Bulan ini warga di 171 daerah menggelar pemungutan suara secara serentak untuk memilih kepala daerah. Pilkada 2018 serentak menjadi yang terbesar karena lebih dari 70 persen pemilih nasional ikut mengikuti pesta demokrasi ini. Pilkada ini juga diikuti oleh 567 pasangan calon dengan 16 pasangan calon melawan kotak kosong.
Quote:
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya banyak kejutan dalam Pilkada kali. "Dalam sejumlah lembaga survei di Pilkada Jabar, diperkirakan Deddy-Dedi akan bersaing dengan Ridwan Kamil-UU, tapi justru 2D ini masuk ke peringat ke-3," katanya.
Terus, apa yang bisa kita pelajari dari Pilkada Tahun Ini? Inget, duit triliunan hasil pajak yang tiap tahun kita bayar dipake buat PESTA GAN! PESTA DEMOKRASI. Nih:
Spoiler for Kejutan Pilkada:

Quote:
Hari ini warga di 171 daerah menggelar pemungutan suara secara serentak untuk memilih kepala daerah. Pilkada 2018 serentak menjadi yang terbesar karena lebih dari 70 persen pemilih nasional ikut mengikuti pesta demokrasi ini. Pilkada ini juga diikuti oleh 567 pasangan calon dengan 16 pasangan calon melawan kotak kosong.
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya banyak kejutan dalam Pilkada kali. "Dalam sejumlah lembaga survei di Pilkada Jabar, diperkirakan Deddy-Dedi akan bersaing dengan Ridwan Kamil-UU, tapi justru 2D ini masuk ke peringat ke-3," katanya.
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya banyak kejutan dalam Pilkada kali. "Dalam sejumlah lembaga survei di Pilkada Jabar, diperkirakan Deddy-Dedi akan bersaing dengan Ridwan Kamil-UU, tapi justru 2D ini masuk ke peringat ke-3," katanya.
Spoiler for Siapa Juara Pilkada, Partai Mana yang Berkuasa?:

Quote:
Wakil Ketua Gerindra, Fadli Zon mengakui banyak kejutan dalam Pilkada 2018. Di antaranya, soal prediksi-prediksi yang dilakukan oleh lembaga survei. "Dari survei selama ini rendah, tapi ini di atas ekspektasi survei itu," katanya.
Selain itu, Fadli Zon juga mengapresiasi Pilkada kali ini berjalan sesuai harapan, tanpa ada persoalan keamanan. "Dalam kontestasi sudah pasti ada yang menang dan kalah," katanya.
Sementara itu, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya bisa memenangkan lebih dari setengah Pilkada 2018. "Tapi intinya persoalan pilkada serentak lebih pada elit, rakyat mampu memberikan kematangan. Yang sangat mengejutkan itu di Kota Makassar, itu pertama kalinya kotak kosong menang," katanya.
Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid melihat adanya perubahan penilaian masyarakat terhadap pemimpin daerah. Dia mencontohkan, Pilkada di NTB, pasangan Zul-Rohmi unggul hitung cepat. "Di NTB, kader kami menang. Itu kejutan. Dulu gubernurnya selalu dari Lombok, tapi Pak Zul ini dari Sumbawa. Menurut saya, warga Indonesia sudah mempertimbangkan soal ke Indonesian," katanya.
Selain itu, Fadli Zon juga mengapresiasi Pilkada kali ini berjalan sesuai harapan, tanpa ada persoalan keamanan. "Dalam kontestasi sudah pasti ada yang menang dan kalah," katanya.
Sementara itu, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya bisa memenangkan lebih dari setengah Pilkada 2018. "Tapi intinya persoalan pilkada serentak lebih pada elit, rakyat mampu memberikan kematangan. Yang sangat mengejutkan itu di Kota Makassar, itu pertama kalinya kotak kosong menang," katanya.
Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid melihat adanya perubahan penilaian masyarakat terhadap pemimpin daerah. Dia mencontohkan, Pilkada di NTB, pasangan Zul-Rohmi unggul hitung cepat. "Di NTB, kader kami menang. Itu kejutan. Dulu gubernurnya selalu dari Lombok, tapi Pak Zul ini dari Sumbawa. Menurut saya, warga Indonesia sudah mempertimbangkan soal ke Indonesian," katanya.
Spoiler for Udah Juara Pilkada, Masih Curhat:

Quote:
Pilkada Jawa Tengah tak bisa disepelekan lantaran wilayah ini memiliki 27 juta pemilih tetap atau setara 14,4 persen suara nasional. Dalam Pilkada Jateng, pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin unggul dalam hitung cepat.
Ketika Mata Najwa bertanya tentang apakah nanti akan mengganti Presiden pada 2019, Ganjar menjawab, "Saya orang Jateng, Jokowi orang Jateng. Jadi nggak mungkin ganti presiden," kata sambil sumringah.
Ganjar sempat curhat, bahwa H-1 menjelang pemungutan suara terus berjaga-jaga kantong suara. Dalam pernyataannya, calon petahana ini mengucapkan salut kepada saingannya Sudirman Said-Ida Fauziyah. "Dinamikanya luar biasa, pihak tanding saya: bagus. Itu bisa mencuri kantong suara yang kita jaga. Ini sudah kita awasi. Menaikkan, isu dan mempengaruhi pemilih," katanya.
Di Pilkada lainnya, Jawa Barat, Ridwan Kamil-UU Ruzhanul Ulum unggul dalam hitung cepat. Ridwan Kamil mengucapkan hormat kepada rivalnya, TB Hasanuddin yang memberikan selamat kepada dirinya. "Pak TB sangat ksatria, saya sangat hormat. Di depan wartawan memberikan selamat," katanya.
Ia juga mengapresiasi penyelenggara pemilu, sehingga pesta demokrasi di daerah dengan jumlah pemilih lebih dari 30 juta ini berlangsung lancar. "Terima kasih kepada KPU, Bawaslu dan Kepolisian," katanya.
Ketika Mata Najwa bertanya tentang arah dukungan di Pilpres 2019, Ridwan hanya menjawab singkat, "Saya mengikuti koalisi dan dari arah koalisi mendukung pemerintah," katanya.
"Gara-gara pertanyaan (Najwa Shihab-red) itu, suara saya sedikit turun," kata Ridwan berkelakar.
Ketika Mata Najwa bertanya tentang apakah nanti akan mengganti Presiden pada 2019, Ganjar menjawab, "Saya orang Jateng, Jokowi orang Jateng. Jadi nggak mungkin ganti presiden," kata sambil sumringah.
Ganjar sempat curhat, bahwa H-1 menjelang pemungutan suara terus berjaga-jaga kantong suara. Dalam pernyataannya, calon petahana ini mengucapkan salut kepada saingannya Sudirman Said-Ida Fauziyah. "Dinamikanya luar biasa, pihak tanding saya: bagus. Itu bisa mencuri kantong suara yang kita jaga. Ini sudah kita awasi. Menaikkan, isu dan mempengaruhi pemilih," katanya.
Di Pilkada lainnya, Jawa Barat, Ridwan Kamil-UU Ruzhanul Ulum unggul dalam hitung cepat. Ridwan Kamil mengucapkan hormat kepada rivalnya, TB Hasanuddin yang memberikan selamat kepada dirinya. "Pak TB sangat ksatria, saya sangat hormat. Di depan wartawan memberikan selamat," katanya.
Ia juga mengapresiasi penyelenggara pemilu, sehingga pesta demokrasi di daerah dengan jumlah pemilih lebih dari 30 juta ini berlangsung lancar. "Terima kasih kepada KPU, Bawaslu dan Kepolisian," katanya.
Ketika Mata Najwa bertanya tentang arah dukungan di Pilpres 2019, Ridwan hanya menjawab singkat, "Saya mengikuti koalisi dan dari arah koalisi mendukung pemerintah," katanya.
"Gara-gara pertanyaan (Najwa Shihab-red) itu, suara saya sedikit turun," kata Ridwan berkelakar.
Spoiler for Oposisi di Pusat, Koalisi di Daerah:

