Aku Ramal Kamu akan Bangkrut. Kalau masih salah dalam memilih lokasi bisnis
Monday, June 25, 2018

Quote:
Lokasi… Lokasi… dan Lokasi!
Kata-kata itu sering terdengar disalah satu iklan properti yang sering muncul di tv ????
Ketika membangun sebuah bisnis, tentu saja kita ingin agar bisnis kita ramai pembeli. Salah satu cara untuk meraih pembeli yang ramai adalah membuka usaha dilokasi yang ramai.
Namun sayang sekali banyak enterpreneur yang masih salah dalam memilih dimana mereka akan memulai bisnisnya. Lebih dalam lagi, ternyata kebanyakan enterpreneur masih belum tau bagaimana definisi dari "lokasi strategis" itu sebenarnya.
Berikut ini adalah beberapa tips agar kamu tidak salah dalam memilih lokasi dalam memulai bisnismu.
Kata-kata itu sering terdengar disalah satu iklan properti yang sering muncul di tv ????
Ketika membangun sebuah bisnis, tentu saja kita ingin agar bisnis kita ramai pembeli. Salah satu cara untuk meraih pembeli yang ramai adalah membuka usaha dilokasi yang ramai.
Namun sayang sekali banyak enterpreneur yang masih salah dalam memilih dimana mereka akan memulai bisnisnya. Lebih dalam lagi, ternyata kebanyakan enterpreneur masih belum tau bagaimana definisi dari "lokasi strategis" itu sebenarnya.
Berikut ini adalah beberapa tips agar kamu tidak salah dalam memilih lokasi dalam memulai bisnismu.
Quote:
1.Lihat traffic-nya

Secara bahasa, traffic artinya lalu lintas. Atau bahasa kasarnya, berapa orang yang mondar-mandir melewati daerah itu?
Ingat bahwa traffic tidak hanya apa yang lewat didepan mata, kamu harus pertimbangkan faktor lain seperti bagaimana kamu dapat memanfaatkan internet sebagai media pemasaranmu. Karena pengunjung internet itu juga "traffic".
Saya akan berikan analogi seperti ini:
Contoh pertama si A:
Si A ini adalah orang dengan kemampuan finansial yang mencukupi. Suatu hari dia berencana ingin buka usaha. Karena merasa punya uang yang cukup, dia memilih berjualan minuman green tea dengan menyewa dilokasi yang strategis. Meski dengan harga cukup mahal dia bersedia menebusnya karena begitu yakin penjualannya akan laku. Hari demi hari berjalan, dilokasi yang sering dilewati 400 orang itu, si A hanya bisa menjual 4 botol green tea perhari. Bulan pertama si A harus tutup buku dengan kerugian karena biaya sewa bulanannya jauh lebih besar dari pada profit bulanannya. Yang lebih buruk lagi, si A harus membayar gaji karyawannya dari gajinya sendiri dari penghasilan utamanya. Bulan-bulan berikutnya si A tidak merubah apapun, dia tetap dengan strateginya "menunggu pembeli datang". 6 bulan kemudian si A menutup usahanya karena terus merugi.
Contoh kedua si B:
Si B ini ingin bisnis, tapi cuma punya modal Rp. 1.000.000. biar adil saya bikin aja kalau dia sama-sama ingin bisnis minuman green tea.
Karena sadar kalau uang yang dia punya tidak akan cukup sewa tempat dilokasi yang ramai, akhinya si b memutuskan untuk memulai usaha dirumah orang tuanya saja yang terletak agak masuk di dalamnya. Yang kalau bisa di hitung, orang yang mondar mandir lewat depan rumahnya paling cuma 30 orang perhari.
Namun Si B tidak kehilangan akal, dia gunakan uangnya Rp. 700.000 untuk membeli bahan baku yang dibutuhkan yang mana akhirnya itu cukup untuk membuat 100 botol green tea.
Untuk menunjang penjualannya , Si B mendaftar di Gofood dan Grabfood ( Jika tidak ada aplikasi gofood dan grabfood kalian bisa mencari info penyedia food delivery di kota kalian ).
Menurut analitik si B sendiri bahwa traffict gofood dan grabfood di lokasinya mencapai 10.000 pengguna perhari. Tidak hanya berhenti disitu karena masih ada sisa modal Rp. 300.000, Si B menggunakan budget tersebut untuk marketing. 100rb untuk ke facebook ads, 100rb untuk ke instagram ads, dan 100rb lagi sms marketing. Dari facebook ads si B mendapatkan estimasi 3000 view, dari instagram ads si B mendapat estimasi 2000 view dan dari sms marketing mendapat estimasi 1000 view
Ternyata meski jualan di rumah yang tidak strategis dan masuk kedalam gan, dagangannya si B ini dilihat sekitar setidaknya 10.000 orang setiap harinya. Jika potensi pembeli adalah 1% dari jumlah pengunjung maka potensi pembeli si B adalah 100 orang perhari.
Oke oke. kita jangan muluk muluk. Seandainya yang beli di si B hanya 4 orang sehari (sama seperti si A). si B akan tetap untung dan tidak akan menderita kerugian. Karena si B tidak punya beban bulanan seperti si A.
Hari kehari berjalan, Penjualan si B semakin meningkat. Hingga ketika uangnya sudah banyak, barulah si B memutuskan untuk menyewa lahan pabrik. Itupun karena dia ingin memenuhi tuntutan sesuai standar GMP agar produknya bisa di Export.
Hingga kini produknya dijual keseluruh mini market di Indonesia dengan omzet milyaran.
Kedua kisah diatas adalah kisah nyata dari kedua teman Saya. Yang ceritanya agak sedikit saya rubah.

