Puisi Yang Akan Selalu Ada Dihati (AKU & KOLEKSIKU)
Friday, June 29, 2018
Quote:
PAK TAUFIQ ISMAIL (DENGAN PUISI AKU)
Dengan puisi aku bernyanyi…
Sampai senja umurku nanti..
Dengan puisi aku bercinta…
Berbaur cakrawala…
Dengan puisi aku mengenang…
Keabadian Yang Akan Datang…
Dengan puisi aku menangis…
Jarum waktu bila kejam mengiris..
Dengan puisi aku mengutuk…
Napas jaman yang busuk…
Dengan puisi aku berdoa ..
Perkenankanlah kiranya…
Sampai senja umurku nanti..
Dengan puisi aku bercinta…
Berbaur cakrawala…
Dengan puisi aku mengenang…
Keabadian Yang Akan Datang…
Dengan puisi aku menangis…
Jarum waktu bila kejam mengiris..
Dengan puisi aku mengutuk…
Napas jaman yang busuk…
Dengan puisi aku berdoa ..
Perkenankanlah kiranya…
Quote:
Setiap orang dilahirkan dengan keunikan, kelebihan dan kekurangan masing-masing
Setiap orang juga memiliki hobi dan bakat masing-masing
Menjelang bertambahnya usia, manusia memiliki hal-hal yang disukai bahkan kesukaan tersebut bisa menjadi koleksi yang begitu berharga
Meski barang sederhana jika sudah menjadi barang kesayangan barang itu bisa menjadi begitu istimewa
Seperti ane...
Ane mengkoleksi buku-buku puisi
Karena bagi ane pribadi dengan membaca puisi bisa menumbuhkan minat baca yang tak membosankan
Dengan rangkaian kalimat-kalimat indah bisa membangkitkan semangat hidup
Setiap orang juga memiliki hobi dan bakat masing-masing
Menjelang bertambahnya usia, manusia memiliki hal-hal yang disukai bahkan kesukaan tersebut bisa menjadi koleksi yang begitu berharga
Meski barang sederhana jika sudah menjadi barang kesayangan barang itu bisa menjadi begitu istimewa
Seperti ane...
Ane mengkoleksi buku-buku puisi
Karena bagi ane pribadi dengan membaca puisi bisa menumbuhkan minat baca yang tak membosankan
Dengan rangkaian kalimat-kalimat indah bisa membangkitkan semangat hidup
Quote:
DAN INILAH BEBERAPA KOLEKSI YANG ANE PUNYA
Quote:
Dari sekian buku-buku puisi yang ane punya, ane banyak membaca karya-karya dari para penyair terkenal.. Semisal Pak Taufiq Ismail, Chairil Anwar, Widji Thukul, Pramoedya Ananta Tor, Hamid Jabar, WS Rendra, Emha Ainun Nadjib atau yang lebih dikenal dengan Cak Nun, Supardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri.. Dan masih banyak lagi...
Didalam sebuah karya puisi kita bisa banyak belajar
Belajar tentang apa yang kita rasakan
Puisi bukan cuman sekedar kalimat yang manis
Namun lebih dari itu....
Puisi tidak melulu hanya bercerita tentang dua orang yang kasmaran
Namun puisi lebih luas daripada itu
Puisi tentang hidup, tentang lingkungan, tentang bangsa, tentang Tuhan, tentang apa saja bisa kita tuliskan
Didalam sebuah karya puisi kita bisa banyak belajar
Belajar tentang apa yang kita rasakan
Puisi bukan cuman sekedar kalimat yang manis
Namun lebih dari itu....
Puisi tidak melulu hanya bercerita tentang dua orang yang kasmaran
Namun puisi lebih luas daripada itu
Puisi tentang hidup, tentang lingkungan, tentang bangsa, tentang Tuhan, tentang apa saja bisa kita tuliskan
Quote:
Dengan puisi kita bisa menghidupkan kembali semangat minat baca
Karena puisi adalah bacaan yang begitu mengasyikkan dan tak membosankan
Banyak sekali makna-makna yang terkandung didalamnya
Semua ilmu bisa kita serap dan kita terapkan dalam kehidupan kita
Untuk bekal di masa mendatang
Karena puisi adalah bacaan yang begitu mengasyikkan dan tak membosankan
Banyak sekali makna-makna yang terkandung didalamnya
Semua ilmu bisa kita serap dan kita terapkan dalam kehidupan kita
Untuk bekal di masa mendatang
Quote:
Dari sekian banyak puisi, ane juga punya sebuah puisi yang begitu ane sukai gan, yaitu karya puisi dari Alm WS Rendra yang berjudul MAKNA SEBUAH TITIPAN
Quote:
MAKNA SEBUAH TITIPAN
Sering kali aku berkata,
Ketika orang memuji milikku,
Bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
Bahwa mobilku hanya titipan Nya,
Bahwa rumahku hanya titipan Nya,
Bahwa hartaku hanya titipan Nya,
Bahwa putraku hanya titipan Nya,
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
Mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
Apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh- Nya ?
Ketika diminta kembali,
Kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian,
Kusebut itu sebagai petaka,
Kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah derita
Ketika aku berdoa,
Kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
Aku ingin lebih banyak harta,
Ingin lebih banyak mobil,
Lebih banyak rumah,
Lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
Kutolak kemiskinan,
Seolah "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan Kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusanNya
yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
"Ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja"
Sering kali aku berkata,
Ketika orang memuji milikku,
Bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
Bahwa mobilku hanya titipan Nya,
Bahwa rumahku hanya titipan Nya,
Bahwa hartaku hanya titipan Nya,
Bahwa putraku hanya titipan Nya,
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
Mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
Apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh- Nya ?
Ketika diminta kembali,
Kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian,
Kusebut itu sebagai petaka,
Kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah derita
Ketika aku berdoa,
Kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
Aku ingin lebih banyak harta,
Ingin lebih banyak mobil,
Lebih banyak rumah,
Lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
Kutolak kemiskinan,
Seolah "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan Kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusanNya
yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
"Ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja"