Apa yang saya paling kagumi dari pemerintah Jokowi?
Di Jaman Jokowi, ada Uber, Grab, dan Gojek.
Wait a minute.
Itu kan bukan program pemerintah.
Itu kan swasta.
Tapi mengapa saya senang sekali dengan pemerintah Jokowi karena itu?
Pertama tama, kita harus melihat realita.
Sekarang kita bisa menilpon kemanapun dengan murah melalui whatsapp, dan skype. Kita bisa beli HP xiaomi yang murah dan berkualitas tinggi. Harga komputer dan peralatan electronic makin murah.
Itu semua memang bukan program pemerintah. Itu semua terjadi dengan sendirinya dalam mekanisme pasar.
Pemerintah hanya mengijinkan dan melindungi.
Pemerintah yang baik tidak memerintah. Hampir tidak berbuat apa apa. Pemerintah hanya menyelaraskan kepentingan setiap dari kita pada produktivitas dan itu jalan.
Lihat kembali Uber, Grab, dan Gojek.
Mentri Jonan bilang itu dilarang karena melanggar aturan dan ijinnya tidak ada. Bla bla bla bla bla bla bla bla
Untung Pak Dhe waras. Tetap ijinkan.
Lihat?
Pemerintah itu seperti itu.
Uber, grab, gojek tidak memaksakan produk mereka ke orang lain. Tidak menipu customer. Banyak perusahaan menjual produk mereka dengan cara yang kalo toh bukan penipuan effectnya sama seperti penipuan malah hidup.
Uber, grab, dan gojek adalah perusahaan baik yang memang memberi nilai tambah bagi konsumen.
Coba kalo presidennya bukan Pak Dhe? Misal si Wowo. Apa akan diijinkan juga? Ya saya tidak tahu. Wowo jadi gubernur saja belum.
Si Anies menyegel pantai reklamasi. Saya bingung. Apa pengembang pantai itu menipu konsumen? Apa mereka maksa? Apa? Kok masalah perijinan lagi. Ini namanya pasar sudah ngatur bagus, pemerintah malah menjegal kemajuan pasar.
Seharusnya reklamasi itu dianjurkan. Harga tanah di Jakarta sudah 15 juta semeter per segi. Ya wajar kita perlu banyak pulau. Lalu tanpa mengeluarkan uang sepeser pun, tanpa APBD, malah dapet duit, ada pengusaha mau reklamasi. Kurang apa coba?
Tapi seperti majoritas politikus di dunia, pemerintah hanya menghambat menghambat dan menghambat. Itu mengapa negara nggak maju maju.
Masih ingat saya waktu jaman voice over IP. Pemerintah melarang kartu kartu yang memungkinkan interlokal murah. Gimana? Ada technology canggih malah dilarang. Saya murka sekali. Marah. Jijik. Saya bayar pajak hanya untuk ditindas.
Tapi kemudian ada Skype. Akhirnya? Ya saya pakai skype saja. Pemerintah juga tidak bisa larang. Lalu bagaimana dengan larangan interlokal murah? Nggak kedengeran lagi kan. Kalau jalan keluar hanya 1 pintu, pintu itu di block. Begitu jalan keluar ada 2, 3, 4, percuma lah pemerintah memblock.
Selain uber, grab, dan gojek, apa lagi yang saya kagumi dari Pak Dhe?
Sederhana.
Ya. Penyederhanaan ijin. Memang itu yang harus dilakukan pemerintah. Sukur sukur di masa depan nanti, untuk majoritas bisnis yang sudah terbukti tidak melanggar hak siapa siapa, tidak perlu ijin lagi. Pengusaha kecil bisa coba. Gagal ya coba lagi. Jalan, dan nggak ada ijin, ya ditegur baik baik urus. Udah.
Apa yang saya masih kecewa dengan Pak Dhe?
Saya masih mendengar orang barangnya disita karena menjual langsung ke pabrik. Ini pasti permainan. Saya mendengar orang barang disita karena memindahkan ayam tanpa ijin. Orang itu bilang dia tidak tau perlu ijin. Memang kita lagi ada wabah Ayam? Kalo tidak emergency harusnya dikasih peringatan saja. Polisi bisa sita sita itu nanti bisa memeras.
Saya dengar orang mengaku diperas oleh satpol PP malah dituntut pencemaran nama baik. Padahal yang minta THR mengatas namakan satpol PP itu yang seharusnya diselidiki.
Banyak yang saya kagumi dari Pak Dhe mungkin bukan pekerjaan Pak Dhe langsung. Pak Dhe kan bukan yang bikin uber.
Begitu juga banyak yang saya kecewa dari Pak Dhe, mungkin bukan salah Pak Dhe. Itu oknum polisi memeras.
Tapi sedikit banyak itu terjadi karena kepemimpinan Pak Dhe. Kalo presidennya lain, belum tentu seperti ini. Bisa lebih bagus, bisa lebih gawat. Dan so far, dari alternative yang ada, saya prefer Pak Dhe dari presiden sebelumnya. Apa lagi dari wowo yang policynya saya belum tau.
Pemerintah yang baik tidak perlu berbuat banyak. Hanya perlu mempermudah perijinan, melindungi warga kita. Sisanya pasar ngatur sendiri.
Dan sedikit banyak, Pak Dhe melakukan ini dengan baik.