah mengetahui bahwa telur dinosaurus yang tidak bisa terbang menetas lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya, membawa Yang dan Sander ke sebuah terobosan. Keduanya mengatakan terobosan mereka datang dari sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu. Mereka menemukan bahwa telur dinosaurus non-unggas memakan waktu lebih lama untuk menetas dari yang diperkirakan sebelumnya--sekitar tiga hingga enam bulan.
Hal tersebut, seperti diuraikan di atas, disebabkan karena pembentukan gigi yang lambat. Alhasil, para peneliti menganalisis dengan memeriksa garis pertumbuhan yang hampir seperti lingkaran batang pohon di gigi fosil dari dua embrio dinosaurus.
Dalam studi tahun ini, mereka menjelaskan bagaimana proses inkubasi yang lebih cepat membantu burung dan dinosaurus purba mengeramkan telur mereka di sarang terbuka ketimbang dikubur layaknya reptil.
"Kombinasi biologi pertumbuhan dan ilmu paleontologi dapat mencerahkan mekanisme yang lebih tersembunyi dan membantu kita untuk memahami bagaimana ciri tertentu dikembangkan," kata Yang.
Agar dapat bertahan hidup sampai sekarang, burung sampai rela berkorban agar bisa bertahan sampai ke zaman saat ini.
:mewek
Jadi buat Agan-agan, jangan menangkap burung apa lagi memaknya
Terutama burung yang langka atau di lindungi.
:batabig
kan kasihan udah susah payah bertahan cuma jadi makanan atau hewan peliharaan.
:1thumbup
Quote:
:hn Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :toast
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :toast
SUMUR :
Beritagar.id
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan :thumbup:thumbup
Selain kentut dalem air yang katanya ngebatalin puasa, hal ini juga cuma mitos lho
Semakin dekat bikin kita lupa berterima kasih bener ga sih? ini hasil penelitiannya
Futuristik! Bungkus mi instan bisa diolah jadi bahan bakar minyak loh
Liburan Kemana? Berwisata ke Pulau Unicorn di Filipina!
Belati tulang manusia lebih digemari di Papua Nugini
Fungsi tangisan dan air mata untuk manusia
Akhir ''petualangan'' Bonita si harimau Sumatra dan tumor di tubuhnya
Misteri kematian burung dodo terpecahkan
Ini dia daftar HP dengan tingkat radiasi tertinggi, HP agan termasuk?
Viral! Ini Penampakan Kosmetik berbahan dasar Cannabis
Selain kentut dalem air yang katanya ngebatalin puasa, hal ini juga cuma mitos lho
Semakin dekat bikin kita lupa berterima kasih bener ga sih? ini hasil penelitiannya
Futuristik! Bungkus mi instan bisa diolah jadi bahan bakar minyak loh
Liburan Kemana? Berwisata ke Pulau Unicorn di Filipina!
Belati tulang manusia lebih digemari di Papua Nugini
Fungsi tangisan dan air mata untuk manusia
Akhir ''petualangan'' Bonita si harimau Sumatra dan tumor di tubuhnya
Misteri kematian burung dodo terpecahkan
Ini dia daftar HP dengan tingkat radiasi tertinggi, HP agan termasuk?
Viral! Ini Penampakan Kosmetik berbahan dasar Cannabis
