Ingat ! Jangan Pernah Memberikan Kode Verifikasi Kepada Penelpon Yang Memintanya

Era digital sekarang semakin berkembang. Berbagai aplikasi online yang bisa menunjang kemudahan pemenuhan kebutuhan kegiatan kita setiap hari bermunculan. Mulai dari aplikasi perpesanan, sosial media, finansial teknologi ( fintec ) hingga ke fasilitas angkutan dan belanja kebutuhan sehari hari pun, kini bermunculan.
Quote:

Pertumbuhan kemajuan teknologi dan informasi ini, turut pula membuat oknum tertentu yang sudah kecanduan beroperasi di bidang penipuan dan penyalah guna teknologi komunikasi beraksi. Autentikasi dua faktor ( OTP = One time password), yang seharusnya di jadikan langkah pengamanan bagi berbagai fasilitas online yang kita gunakan sering di manfaatkan oleh oknum tersebut, dengan berbagai modus. Mulai dari modus SMS salah sasaran hingga iming iming hadiah di lakoni mereka. Singkatnya, mereka yang modus meminta kita menyebutkan angka angka rahasia, yang masuk melalui SMS ke nomor selular yang kita miliki.
Quote:

Ada kalanya kita tidak melakukan transaksi dari badan finansial manapun. Namun kok tiba tiba saja ada kode verifikasi masuk. Tak lama berselang lalu ada orang yang menelpon bilang sudah salah transfer ke rekening kita. Nah, bila kita ternyata tidak ada sangkut pautnya dengan bank atau badan keuangan yang di maksudkan di penelpon, matikan saja telepon dan tak perlu di layani. Blokir saja jika masih mengganggu. Dan jangan pernah mau mengikuti perintah si penelpon, walaupun si penelpon marah dan mengancam atau kadang kala merengek minta di kasihani.

Ini adalah modus, yang di antara kita pasti sudah bisa menciumnya. Namun para saudara kita, yang masih minim pengetahuan soal teknologi informasi sering kena dengan modus serupa ini. Apalagi si penelpon nampaknya bukan orang sembarangan dalam hal ini. Mereka sepertinya adalah orang orang yang sudah mahir di bidang modus serupa ini.
Quote:

Iming iming hadiah, transfer dana berlimpah, bonus pulsa atau kuota internet dan ragam hal yang bisa membuat kita terlena sering di tebar. Tujuan utamanya adalah hanya semata tipu daya.

Setiap ada kode verifikasi masuk, artinya nomor selular kita sedang di gunakan untuk suatu layanan atau aplikasi. Indah itu layanan perbankan, perpesanan, sosial media dan aneka aplikasi lainnya. Bila kita memang menggunakan aplikasi tersebut, biasanya aplikasi atau layanan customer servis, tak pernah menelpon dan meminta kita untuk menyebutkan angka yang masuk via SMS atau telepon. Kode verifikasi umumnya di masukan langsung pada website, aplikasi dan layangan mobile yang ada.
Quote:

Contohnya : dalam verifikasi akun Kaskus ini, website Kaskus mengirimkan kode verifikasi. Untuk memverifikasi identitas kita, kode kode yang di dapat via SMS atau tlp tersebut harus di masukan ke dalam kolom yang tersedia. Bukan di sebutkan kepada penelpon yang memintanya. Jika kita sebutkan, padahal nomor handphone kita tidak di gunakan untuk akun Kaskus, artinya; ada pihak lain yang menggunakan nomor telepon kita untuk hal tersebut.
Quote:

Ketika kode verifikasi sudah di sebutkan dan di berikan kepada si penelpon, maka si penelpon akan punya akun Kaskus yang bisa di gunakan ya untuk berbagai keperluan. Akun yang mereka gunakan adalah akun dengan identitas nomor telepon kita. Jadi mereka bebas bertindak dan akibatnya bisa kita yang kena. Yang berbahayanya, bila akun tersebut ternyata di gunakan untuk berbagai transaksi dan keperluan mereka, yang ternyata terjadi indikasi pelanggaran hukum. Mereka pakai untuk penipuan misalanya, ini gawat gan. Korban penipuan bisa mengejar kita untuk meminta pertanggungjawaban. Padahal bukan kita pelakunya.

Satu contoh sederhana yang sudah TS sebut tadi merupakan gambaran yang bisa saja terjadi. Ragam aplikasi perpesanan dan sosial media seperti WhatsApp, telegram, line, WeChat, Facebook, Twitter dan sejenisnya bisa juga ada modus serupa itu. Berdasarkan pengalaman pribadi, beberapa kali hal serupa ini terjadi.

Penelpon biasanya memakai modus iming iming hingga ke cerita salah kirim kode, dengan cerita yang sangat mengharukan pernah di dapat. Jangan pernah menyebutkan kode apapun yang masuk kedalam SMS atau telepon kita kepada orang lain. Apalagi tak kita kenal. Itulah yang mesti di lakukan.
Quote:

Pengalaman ane, dari yang meminta sambil marah marah, hingga memelas dan minta di kasihani juga pernah terjadi. Bahkan sampai ada penelepon yang ngotot dengan berbagai alasan, akhirnya ane minta untuk bertemu di kantor Polsek terdekat, namun penelpon langsung menutup telepon nya.

Padahal, kalo memang salah kirim kode transaksi perbankan misalnya, kan lebih aman bila kita memberikannya di kantor pihak yang berwajib. Tentunya mereka harus membawa bukti valid dan kita berikan kode yang menurut mereka salah kirim, dengan saksi pihak berwajib. Kalo ada apa apa kan ada saksinya. Namun karena menurut TS hal serupa itu cuma modus, jadi mereka :ngacir: menutup telepon nya.

Untuk sementara sekian ulasan dari ane seputar modus kode verifikasi telepon dan SMS ini

Sampai jumpa di lain suasana

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel