Perjuangan Ane Mengubah Pertemanan Toksik Menjadi Pertemanan Sehat
Friday, June 29, 2018
---*******---
Dulu, sewaktu semester-semester awal kuliah, ane mempunyai seorang teman, kita sebut saja Udin. Pada awalnya, karena sama-sama peminat anime dan game, ane dan Udin cepat akrab. Namun, seiring bertambah eratnya pertemanan kami, ane mulai merasa tidak nyaman dan tidak menyukai keberadaannya. Ada beberapa alasan yang membuat ane merasa demikian.
Yang pertama, ego bicaranya yang terlalu tinggi. Dia seringkali memotong pembicaraan ane ketika ane sedang menceritakan sesuatu lalu mengganti topik pembicaraan menjadi topik yang dia ingin bicarakan.
Yang kedua, ketika sedang dalam kelas, dia sering sekali meminjam laptop ane untuk membaca ebook. Suatu saat ane bertanya "Din, lu nggak bawa laptop sendiri aja biar di kelas lebih gampang belajarnya?". Udin pun menjawab "Nggak ah berat, rumah gw kan lumayan jauh, nggak kayak lu yang ngekos" Ane balas lagi "Tapi kalau satu laptop berdua nggak enak. Kalau lu emang nggak punya laptop gapapa deh gw pinjemin. Kalau ada mending lu bawa sendiri biar kita sama-sama enak". Udin menjawab lagi "Tapi kan berat di jalan, emangnya lu mau tanggungjawab kalau gw kenapa-napa". Ane langsung terdiam. Pada waktu itu, rasanya mau meledak mendengar perkataan dia barusan. :marah Untungnya ane masih bisa menahan rasa kesal tersebut dalam hati.
Yang ketiga, dia sering mampir ke kosan ane dan melakukan hal-hal yang tidak ane senangi. Misalnya langsung tiduran di ranjang ane ketika dia masih berkeringat dan masih memakai kaus kaki. Lalu pernah sekali kakinya nangkring di atas meja tempat ane memakai laptop, lalu kaos kakinya pun mengelap tangan ane yang sedang memegang mouse. Untuk yang satu itu, ane cukup kesal sehingga langsung ane tegur.
Yang keempat, dia sering meminjam hp ane untuk browsing. Namun, ketika ane mau meminjam hp-nya, dia jarang sekali mau mengizinkannya.
Karena sebab-sebab di atas, ane pun mencoba menjauhinya. Ane merasa hubungan pertemanan kita sudah tidak sehat dan sebaiknya tidak dilanjutkan. Namun hal tersebut sangat sulit dilakukan karena dia ngintil terus ke ane. Ngeri rasanya membayangkan keberadaan dia yang bisa membuat ane bad mood seharian. Mungkin ini yang dinamakan Udinphobia.
Oleh karena itu, ane mulai membuat rencana untuk membuat Udin tidak mengintil dan bergantung terus ke ane. Rencana-rencana tersebut akan ane bahas dalam bentuk poin-poin di bawah :
Quote:
Nah, sejak plan X dieksekusi, Udin udah nggak pernah ke kosan ane lagi.
Pas ke kampus, dia juga mulai bawa laptop sendiri dan menjaga jarak dengan ane.
Saat waktu luang, kami tetap bisa akrab dan bercanda seperti biasa.
Dan sekarang si Udin memiliki sifat yang menurut ane lebih respectable dan pergaulan dia kini sedikit lebih luas.
Happy Ending gan :D
Nah itulah pengalaman ane mengubah pertemanan yang toksik menjadi pertemanan yang sehat.
Sampai saat ini, ane merasa hal ini sebagai salah satu keberhasilan terbesar dalam hidup ane.
Bangga rasanya bisa mengubah sifat orang mnejadi lebih baik hehe.
Mungkin bagi agan-agan yang punya pengalaman serupa dan ingin sharing disini, monggo komennya.
Quote:
Quote: