Miris! 4 Pertanyaan 'Ajaib' Berita TV Ini Bikin Naik Pitam, No 3 Hanya Membual
Dunia berita yang sering kita saksikan di layar kaca kerap sekali mengundang seorang narasumber sebagai orang yang bertugas memberi informasi dan seorang reporter yang bertugas sebagai orang yang menggali informasi secara mendalam.
Lumrahnya dalam dunia jurnalistik, wawancara adalah satu-satunya cara untuk menggali informasi atas apa yang terjadi. Namun kenyataan hari ini yang kita lihat adalah, seorang wartawan atau jurnalistik tak ubahnya seperti ketupat diwaktu lebaran.
Bagaimana tidak, seorang jurnalistik televisi hari ini kerap sekali melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak substansial. Contohnya dengan 4 pertanyaan ajaib berikut ini yang sama sekali tidak patut ditanyakan dalam dunia jurnalistik.
#1 Pertanyaan Framing
"Referensi pihak ketiga"
Framing sering sekali diartikan sebagai analisa media atas suat peristiwa. Ini merupakan ciri lain dari dunia jurnalistik yang memaksakan kehendakanya atau analisanya sebagai satu kebenaran yang belum teruji. Hal ini sangat bahaya karena akan menimbulkan persepsi ditengah masyarakat.
Contoh pertanyaan framing bisa anda saksikan di acara berita Kompas TV beberapa waktu yang lalu terkait berita perampokan. Dimana sang jurnalis justru bertanya dengan kecendrungan menanamkan asumsinya sebagai satu kebenaran.
"Ada CCTV disana yang rusak. Apakah ini bisa menyiratkan salah satu petunjuk, bahwa ini dilakukan dengan sengaja memang." Ujar Reporter
#2 Pertanyaan Irelevan
"Referensi pihak ketiga"
Sebagaimana namanya, irelevan adalah satu konteks yang tidak berkaitan langsung dengan satu peristiwa. Dan mirisnya hari ini adalah banyak sekali pihak televisi mewawancari seorang narasumber yang tidak mengerti betul akar dari permasalahan. Sehingga berita yang dihasilkan mengambang dan tidak informatif.
#3 Pertanyaan Klise
Referensi pihak ketiga
Ini adalah salah satu pertanyaan yang bikin siapa saja naik pitam.
" Apakah ada firasat sebelumnya untuk anak ibu dan suami ibu?"
Pertanyaan diatas diajukan terkait insiden perampokan yang menewaskan 6 orang. Sekarang coba renungkan kalimat ini, apa pentingnya bagi penonton mengetahui persoalan firasat daripada kematian seorang korban?
#4 Victim Blaming
"Referensi pihak ketiga"
Ini merupakan satu hal yang sangat dipantangkan dalam dunia jurnalistik. Pasalnya hal ini dapat mengorbankan psikologis sang korban. Namun faktanya hari ini adalah banyak sekali seorang reporter yang justru melakukan wawancara Victim Blaming.
Coba perhatikan wawancara reporter terkait insiden perampokan!
" Memangkan pak Dodi semasa hidupnya terkenal sebagai pribadi yang tertutup. Sehingga menimbulkan kecemburuan sosial bagi warga sekitarnya. Apakah itu ada indikasi hingga terjadi perampokan?"
Apa yang anda tangkap dari hasil pertanyaan reporter diatas? Ya pertanyaan tersebut memojokkan korban dan seolah-olah korbanlah yang bersalah.
Refrensi : www.youtube.com/watch?v=H4tsh14fO8g