Secara bahasa, traffic artinya lalu lintas. Atau bahasa kasarnya, berapa orang yang mondar-mandir melewati daerah itu?
Ingat bahwa traffic tidak hanya apa yang lewat didepan mata, kamu harus pertimbangkan faktor lain seperti bagaimana kamu dapat memanfaatkan internet sebagai media pemasaranmu. Karena pengunjung internet itu juga "traffic".
Saya akan berikan analogi seperti ini:
Contoh pertama si A:
Si A ini adalah orang dengan kemampuan finansial yang mencukupi. Suatu hari dia berencana ingin buka usaha. Karena merasa punya uang yang cukup, dia memilih berjualan minuman green tea dengan menyewa dilokasi yang strategis. Meski dengan harga cukup mahal dia bersedia menebusnya karena begitu yakin penjualannya akan laku. Hari demi hari berjalan, dilokasi yang sering dilewati 400 orang itu, si A hanya bisa menjual 4 botol green tea perhari. Bulan pertama si A harus tutup buku dengan kerugian karena biaya sewa bulanannya jauh lebih besar dari pada profit bulanannya. Yang lebih buruk lagi, si A harus membayar gaji karyawannya dari gajinya sendiri dari penghasilan utamanya. Bulan-bulan berikutnya si A tidak merubah apapun, dia tetap dengan strateginya "menunggu pembeli datang". 6 bulan kemudian si A menutup usahanya karena terus merugi.
Contoh kedua si B:
Si B ini ingin bisnis, tapi cuma punya modal Rp. 1.000.000. biar adil saya bikin aja kalau dia sama-sama ingin bisnis minuman green tea.
Karena sadar kalau uang yang dia punya tidak akan cukup sewa tempat dilokasi yang ramai, akhinya si b memutuskan untuk memulai usaha dirumah orang tuanya saja yang terletak agak masuk di dalamnya. Yang kalau bisa di hitung, orang yang mondar mandir lewat depan rumahnya paling cuma 30 orang perhari.
Namun Si B tidak kehilangan akal, dia gunakan uangnya Rp. 700.000 untuk membeli bahan baku yang dibutuhkan yang mana akhirnya itu cukup untuk membuat 100 botol green tea.
Untuk menunjang penjualannya , Si B mendaftar di Gofood dan Grabfood ( Jika tidak ada aplikasi gofood dan grabfood kalian bisa mencari info penyedia food delivery di kota kalian ).
Menurut analitik si B sendiri bahwa traffict gofood dan grabfood di lokasinya mencapai 10.000 pengguna perhari. Tidak hanya berhenti disitu karena masih ada sisa modal Rp. 300.000, Si B menggunakan budget tersebut untuk marketing. 100rb untuk ke facebook ads, 100rb untuk ke instagram ads, dan 100rb lagi sms marketing. Dari facebook ads si B mendapatkan estimasi 3000 view, dari instagram ads si B mendapat estimasi 2000 view dan dari sms marketing mendapat estimasi 1000 view
Ternyata meski jualan di rumah yang tidak strategis dan masuk kedalam gan, dagangannya si B ini dilihat sekitar setidaknya 10.000 orang setiap harinya. Jika potensi pembeli adalah 1% dari jumlah pengunjung maka potensi pembeli si B adalah 100 orang perhari.
Oke oke. kita jangan muluk muluk. Seandainya yang beli di si B hanya 4 orang sehari (sama seperti si A). si B akan tetap untung dan tidak akan menderita kerugian. Karena si B tidak punya beban bulanan seperti si A.
Hari kehari berjalan, Penjualan si B semakin meningkat. Hingga ketika uangnya sudah banyak, barulah si B memutuskan untuk menyewa lahan pabrik. Itupun karena dia ingin memenuhi tuntutan sesuai standar GMP agar produknya bisa di Export.
Hingga kini produknya dijual keseluruh mini market di Indonesia dengan omzet milyaran.
Kedua kisah diatas adalah kisah nyata dari kedua teman Saya. Yang ceritanya agak sedikit saya rubah.
Quote:
2. Sesuaikan kebutuhan.

Coba fikirkan kembali, apakah anda benar-benar harus mengeluarkan uang untuk tempat?
Kamu harus fikirkan lagi tempat seperti apa yang benar-benar kamu butuhkan. Luasnya berapa? perlu saluran air atau tidak? perlu ruang sirkulasi udara atau tidak? harus jauh dari jangkauan anak-anak atau tidak? dan lain lain.
Sebelum kamu memutuskan, kamu harus liat dulu kedalam rumahmu, apa bisa dimulai dari rumah? Jika bisa, ya sebaiknya kamu memangkas alokasi dana untuk sewa tempat.
Tapi kalau memang benar-benar tidak bisa ya berarti memang ada baiknya kamu memilih sewa tempat. Apalagi kalau kamu memang punya kemampuan finansial yang cukup. Namun jika tidak, sebaiknya jangan, sebaiknya kamu breakdown dulu bisnis kamu agar bisa dimulai lebih kecil lagi, atau ganti dengan ide lain yang bisa dijalankan dengan kemamapuan kamu sekarang,
Karena memulai bisnis dengan cara berhutang adalah cara terburuk untuk memulai bisnis bro. Seriously, apalagi dana hutang itu kamu alokasikan sebagian besar habis hanya untuk sewa tempat. Astagaaa… Aku ramal sekian bulan lagi kamu bakal bangkrut.
ini tentu beda cerita dengan bisnis profiatble yang sudah berjalan sekian tahuan yang melakukan expansi perusahaan.

