Sekarang ini peminat ban tubless sedang ramai peminat nih, agan termasuk yang make ban tubles gak?
:cystg
Kalo iya, kira-kira udah berapa kali ban tubles agan bocor terus ditambal?
:bingung
Agan tau gak, sebenarnya berapakali batas maksimal penambalan ban?. Gak cuma itu, agan juga tau gak efeknya kalo keseringan menambal bantubles?
:matabelo
Spoiler for Gambar:
Ilustrasi ban tubeless motor yang sedang ditambal. | wk1003mike /Shutterstock
Quote:
Jenis ban tubeless(ban tanpa ban dalam) belakangan ini menjadi pilihan banyak pengguna sepeda motor. Saat ini pun sudah banyak pabrikan yang menjadikan ban jenis ini sebagai kelengkapan standar OEM (original equipment manufacturing) pada motor produksi terbaru mereka.
Alasannya, mengutip Otosia, ban jenis ini lebih aman dan nyaman saat motor melakukan manuver, serta menapak lebih maksimal pada permukaan aspal.
Soal harga, ban jenis ini pun dibanderol kian terjangkau saat ini. Anda dapat menemukannya di toko ban manapun, bahkan di bengkel pinggir jalan. Walau demikian, ada beberapa jenis dan merek ban tubeless yang tak murah, terutama yang biasa dipergunakan motor jenis sport atau untuk aktivitas balap.
Hal yang membuat ban ini kerap menjadi pilihan pemotor untuk mendukung aktivitas komuter harian, terletak pada fungsionalnya yang tak mudah kempis ketika mendadak terkena paku saat motor tengah melaju.
Umumnya pengendara tak akan langsung merasakan ketika ban tubeless motornya kempis, karena tak merasa kehilangan keseimbangan. Berbeda ketika ban tube type(ban dengan ban dalam) yang terkena paku. Ia akan langsung kempis dan bisa membahayakan pengendara motor.
Sama seperti ban dengan ban dalam, ban tubeless juga bisa ditambal jika tertusuk sesuatu, seperti paku. Namun, pengguna ban jenis ini disarankan untuk tidak menambalnya berulang-ulang, sebab membuat ban tersebut rawan pecah.
Training and Product Evaluation Department Manager PT Bridgestone Tire Indonesia Deni Arief Pribadi mengatakan bahwa sebuah ban tubeless bisa ditambal maksimal empat kali.
"Kalau dilihat pada ban, itu ada empat kuadran. Paling tidak di setiap kuadrannya ditambal satu lubang," kata Deni saat diwawancara Kompas.com di pabrik ban Bridgestone.
Pada saat rusak terkena paku, sambungnya, casing atau benang yang ada pada lapisan ban bisa putus. Sehingga jika terus menerus dibiarkan, karet akan mengembang dan pecah.
"Makanya satu lubang tidak boleh ditambal dua kali. Karena bisa expand dan pecah," sarannya.
Sementara Product Development Specialist PT GT Radial Dodi Yanto punya pendapat berbeda. Ia mengatakan bahwa tidak ada batasan maksimal berapa kali ban tubeless masih bisa ditambal.
Namun ia menyebut area yang rusak tidak boleh terlalu besar diameternya, dan jarak antarlubang juga tidak berdekatan.
"Tapi kalau benda asing yang merusak bannya gede dan setelah ditambel masih bocor, sebaiknya ban diganti. Karena konstruksi di dalam ban terdiri atas rangkaian benang nylon. Jadi pada saat ditusuk pakai jarum untuk nambal, karet tambalannya itu sudah merusak tatanan konstruksi di area itu," papar Dodi.
Meski tambal ban menjadi solusi, Asisten Manajer Technical Training PT Daya Adicipta Motora (DAM)--distributor sepeda motor Honda Jawa Barat Ade Rohman mengatakan, ban tubeless yang telah ditambal tentunya akan mengurangi rasa nyaman ketika berkendara.
"Intinya, jika ban sudah ditambal akan mengurangi kenyamanan pengendara," katanya pada Viva.co.id. Soal seberapa banyak batasan untuk menambal ban, Ade mengatakan bahwa terkait hal itu tak ada dalam aturan resmi, atau pakem khusus.
Satu-satunya cara untuk mengetahuinya, menurutnya, adalah dengan merasakan secara langsung ketika motor dikendarai. Apabila ban terasa tidak nyaman digunakan, maka disarankan untuk segera diganti.
Saat ini pun tak sedikit para pengguna motor yang menyuntikkan cairan anti bocor pada ban tubeless mereka. Walau sebagian merasa efektif, namun tak sedikit pakar yang tak menyarankan melakukan hal itu.
Selain terkena paku, seperti dijabarkan Motorplus, ada empat hal yang dapat menyebabkan ban tubeless kerap kempis atau tak nyaman saat digunakan.
Pertama adalah karet pentil ban yang sudah getas atau keras. Ini berpotensi mengakibatkan kebocoran angin pada ban. Kemudian kurang presisinya pemasangan dinding ban dan pelek yang menyebabkan angin dari dalam ban mudah keluar.
Selanjutnya, pelek yang penyok pada bagian sisi penyangga bibir ban juga menyebabkan ban tubeless kerap kempes. Dan yang terakhir adalah soal penambalan ban terkait jumlah lubang, diameter tambalan, dll.
Nah, sekarang agan tau dong. Walau ban tubles dibikin dari bahan yang lumayan moderen, ternyata ban tubles juga mempunya batasan.
:1thumbup
Agar terhindar dari segala jenis kerugian yang disebabkan ban tubles, kalo keadaannya emang kurang baik dan saat dipakai kurang nyaman, ada baiknya kita menggantinya kalo emang ada rejeki lebih
:2thumbup
Quote:
:hn Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :toast