Quote:
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Viva Yoga mengklaim partainya menyapu bersih kemenangan di sejumlah daerah. Sumut 100 persen koalisi PAN menang semua, Lampung, Sumsel kita sapu bersih," katanya.
Koalisi di pilkada sangat cair. Menurut Viva konfigurasi di daerah sangat berbeda dengan pusat. "Itu menunjukkan bahwa koalisi di pusat tidak selalu berbanding lurus, karena punya konfigurasinya sendiri," katanya.
Tapi menurutnya, kemenangan pilkada ini sangat dipengaruhi tiga hal, "Untuk kemenangan pilkada, itu harus ada figur, mesin parpol dan tim relawan," katanya.
Di sisi lain, Partai Demokrat mengklaim kemenangan di Pilkada tingkat provinsi hingga 40 persen. "Saya melihat bagus untuk semuanya, ini bisa menggambarkan pilpres yang akan datang," kata Wakil Ketua Umum Demokrat, Syarief Hasan.
Koalisi di pilkada sangat cair. Menurut Viva konfigurasi di daerah sangat berbeda dengan pusat. "Itu menunjukkan bahwa koalisi di pusat tidak selalu berbanding lurus, karena punya konfigurasinya sendiri," katanya.
Tapi menurutnya, kemenangan pilkada ini sangat dipengaruhi tiga hal, "Untuk kemenangan pilkada, itu harus ada figur, mesin parpol dan tim relawan," katanya.
Di sisi lain, Partai Demokrat mengklaim kemenangan di Pilkada tingkat provinsi hingga 40 persen. "Saya melihat bagus untuk semuanya, ini bisa menggambarkan pilpres yang akan datang," kata Wakil Ketua Umum Demokrat, Syarief Hasan.
Spoiler for Pilkada Rasa Pilpres:

Quote:
Meskipun koalisi parpol sangat cair di daerah, partisipasi pilkada tidak menentukan pilpres 2019 mendatang. Menurut Direktur Program SMRC, Sirojudin Abbas menilai pemilih dalam Pilkada tidak akan menjamin kemenangan di Pilpres 2019. "Dalam Pilkada saat ini ada kecenderungan diskoneksi antara pemilih dan elit," katanya.
Lebih lanjut, Sirojudin Abbas mengatakan, tidak ada pemisahan yang jelas antara koalisi di pusat dan daerah. "Dari sisi partai politik kita tidak melihat pemisahan yang jelas antara koalisi di pusat dan koalisi di daerah," katanya.
Dalam hal pemilihan, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto mengakui tingkat loyalitas pemilih terhadap parpol di pelbagai daerah berbeda-beda. Misalnya pemilih PDI Perjuangan. "Pemilih di Sumut, loyalitasnya tinggi. Tapi di Jabar dan Jatim, rendah," katanya.
Meski demikian, PDI Perjuangan masih optimistis bisa punya suara besar di Pilpres 2019. "Militansi masih sangat kuat dan itu terukur," katanya.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon mengakui hubungan pemilih Pilkada dengan Pilpres akan berbeda. Cuma ia mencatat adanya faktor ketokohan yang bisa memenangkan pemilu. "Jadi buat Gerindra, kita diarahkan untuk menghadapi 2019," katanya.
Dalam hal ini Gerindra unggul di wilayah dengan kantong pemilih terbesar, Jawa Barat.
Penilaian senada disampaikan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid. "Ketokohan berpengaruh juga kompetitornya. Tapi kami sudah maksimal di Jabar yang selama ini memang dipegang PKS selama dua periode," katanya
Lebih lanjut, Sirojudin Abbas mengatakan, tidak ada pemisahan yang jelas antara koalisi di pusat dan daerah. "Dari sisi partai politik kita tidak melihat pemisahan yang jelas antara koalisi di pusat dan koalisi di daerah," katanya.
Dalam hal pemilihan, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto mengakui tingkat loyalitas pemilih terhadap parpol di pelbagai daerah berbeda-beda. Misalnya pemilih PDI Perjuangan. "Pemilih di Sumut, loyalitasnya tinggi. Tapi di Jabar dan Jatim, rendah," katanya.
Meski demikian, PDI Perjuangan masih optimistis bisa punya suara besar di Pilpres 2019. "Militansi masih sangat kuat dan itu terukur," katanya.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon mengakui hubungan pemilih Pilkada dengan Pilpres akan berbeda. Cuma ia mencatat adanya faktor ketokohan yang bisa memenangkan pemilu. "Jadi buat Gerindra, kita diarahkan untuk menghadapi 2019," katanya.
Dalam hal ini Gerindra unggul di wilayah dengan kantong pemilih terbesar, Jawa Barat.
Penilaian senada disampaikan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid. "Ketokohan berpengaruh juga kompetitornya. Tapi kami sudah maksimal di Jabar yang selama ini memang dipegang PKS selama dua periode," katanya
RIBUT MULU YA KALO POLITIK.KAPAN KERJANYA? KATA PAK JOKOWI KERJA...KERJA....KERJA. :NGAKAK