Coba fikirkan kembali, apakah anda benar-benar harus mengeluarkan uang untuk tempat?
Kamu harus fikirkan lagi tempat seperti apa yang benar-benar kamu butuhkan. Luasnya berapa? perlu saluran air atau tidak? perlu ruang sirkulasi udara atau tidak? harus jauh dari jangkauan anak-anak atau tidak? dan lain lain.
Sebelum kamu memutuskan, kamu harus liat dulu kedalam rumahmu, apa bisa dimulai dari rumah? Jika bisa, ya sebaiknya kamu memangkas alokasi dana untuk sewa tempat.
Tapi kalau memang benar-benar tidak bisa ya berarti memang ada baiknya kamu memilih sewa tempat. Apalagi kalau kamu memang punya kemampuan finansial yang cukup. Namun jika tidak, sebaiknya jangan, sebaiknya kamu breakdown dulu bisnis kamu agar bisa dimulai lebih kecil lagi, atau ganti dengan ide lain yang bisa dijalankan dengan kemamapuan kamu sekarang,
Karena memulai bisnis dengan cara berhutang adalah cara terburuk untuk memulai bisnis bro. Seriously, apalagi dana hutang itu kamu alokasikan sebagian besar habis hanya untuk sewa tempat. Astagaaa… Aku ramal sekian bulan lagi kamu bakal bangkrut.
ini tentu beda cerita dengan bisnis profiatble yang sudah berjalan sekian tahuan yang melakukan expansi perusahaan.
Quote:
3. Die Hard

Saya adalah saksi hidup yang menyaksikan dimana banyak teman, kolega bahkan saya sendiri ( dimasa lalu, di dunia paralel dimensi yang lain) harus menderita kebangkrutan karena setelah buka bisnis, hanya nunggu pelanggan datang.
Ga bisa gitu, men! Kita yang harus kejar pelanggan. kita yang harus pastikan merika tau kalau bisnis kita itu "ada".
Di studi kasus kedua Si B menggunakan sisa Rp. 300.000 terakhirnya dimaksimalkan untuk digital marketing. Ini sangat penting dilakukan. Terlebih untuk kamu yang sudah terlanjur habis modal karena buat buka bisnis dilokasi pinggir jalan yang rame. Ga mau kan penghasilan kalian dari pekerjaan utama malah habis untuk nutupi ember bocor satu ini.

Saya adalah saksi hidup yang menyaksikan dimana banyak teman, kolega bahkan saya sendiri ( dimasa lalu, di dunia paralel dimensi yang lain) harus menderita kebangkrutan karena setelah buka bisnis, hanya nunggu pelanggan datang.
Ga bisa gitu, men! Kita yang harus kejar pelanggan. kita yang harus pastikan merika tau kalau bisnis kita itu "ada".
Di studi kasus kedua Si B menggunakan sisa Rp. 300.000 terakhirnya dimaksimalkan untuk digital marketing. Ini sangat penting dilakukan. Terlebih untuk kamu yang sudah terlanjur habis modal karena buat buka bisnis dilokasi pinggir jalan yang rame. Ga mau kan penghasilan kalian dari pekerjaan utama malah habis untuk nutupi ember bocor satu ini.
Pelajarannya adalah, Jangan berkecil hati meski anda hanya memiliki modal tak seberapa. Namun "traffic" itu bisa anda "kejar". Dan jika bisnis anda sudah profit, "traffic" itu bahkan bisa anda "beli".
Membangun bisnis di lokasi strategis bukan semata-mata soal membuka bisnis yang ramai dilihat orang. Namun dimana bisnis anda bisa di saksikan oleh banyak orang.
SUMBER
REKOMENDASI HOT THREAD
Quote:
thread ane yang lain :
BOOMING! SCARR Pomade pewarna rambut instan asli dari Indonesia
Tips menemukan ide bisnis
Di China, Ukuran buah dan sayur sangat gak lazim gan!
Menuju Era Baru Kepemilikan Mobil. Ini yang akan terjadi!
BOOMING! SCARR Pomade pewarna rambut instan asli dari Indonesia
Tips menemukan ide bisnis
Di China, Ukuran buah dan sayur sangat gak lazim gan!
Menuju Era Baru Kepemilikan Mobil. Ini yang akan terjadi!